Jakarta -
Setiap wanita ingin memilikiÂ
vagina yang berfungsi normal, elastis, dan enggak kendur. Menurut dr. Melly Rianty Praditha dari The Clinic Beautylosophy, ada beberapa faktor yang pengaruhi elastisitas miss v. Faktor yang paling utama adalah melahirkan.
Menurut dokter estetik yang akrab disapa Melly ini, elastisitas miss v sangat dipengaruhi oleh melahirkan, terutama yang persalinan normal. Tak cuma elastisitas, bentuk juga sedikit berubah.
"Memang faktor besarnya ke sana, ditambah genetik juga memengaruhi, terus kalau pola makan juga bisa. Karena genetik dan pola makan hubungannya dengan kesehatan kulit," kata Melly kepada
HaiBunda.Melly menerangkan pola hidup yang sehat memengaruhi metabolisme, yang akhirnya juga turut pengaruhi kesehatan kulit termasuk bibir vagina.
"Vagina bagian bibirnya kan kulit, nah maksud saya tuh seberapa cepatkah kita mengalami aging atau kekenduran, metabolisme itu semua memengaruhi," ujarnya.
Melly menekankan selain melahirkan, intinya lebih ke nutrisi yang diasup kita sehari-hari, Bun. Jika nutrisi baik, maka keseluruhan kulit juga baik termasuk bibir pada miss v atau vagina.
Lalu, apakah intens berhubungan seksual pengaruhi elastisitas
vagina? Di kesempatan yang berbeda, dr. Radityo Anugerah, Sp.KK. menjelaskan, kalau banyak sedikitnya berhubungan seksual sama sekali tidak pengaruhi bentuk dan elastisitas vagina.
"Jadi mau banyak atau sedikit pasangan melakukan hubungan seksual itu sama sekali enggak pengaruhi elastisitasnya," kata Radityo.
Perlu Bunda ketahui, jaringan otot vagina itu sangat elastis, seperti karet gelang. Bunda bisa bayangkan ketika karet gelang direntangkan, lalu dilepaskan, maka akan segera kembali ke bentuk aslinya. Itulah jaringan otot vagina. Namun seiring pertambahan usia, seperti kata Melly, karet gelang pun akan melonggar,
elastisitas otot vagina berkurang.
Simak juga video tentang mitos atau fakta mentimun sebabkan keputihan, Bun.
[Gambas:Video Haibunda]
(aci/som)