3 Pertimbangan Sebelum Pasangan Millennials Beli Rumah

Jakarta - Tiap pasangan menikah pasti punya impian masing-masing, entah itu punya kendaraan, liburan, atau punya hunian alias rumah. Bagi kaum millennials, kini punya rumah bukan sekadar impian lagi. Tak sedikit lho, pasangan yang walau baru menikah sudah mulai nabung dan 'gerilya' mencari rumah idaman.

"Properti itu harganya akan naik terus. Ketika kita menunda, karena ingin dapat rumah sesuai ekspektasi ya harganya pun akan terus naik. Jadi, ubah persepsinya, beli rumah itu bukan sekali seumur hidup," tutur General Manager Marketing Rumah123, Fanny Meilana, di sela-sela acara 'Festival Properti Indonesia' di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Fanny pun memberi beberapa tips untuk Ayah Bunda yang ingin beli rumah, yakni harus konsisten, disiplin dan niat. Ketika sudah ada niat, kita pasti akan disiplin dan konsisten dalam mewujudkan niat tersebut. Nah, ketika niat dan tabungan pun sudah mencukupi, kita pun siap untuk mencari hunian terbaik. Adapun hal yang harus diperhatikan dari pasangan millennial ketika mencari atau hendak membeli rumah.

Baca juga: Terlalu Lama di Ruangan Ber-AC Tingkatkan Risiko Anak Kena Croup?

1. Lokasi

Foto: Istock

Rata-rata konsumen di Indonesia yang pertama kali dilihat adalah lokasi. Terlebih bagi pasangan yang tinggal di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi) lantaran sistem transportasi kita masih banyak yang harus dibenahi.

"Sehingga, kalau pasangan tersebut memilih tinggal di luar atau area pinggiran kota, ya make sure transportasi apa yang akan digunakan untuk bekerja nanti," tutur Fanny.

CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, mengatakan, millennials yang selama ini bekerja di wilayah Jakarta, cukup kesulitan karena banyak rumah yang tak terjangkau sarana transportasi umum. Akibatnya, kaum millennials harus bersusah payah setiap hari hanya untuk datang ke tempat kerja.

"Maka, pilihannya adalah punya rumah yang agak jauh sedikit dari Jakarta, tapi harus pilih yang terkoneksi dengan kereta api. Jadi, dia bisa beli rumah dan dia harus perhitungkan koneksi transportasi," kata Ali, seperti dilansir detikcom.

2. Luas

Foto: Istock

Luas rumah biasanya menyesuaikan dengan kebutuhan pasangan. Misal, Ayah Bunda ingin memaksimalkan tiap ruang dan sudut rumah atau memilih yang minimalis saja. Ingin teras yang sederhana atau yang luas untuk tempat anak bermain.

Semua itu tergantung selera masing-masing dan pastinya sesuai budget atau tabungan Ayah Bunda ya.

Baca juga: Beri Uang Bulanan ke Ortu, Seberapa Perlu Pasangan Tahu?

3. Developer

Developer, baik instansi perorangan atau perusahaan yang membangun perumahan, masih menjadi salah satu faktor pertimbangan besar saat pasangan mau membeli rumah. Ada beberapa anggapan dari masyarakat, sebagian pengembang sengaja hanya membidik segmen pasar rumah kelas atas dengan menawarkan harga rumah miliaran rupiah.

Hal ini ditepis oleh pengembang, yang memastikan rumah mahal sengaja dijual karena infrastruktur pada kawasan tersebut telah terbentuk. Sehingga, komunitas pun ramai, yang menjadikan nilai kawasan lebih tinggi dibandingkan 5 - 10 tahun lalu.

"Harga mahal itu tergantung. Ada di fase mana orang lihatnya sekarang. Tinggal di lokasi tertentu dengan infrastruktur juga telah terbangun. Selama membangun itu, kita kan butuh uang kembali," jelas Direktur Marketing PT Alam Sutera Tbk (ASRI), Lilia Sutera, dikutip dari detikcom.

Baca juga: Saat Ortu Sibuk Suruh Anak Kerjakan PR, Bunda Pernah Melakukannya?

(aml/muf)