HaiBunda

MOM'S LIFE

Plus Minus Diet Ketogenic, Bunda Wajib Tahu Nih

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Kamis, 05 Sep 2019 18:28 WIB
Ilustrasi diet ketogenic/ Foto: iStock
Jakarta - Bunda, sudah sering mendengar tentang diet ketogenesis? Seperti pola diet lain, diet ketogenesis atau lebih dikenal dengan diet ketogenic juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Apa aja sih?

Menurut ahli gizi dan olahraga, Jansen Ongko, MSc., RD, diet ketogenic biasanya digunakan untuk menurunkan berat badan. Meskipun penggunaannya dalam pemangkasan lemak tubuh dan penurunan berat badan masih diperdebatkan, berbagai penelitian telah membuktikan bahwa diet ketogenic cukup berhasil dalam menurunkan berat badan.

Jansen mengatakan, saat tubuh kekurangan energi dan ketersediaan karbohidrat tidak memadai, hati akan memecah lemak menjadi asam lemak berbentuk keton untuk dijadikan sumber energi bagi tubuh dan juga otak. Hal inilah yang memicu penurunan berat badan saat menjalani diet ini.


"Tidak hanya itu, diet ketogenic juga bermanfaat untuk perawatan pasien kanker, pencegahan Alzheimer, diabetes, memperbaiki sistem metabolisme, dan kesehatan jantung," papar Jansen saat ngobrol dengan HaiBunda.

Meskipun diet ketogenic cukup efektif untuk menurunkan berat badan, Jansen menekankan bahwa menurut penelitian perubahan pola diet ini tentunya akan berdampak pada tubuh apabila dilakukan dalam jangka panjang. Dampak tersebut di antaranya gangguan keseimbangan hormon, gangguan metabolisme tubuh, dan gangguan emosional.

"Diet ketogenic dianjurkan untuk dilakukan dalam jangka pendek sebatas untuk mengurangi lemak tubuh dan memperbaiki kesehatan, untuk selanjutnya diikuti dengan pola hidup sehat. Hal tersebut perlu dilakukan demi menghindari risiko gangguan kesehatan yang mungkin terjadi jika diet ketogenic dilakukan dalam jangka panjang," papar Jansen.

Ilustrasi diet ketogenic/ Foto: iStock

Dia mengungkapkan, beberapa risiko yang dapat terjadi bila menjalani diet ketogenic jangka panjang adalah:
- Kekurangan asupan karbohidrat sehat, seperti yang bersumber dari buah, gandum utuh, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran kaya karbohidrat.
- Kehilangan manfaat vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh.


- Gangguan ginjal, bila konsumsi protein melebihi porsi yang dianjurkan secara terus menerus dalam jangka panjang.
- Meningkatnya risiko ketoasidosis (kadar keton dan gula darah terlalu tinggi)

Ide paduan makanan organik bisa Bunda lihat di video berikut.

(rdn/rap)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Perlukah Bayi Memakai Earmuff saat Naik Pesawat?

Parenting Kinan

15 Ciri-ciri Rumah Tangga Tidak Sehat

Mom's Life Amira Salsabila

Anak Wulan Guritno & Adilla Dimitri Menangkan 5 Medali di World Scholar's Cup di Malaysia

Parenting Annisa Karnesyia

50 Kata-kata Motivasi Diet agar Konsisten dan Semangat

Mom's Life Amira Salsabila

Potret Alyssa Daguise di Resepsi Pernikahan Sang Kakak dengan Adat Koto Gadang

Mom's Life Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Perlukah Bayi Memakai Earmuff saat Naik Pesawat?

15 Ciri-ciri Rumah Tangga Tidak Sehat

7 Jamur yang Boleh Dimakan Ibu Hamil, Aman dan Bergizi

50 Kata-kata Motivasi Diet agar Konsisten dan Semangat

Anak Wulan Guritno & Adilla Dimitri Menangkan 5 Medali di World Scholar's Cup di Malaysia

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK