Dumai, Riau -
Baru-baru ini beredar video viral yang memperlihatkan seorang wanita di Dumai, Riau ditolong oleh tiga pria di tengah jalan. Wanita tersebut dikabarkan mengalami sesak napas. Hal yang membuat wanita tersebut sesak napas tak lain adalah berkendara di tengah
kabut asap yang tebal.
"Kejadiannya tadi pagi, di Sultan Syarif Kasim depan Kantor Bank Riau-Kepri. Ibu yang di atas motor tadi kabarnya mengalami sesak napas ," kata salah satu warga, Oyon, pada
detikcom.
Turut prihatin ya, Bun? Ya, asap yang ditimbulkan kebakaran hutan di Riau membuat rugi kesehatan, terutama pernapasan. Belum lagi asap tersebut 'diekspor' ke beberapa daerah sekitarnya, Jambi dan negara Malaysia. Efek yang ditimbulkan dari mengirup asap kebakaran memang tak main-main.
Menurut dr. Frans Abednego Barus, Sp.P.,Â
asap akibat kebakaran hutan mengandung partikel debu dan jelaga (karbon, arang). Efek langsung yang dirasakan, pasien bisa sesak. Belum lagi pasien yang sensitif misalnya asma atau punya penyakit paru sebelumnya.
 Kabut asap di Sumatera/ Foto: Antara Foto |
"Itu akan semakin berat dia bernapas, semakin terganggu aktivitasnya," ujar Frans kepada
HaiBunda.Kata Frans, asap itu sendiri kan racun, jadi membuat seseorang mudah terkena infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Infeksi bisa menyebabkan korban mengalami demam, batuk, nyeri menelan, suara parau. Asap dan jelaga bisa mencetuskan serangan asma.
Nah, jika terakumulasi di paru-paru akan menyebabkan radang kronis. Efek jangka panjangnya, orang yang terpapar asap bisa mengalami kanker paru, penyempitan saluran napas dan fungsi paru yang menurun.
"Penggunaan masker dokter yang untuk operasi, yang berwarna hijau pun enggak berguna. Karbon dioksida kan bentuknya
gas, tetap terhirup. Kalau mau menanggulangi ya padamkan segera sumber apinya atau demi kebaikan bisa pindah dari daerah tersebut," tutur Frans.
Simak juga video tentang kabut asap kebakaran yang ganggu jarak pandang.
[Gambas:Video 20detik]
(aci/som)