Jakarta -
Kanker serviks (leher rahim) merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian pada perempuan di Indonesia. Sayangnya, banyak perempuan yang terlambat memeriksakan diri sehingga terdiagnosa dengan stadium lanjut. Padahal, infeksi
HPV (Human Papilloma Virus) ini dapat dicegah dengan vaksin lho, Bun.
Menurut dr Venita dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI), HPV sendiri ada banyak jenisnya dan ratusan. Namun, jenis yang high-risk otogenic alias berisiko kanker ada 13 hingga 18.
"Tipe 6 dan 11 adalah Kondiloma Akuminata atau yang paling sering disebut kutil kelamin. Sedangkan 16 dan 18 adalah tipe yang merupakan jenis virus yang paling sering dijumpai pada kanker serviks," tutur dr Venita di tengah acara sosialisasi dan edukasi tentang bahaya kanker payudara dan serviks 'Pink Ribbon Campaign' di Mal Ciputra, Grogol, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.
Dijelaskan dr Venita, ada dua brand yang menghasilkan vaksin
HPV yaitu Gardasil, ini bisa untuk pencegahan empat jenis infeksi termasuk serviks dan kutil kelamin. Dan satu lagi adalah Cervarix, yang pencegahan utamanya ditujukan untuk kanker serviks. Dari dua brand ini, yang mana saja salah satunya bisa kita gunakan untuk pencegahan kanker serviks.
"Kalau bicara soal range harga, Gardasil sekitar Rp 950.400. Kalau yang satu lagi saya kurang tahu, tapi nggak terlalu jauh sih harganya." ungkap dr Venita.
Harga ini juga dirasa masih tinggi, karena itu dr Venita bersama YKI saat ini sedang mengusahakan, agar pemerintah sadar akan pentingnya vaksin ini dan patut digratiskan bagi semua kaum perempuan di Indonesia.
Foto: ilustrasi/thinkstock |
"Kami terus sosialisasi agar pemerintah sadar vaksin
HPV ini penting. Kami ingin, level vaksin serviks ini sama dengan vaksin lainnya karena IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) sendiri sudah merekomendasikan vaksin ini. Ada petisinya juga di Change.org, kita ingin vaksin ini gratis," imbuh dr Venita.
dr Venita berpesan, jangan tunggu nanti untuk melakukan pencegahan kanker serviks. Negara lain jumlah pengidap kanker serviks sudah menurun sedangkan di Indonesia masih tinggi. Itu karena, para perempuannya sudah tahu harus periksa dan vaksinasi tapi tak dilakukan.
"Sarananya sudah ada, tinggal call to action, jangan tunggu nanti. There's always something for everyone contoh, perempuan belum nikah? Bisa vaksin. Perempuan sudah nikah, vaksin boleh, kalau kemahalan pap smear juga boleh. As simple as that," tutup dr Venita.
(aml/muf)