Jakarta -
Tya Ariestya lagi gembira nih, Bun. Suaminya, Irfan Ratinggang, yang jarang kasih hadiah tiba-tiba memberi kejutan dengan memberi hadiah wah berupa mobil. Seneng ya pastinya.
"Speechless! Pitanya gede banget. Kayak mobil-mobil yang di depan bank buat hadiah undian yak. Mau ngomong apa ya?" tulis Tya di Instagram-nya.
[Gambas:Instagram]
Menurut Tya Ariestya, sebenarnya kebahagiaan sesungguhnya itu punya suami yang sayangnya luar biasa sama keluarga lalu pengorbanan dan perhatiannya pun luar biasa untuk keluarga. Nah, di mata Tya Irfan adalah sosok suami seperti itu.
Meski demikian, kata Tya suaminya jarang memberi hadiah.
Tya Ariestya lebih banyak disuruh beli sendiri. Kalau dibilang royal, tidak juga sih. Suaminya memberikan yang Tya mau tapi bukan untuk foya-foya.
Bahkan, dari awal pacaran Tya sudah diajari mandiri sama suaminya. Makan disuruh bayar sendiri-sendiri. Kalau janjian bertemu pun Tya nggak dijemput karena mereka akan jumpa di lokasi tertentu.
Tya melanjutkan, sang suami memang mau cari istri yang nggak merepotkan dan harus saling mendukung saat sudah berkeluarga. Tadinya Tya sempat mengira Irfan pelit. Tapi saat sudah menikah, Tya malah dimanja. Misalnya, makan saja Tya disuapi. Aih, so sweet-nya.
Tya juga bilang, dia mendapat banyak pelajaran dari sang suami. Usia Irfan memang 5 tahun di atas usia Tya. Namun, Tya Ariestya mengaku pemikiran Irfan luar biasa dewasa karena sudah terdidik jadi kepala keluarga.
"I love u, makasih hadiahnya hasil kerja kerasnya. Insyaallah bermanfaat dan semoga rezeki Ayah @irfan_ratinggang berkah selalu. Tapi boleh nyetir dong ya hamil ini??? Plisss pengen," ucap Tya.
Bunda juga begitu dulu dengan Ayah? Memang ya, Bun, selama menikah kita harus saling pengertian. Ayah harus mengalah pada Bunda, begitu juga sebaliknya.
Psikolog klinis dari RS Pluit Jakarta, Rosdiana Setyaningrum MPsi MHPEd mengatakan, sepanjang pernikahan adalah masa sulit karena yang namanya manusia mengalami berbagai macam hal. Kadang terlalu sibuk melakukan pekerjaan dan merasa sudah merasa saling mengetahui urusan masing-masing, pasangan kerap kali lupa kalau mereka harus saling mengusahakan.
Menurut Rosdiana, tahun-tahun awal pernikahan memang masa penyesuaian. Nanti biasanya di 5 tahun, nanti ada lagi 10 tahun. Nah di 20 tahun, nanti ada lagi tuh kalau mereka misalnya menahan pernikahan demi anak-anak.
"Akhirnya sekarang merebak juga tuh tren yang mereka nunggu dua puluh tahun cerai karena nunggu anak-anaknya besar," kata Rosdiana seperti dikutip dari
detikcom.
(nwy/rdn)