Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Beda Keputihan Biasa dan Gejala Kanker Serviks, Bunda Perlu Tahu

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Sabtu, 27 Oct 2018 13:03 WIB

Begini beda keputihan biasa dan keputihan yang merupakan gejala kanker serviks yang perlu Bunda tahu. Yuk simak bersama, Bun.
Foto: Istock
Jakarta -

Kanker serviks disebut silent disease karena penyakitnya berjalan lambat dan tidak menunjukkan gejala khas pada saat stadium awal. Namun bila wanita mengalami keputihan yang tak kunjung sembuh, ada baiknya segera berkonsultasi ke dokter dan melakukan pemeriksaan kanker serviks.

"Sebenarnya nggak keliahatan jelas gejala awal kanker serviks pada wanita. Tapi gini, keputihan normal kan biasanya nggak terlalu banyak, muncul mendekati atau sesudah haid, nggak berbau, dan nggak gatal. Kalau yang nggak normal, keputihan berwarna hijau atau kuning, kental dan berbau, juga bikin gatal," papar dr Venita dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dalam acara sosialisasi dan edukasi tentang bahaya kanker payudara dan serviks 'Pink Ribbon Campaign' di Mal Ciputra, Grogol Jakarta Barat, pada Jumat (26/10/2018).

Namun yang perlu digarisbawahi, kata dr Venita bukan berarti keputihan yang nggak normal tersebut menandakan sudah pasti gejala kanker serviks. Keputihan nggak normal juga bisa disebabkan bakteri, kuman atau penyebab lain. dr Venita menyarankan agar kita memeriksakan lebih lanjut ke dokter.

 Beda Keputihan Biasa dan Gejala Kanker Serviks, Bunda Perlu TahuFoto: Istock

"Tapi, kalau sudah muncul gejala seperti keputihan berbau, gatal, pinggul sakit, berat badan turun. Kemungkinan itu udah stadium lanjut, jadi ya memang stadium awal gejala kanker serviks itu nggak kelihatan banget tapi bukan berarti karena kita merasa nggak ada apa-apa jadinya nggak perlu periksa," tutur dr Venita.

dr Venita menceritakan pengalamannya. Dia pernah bertemu pasien yang merasa dirinya nggak kenapa-kenapa, nggak ada keluhan apapun tapi begitu dilakukan pap smear, ternyata ada infeksi jamur di organ intim si pasien.

"Hal kayak gini memang nggak bisa diraba-raba sih, harus cek ke dokter kalau merasa ada yang berbeda di diri kita," tambah dr Venita.

Menurut dr Fitriyadi Kusuma SpOG (K), konsultasi kanker kandungan dan staf pengajar FKUI di Divisi Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi, tidak ada gejala khas pada kanker serviks stadium awal. Namun keputihan yang tidak kunjung sembuh meski sudah diobati bisa menjadi 'alarm' adanya infeksi di leher rahim yang mengarah pada kanker serviks.

Keputihan tersebut biasanya terjadi berulang-ulang, berbau dan tidak dapat sembuh dengan pengobatan biasa. Pada stadium lanjut, akan mengalami rasa sakit pada bagian paha atau salah satu paha mengalami pembengkakan, nafsu makan menjadi berkurang, berat badan tidak stabil, susah buang air kecil dan mengalami pendarahan spontan.

"Karena gejalanya tidak khas, banyak yang datang ke rumah sakit pada stadium yang sudah parah. Karena itu, penting melakukan skrining tiap tahun minimal IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) atau pap smear," tutur dr Fitriyadi seperti dilansir detikcom.

(aml/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda