HaiBunda

MOM'S LIFE

Bun, Jangan Jadikan Kekerasan sebagai Cara Disiplinkan Anak

Muhajir Arifin   |   HaiBunda

Jumat, 09 Nov 2018 19:29 WIB
Ilustrasi kekerasan pada anak/ Foto: Thinkstock
Pasuruan - Kasus kekerasan pada anak yang makin marak menjadi perhatikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Orang tua harus menyadari bahwa segala bentuk kekerasan pada anak tak bisa dibenarkan, Bun. Setuju?

"Kekerasan pada anak yang terjadi belakangan ini sudah di luar nalar. Ada yang sampai membunuh anak kandung itu sudah di luar akal. Anak-anak tak ada yang minta dilahirkan, kita (orang tua) yang ingin mereka lahir, kenapa diperlakukan kejam," kata Asdep Perlindungan Hak Sipil, Informasi dan Partisipasi Anak Kementerian PPPA, Lies Rosdianty dalam Sosialisasi Hak Sipil dan Informasi Bagi Anak & Literasi Digital untuk Orang Tua Era Milenial, di Hotel Daroessalam, Pasuruan, Jumat (9/11/2018).

Lies mengatakan stigma bahwa kekerasan terhadap anak dilakukan untuk pendidikan kedisiplinan salah kaprah. Ia meminta para orang tua berhenti melakukan kekerasan pada anak.


"Anak-anak tak tahu apa-apa. Mereka tak butuh alasan untuk melakukan aktivitasnya. Kita harus punya kesabaran, perlakukan mereka dengan lembut. Jangan pernah lakukan kekerasan pada anak karena intensitas bertambah dan akan semakin berat. Suatu saat orang tua bisa lepas kendali. Itu yang terjadi pada kasus-kasus kekerasan berat dan kekejaman pada anak," tandas Lies.

Ilustrasi kekerasan terhadap anak/ Foto: Thinkstock
Anggota Komisi VIII DPR, Evi Zainal Abidin, dalam kesempatan yang sama menyoroti kematangan mental para orang tua. Mental orang tua yang labil rentan kehilangan kesabaran sehingga melakukan kekerasan pada anak.



"Sebisa mungkin jauhi pernikahan dini. Pasangan menikah selain siap secara ekonomi juga harus siap secara mental," katanya.

Dikatakan Eva, selain berhak mendapat perlindungan dari kekerasan fisik anak juga berhak berpikir dan berekspresi sesuai tingkat kecerdasannya. Ekspresi anak kadang berlebihan. "Namun orang tua wajib pembimbingnya dengan penuh pengertian. Mereka butuh teman, orang tua harus bisa jadi teman anak," terangnya.

Evi mengungkapkan setiap anak juga berhak mengeluarkan dan didengar pendapatnya serta berhak menerima dan mencari informasi bahkan menyampaikan informasi yang dia dapat.

"Di era milenial ini informasi bisa didapat dari gadget. Tak bisa dipungkiri anak saat ini terbiasa dengan gadget. Tolong awasi, kontrol informasi apa yang mereka dapatkan dari gadget karena apapun bisa didapat dari gadget. Banyak hal-hal buruk terjadi karena informasi yang didapat anak dari gadget. Di sini peran penting orang tua," pungkas Evi.

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Perjalanan Hidup Almarhumah Mpok Alpa, dari Penyanyi Dangdut hingga Sukses Jadi Presenter dan Komedian

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Mengenal Posisi Seks Pretzel dalam Berhubungan Intim, Tips Melakukan hingga Risikonya

Kehamilan Dwi Indah Nurcahyani

Isak Tangis di Pemakaman Mpok Alpa, Billy Syahputra Ikut Turun ke Liang Lahad

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Apakah Bayi Bermimpi saat Tidur? Begini Faktanya

Parenting Nadhifa Fitrina

9 Resep MPASI BB Booster untuk Bayi Usia 11 Bulan ke Atas

Parenting Kinan

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Perjalanan Hidup Almarhumah Mpok Alpa, dari Penyanyi Dangdut hingga Sukses Jadi Presenter dan Komedian

Apakah Bayi Bermimpi saat Tidur? Begini Faktanya

Film Korea My Daughter is a Zombie Pecahkan Rekor, Ini 5 Fakta Menarik yang Curi Perhatian Penonton

9 Resep MPASI BB Booster untuk Bayi Usia 11 Bulan ke Atas

Mengenal Posisi Seks Pretzel dalam Berhubungan Intim, Tips Melakukan hingga Risikonya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK