Jakarta -
Ada berbagai macam diet yang kini tengah populer. Salah satunya diet ketogenesis atau biasa dikenal dengan
diet ketogenic. Bunda tertarik menjalaninya? Simak dulu yuk aturan penerapannya.
Ahli gizi dan olahraga, Jansen Ongko, MSc., RD, menjelaskan, diet ketogenesis atau yang lebih dikenal dengan diet ketogenic adalah pola diet yang tinggi lemak, cukup protein, serta kandungan karbohidrat sangat rendah. Bila normalnya konsumsi lemak hanya berkisar 20 - 30 persen, pada metode diet ini asupan lemak bisa mencapai 60 - 70 persen.
"Nama ketogenic mengacu pada peningkatan produksi keton di dalam tubuh sebagai hasil dari menjalani diet ini," ujar Jansen, saat berbincang dengan
HaiBunda.
Bunda perlu tahu, keton adalah senyawa yang terbentuk saat metabolisme lemak dan biasanya dikeluarkan melalui urine. Jansen bilang, saat menerapkan diet ini, pada prinsipnya tubuh diarahkan untuk menggunakan simpanan lemak karena glukosa yang dikonsumsi sudah habis dalam waktu singkat, sekitar 1 - 2 jam.
"Tujuan dari diet ini adalah agar terbentuk kadar keton yang tinggi di dalam tubuh (ketosis).
Ketosis diyakini dapat membantu mengontrol penurunan berat badan," tutur Jansen.
Dikutip dari
Health Line, ada beberapa versi dari diet ketogenic ini, Bun, yaitu:
1. Standard Ketogenic Diet (SKD). Diet ini amat rendah karbohidrat, protein sedang, dan tinggi lemak. Komposisinya 75 persen lemak, 20 persen protein, dan 5 persen karbohidrat.
2. Cyclical ketogenic diet (CKD). Diet ini menggunakan periode. Misalnya lima hari menjalani diet ketogenic dan dua hari diet tinggi karbohidrat.
 Ilustrasi diet ketogenic/ Foto: Thinkstock |
3. Targeted ketogenic diet (TKD). Pada diet ini, asupan karbohidrat boleh ditambah jika berolahraga.
4. High-protein ketogenic diet. Di sini, komposisi asupan protein lebih tinggi dibanding diet ketogenic standar yakni 60 persen lemak, 35 persen protein, dan 5 persen karbohidrat.
"HanyaÂ
diet ketogenic standar dan tinggi protein yang telah dipelajari secara luas. Diet ketogenic siklus atau target terutama diterapkan oleh binaragawan atau atlet," kata ahli gizi Rudy Mawer.
Bunda yang sedang diet, pasti rajin olahraga. Tapi, apakah lebih banyak berkeringat lebih banyak pula kalori yang terbakar? Lihat jawabannya di video ini.
[Gambas:Video Haibunda]
(rdn/muf)