Jakarta -
Kebiri kimiawi tengah ramai diperbincangkan. Ini terkait dengan hukuman yang dijatuhkan pada tukang las di Mojokerto, Jawa Timur, yang terbukti telah memperkosa 9 anak. Bicara soal kebiri kimiawi, bagaimana dampaknya pada seksualitas pria?
Disampaikan dr.Arry Rodjani, SpU(K) dari RS Asri Duren Tiga, dampak kebiri kimiawi bersifat temporal alias tidak permanen, Bun. Prosesnya pun si pria hanya disuntik di daerah di bawah kulit.
"Cuma,
obatnya mahal, sekitar Rp3 jutaan harganya. Obatnya ada yang untuk jangka waktu sebulan ada yang untuk tiga bulan. Efeknya libido memang menurun," ujar Arry saat berbincang dengan
HaiBunda, Jumat (31/8/2019).
Tapi, bukan berarti pria tidak bisa melakukan hubungan seksual. Kemudian, zat yang disuntikkan tidak berpengaruh pada sperma dan kemampuan ereksi. Hanya saja, tidak adanya gairah bercinta bisa bikin pria tak mencapai ereksi optimal.
Arry menambahkan, bisa jadi kebiri kimiawi berdampak pada otot yang barangkali bisa tidak terlalu berkembang. Bunda dan Ayah perlu tahu, zat yang disuntikkan berguna untuk menghambat jalur stimulasi dari otak untuk mensekresi atau memproduksi testosteron yang merupakan hormon seks pada pria.
"Dalam praktiknya, kebiri kimiawi bisa diberikan misalnya pada pasien kanker prostat stadium lanjut untuk menghentikan produksi testosteron. Tujuannya untuk mencegah kanker berkembang," tambah Arry.
Efek kebiri kimiawi sendiri bisa dirasakan para pria dalam beberapa hari. Jika dulu kebiri berarti dilakukan proses bedah pada alat reproduksi pria dan sifatnya permanen, kebiri kimiawi hanya bersifat sementara.
 ilustrasi kebiri kimiawi/ Foto: thinkstock |
Bunda, simak juga pro-kontra hukuman kebiri untuk si paedofil dalam video berikut:
[Gambas:Video 20detik]
(rdn/som)