Cerita Justin Bieber & Hailey Lewati Masa Sulit di Awal Pernikahan

Menikah muda bukanlah perkara gampang. Justin Bieber dan Hailey Baldwin buka suara soal pernikahannya.

Cerita Justin Bieber & Hailey Lewati Masa Sulit di Awal Pernikahan/ Foto: Vogue/Annie Leibovitz

Menikah di usia muda menjadi tantangan tersendiri bagi Justin Bieber dan Hailey Baldwin. Keduanya menikah pada September 2018 lalu di usia awal 20-an. Kabar gembira tersebut telah menjadi headline di sederet media internasional. Dalam wawancara intim dengan Vogue, Justin Bieber dan Hailey Baldwin buka suara tentang pernikahannya.

Sebelum menikah, Bieber dan Hailey hanya berkencan selama 12 minggu, namun pertemanan mereka sudah berjalan sepuluh tahun. Bieber pertama kali bertemu Hailey pada acara musik di tahun 2009. Tak cuma acara musik, baik ayah Hailey, Stephen dan ibu Bieber, Pattie Mallette juga sudha lama berteman.

Beberapa cerita yang pernah beredar, Hailey disebut penggemar berat Bieber. Kenyataannya ia hanya sekadar senang melihat penampilan suaminya.

"Saya tidak pernah menjadi superfan, baik dia atau orang lain. Itu bukan hal yang gila dan menjerit. Saya hanya bilang bahwa faktanya dia imut. Semua orang naksir dia. Tetapi untuk beberapa tahun pertama kami memiliki perbedaan usia dan canggung," kata Hailey.

Ketika mulai berkencan dan akhirnya memutuskan untuk hidup bersama. Justin Bieber pergi ke Seattle, tempat tinggal Hailey dan mengunjungi konselor pernikahan dan pastur. Setelah mengikuti beberapa konsultasi, Hailey merasa pernikahan itu tak semudah yang dibayangkan.

"Masalahnya, pernikahan itu sangat sulit. Itu adalah kalimat yang harus kau atur. Itu sangat sulit," ujar Hailey.

Bagi Hailey, menikah bukan tentang jatuh cinta

Cerita Justin Bieber & Hailey Lewati Masa Sulit di Awal Pernikahan/ Foto: Vogue/Annie Leibovitz

Hailey mengakui bahwa minggu-minggu pertama pernikahan, ia merasa sangat kesepian. Dia merasa rindu pada orang tuanya, meskipun dia sudah tidak tinggal bersama mereka dalam lima tahun. Mungkin yang paling sulit dari semua itu adalah perasaannya bahwa dalam menikahi Bieber, dia tiba-tiba memiliki seratus juta saingan.

Begitu banyak orang di media sosial yang tampaknya mencela agar mereka gagal. Jarang sekali orang menghargai betapa seriusnya Hailey mengambil keputusan untuk menikah.

"Saya berdoa untuk merasakan kedamaian tentang keputusan itu. Saya sangat mencintainya. Saya sudah lama mencintainya," sambung Hailey.

Satu hal yang telah mereka pelajari adalah bahwa mereka adalah pasangan yang sangat bahagia. Mereka suka bersantai di sekitar rumah, menonton film, mendengarkan musik dan menari di dapur mereka. Meskipun ada pekerjaan yang harus dilakukan, Bieber berharap bahwa Hailey akan mengambil sedikit tekanan dari dirinya sendiri.

"Dia berusaha menjadi dewasa. Saya pikir kita bisa menikah dan masih bersenang-senang dan menikmati masa remaja kita. Itu sesuatu yang sedang kita bicarakan," timpal Bieber.

"Saya benar-benar jatuh cinta dan dia sempurna. Tapi bukan itu alasan untuk menikah. Tetapi ada sesuatu yang indah tentang hal itu, tentang keinginan untuk memperjuangkan sesuatu, berkomitmen untuk membangun dengan seseorang. Kami memang masih muda, kami akan banyak berubah. Tapi kami berkomitmen untuk tumbuh bersama dan saling mendukung dalam perubahan itu. Begitulah cara saya melihatnya. Pada akhirnya, dia adalah teman baik saya. Saya tidak pernah bosan dengannya," tutup Hailey.

Bicara soal menikah di usia muda, psikolog klinis dewasa, Inez Kristanti mengatakan usia pernikahan ideal memang ada penelitiannya, Bun. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa angka perceraian terendah ada pada usia pasangan suami istri 28 - 32 tahun. Namun ada juga yang menunjukkan bahwa angka perceraian terendah ada pada usia pasangan suami istri 45 - 49 tahun.

"Jauh kan bedanya? Intinya, usia memang berpengaruh. Tidak disarankan untuk menikah di usia yang terlalu muda. Namun, usia juga bukan penentu segalanya," kata Inez saat ngobrol dengan HaiBunda.

Inez mengatakan yang lebih menentukan adalah kematangan dan kedewasaan sebagai individu. Soal kedewasaan seseorang memang tidak bisa ditentukan oleh usia semata. Akan tetapi umumnya semakin matang usia, semakin matang pemikirannya, termasuk menghadapi masalah rumah tangga.

Tapi yang perlu digarisbawahi, sulit bagi seseorang untuk membina hubungan yang sehat dengan orang lain apabila ia masih belum dapat merasa bahagia dengan dirinya sendiri.

"Sayangi dan hargailah diri sendiri terlebih dahulu baru memutuskan untuk menikah, bukan menikah untuk merasa berharga," tutur Inez.