Jakarta -
Nurhidayati Khusnul, perempuan obesitas asal Lamongan, Jawa Timur, mengembuskan napas terakhir pada Minggu (24/3/2019) sore. Kematian menjemput perempuan 31 tahun ini setelah kondisinya sempat kritis.
Melansir dari
detikcom, sebelum meninggal dunia, perempuan berbobot hampir 200 kilogram ini mengalami gangguan pernapasan dan dirawat di
Intensive Care Unit (ICU) RSUD dr Soegiri Lamongan.
"Pasien memang obesitas. Tapi tidak ada tanda-tanda diabetes, tekanan darah pasien juga masih normal," kata Kabid Pelayanan RSUD dr Soegiri Lamongan dr.Maya Hangraningrum.
"Selain sesak napas, pasien juga mengidap sepsis. Komplikasi berbahaya akibat infeksi," lanjutnya.
Suami Nurhidayati, Maskur, menceritakan kalau sang istri pernah mengalami pembengkakan kaki pada enam bulan lalu. Namun, pria 40 tahun ini memastikan sakit di kaki Nurhidayati hanya seminggu dan sempat beraktivitas lagi.
"Saat itu hanya disuntik terus sembuh," cerita Maskur.
Nurhidayati Khusnul saat dirawat di rumah sakit/ Foto: Eko Sudjarwo |
Selepas itu, Nurhidayati sebenarnya mendapat pantauan dari Dinas Kesehatan Lamongan. Tim tersebut memantau komposisi gizi dan asupan kalori ibu satu anak ini.
Namun, takdir tak dapat ditolak, Bun. Nurhidayati, yang juga mengalami luka di punggungnya, meninggal dunia di rumah sakit. Perjuangan melawan penyaiktnya pun berakhir.
Menurut penjelasan dr.BRM Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP(K), FIHA,
obesitas mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Kondisi inilah yang bisa menimbulkan gangguan ritme jantung, yang tadinya jinak berubah menjadi ganas dan menyebabkan kematian mendadak.
Ario menegaskan, pemompaan jantung yang keras selama terus menerus akan membuat otot jantung menebal. Penebalan otot jantung kemudian mengakibatkan gangguan kelistrikan pompa jantung.
"Jantung berdetak begitu cepat, penyebaran darah tidak efisien dan menyebabkan kematian mendadak," tegas dokter yang praktik di RS Jantung Harapan Kita Jakarta, seperti dilansir
detikcom.
Tak cuma gangguan irama jantung, hipertensi atau penyakit darah tinggi pada pengidap obesitas muncul karena penumpukan lemak di pembuluh darah.
"Kalau ada penyumbatan pembuluh darah, tekanan darah akan naik. Pengidap obesitas sangat rentan mengalami hipertensi, yang akhirnya menyebabkan gangguan jantung dan pembuluh darah," jelas Dr. dr.Ismoyo Suni, Sp.JP(K), FIHA, FASCC.
[Gambas:Video 20detik]
(muf/rap)