Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Berbagai Bahaya Vaping, Bunda dan Keluarga Perlu Tahu

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 30 Aug 2019 09:00 WIB

Vape disebut sebagai alternatif yang lebih aman ketimbang rokok konvensional. Tapi, tetap saja berdampak bagi kesehatan, Bun. Apa saja bahayanya?
Ilustrasi vape/ Foto: iStock
Jakarta - Banyak perokok aktif yang meyakini rokok elektrik alias vape tak berbahaya. Tapi, tetap saja mengingat vape juga mengandung nikotin dan bahan kimia lain, vape tetap berbahaya bagi kesehatan, Bun.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) sedang menyelidiki 94 kasus penyakit paru parah yang terkait dengan vape. Dilaporkan, masih belum jelas apa kaitan antara penyakit dan jenis produk yang para pasien gunakan. Meskipun, diketahui si pasien memakai beragam jenis vape, demikian dikutip dari detikcom.

Selama lebih dari satu dekade, vape dijual sebagai alternatif yang lebih aman ketimbang rokok konvensional. Tetapi mengisap rokok elektrik bukan tanpa bahaya. Rokok konvensional jadi penyebab utama penyakit kardiovaskular di Amerika Serikat, dan sebuah penelitian menunjukkan efek vape juga bisa menyebar ke luar paru-paru.

Setelah hanya satu isapan, para peneliti di University of Pennsylvania menemukan perubahan langsung dalam pembuluh darah dan sirkulasi tubuh, bahkan ketika tidak ada kandungan nikotin sama sekali.

"Vape diiklankan tidak berbahaya, dan banyak pengguna vape meyakini mereka hanya menghirup uap air," kata ahli radiologi Alessandra Caporale mengutip Science Alert.

Pada dasarnya, vape bekerja dengan mengubah cairan menjadi aerosol. Cairan ini biasanya mengandung beberapa kombinasi propilen glikol, gliserol, nikotin, air, perasa, atau pengawet.

Untuk meneliti efek kesehatan dari vape, Caporale dan koleganya memeriksa 31 orang dewasa, berusia 19 sampau 33 tahun, yang tidak memiliki riwayat merokok atau masalah kardiovaskular, pernapasan, atau neurovaskular.

Masing-masing peserta diberi vape dengan kartrid yang tidak mengandung nikotin, melainkan campuran air dan propilen glikol atau gliserol. Peserta kemudian diminta mengisap vape sebanyak 16 kali selama tiga detik. Peneliti kemudian menggunakan MRI untuk memeriksa pembuluh darah peserta sebelum dan sesudahnya.

Penelitian ini memang menggunakan ukuran sampel yang kecil. Tetapi hasil penelitian menunjukkan merokok dengan vape bisa merusak lapisan dalam pembuluh darah kita, yang dikenal sebagai endotelium.

Ilustrasi vapeIlustrasi vape/ Foto: iStock
Cedera endotel dianggap sebagai peristiwa awal utama dalam penimbunan plak di arteri. Nah, meskipun peradangan vaskular berumur pendek dan reversibel, ini menunjukkan ada sesuatu yang lebih berbahaya yang tidak ada hubungannya dengan nikotin.

"Umumnya orang percaya kalau nikotin itu racun, tetapi kami telah menemukan ada bahaya vape terlepas dari nikotin," kata ahli radiologi Felix Wehrli.

Menurut Wehrli, apabila ada efek setelah sekali penggunaan vape, bisa dibayangkan kerusakan permanen yang bisa terjadi setelah penggunaannya selama beberapa waktu. Untuk bahan-bahan dalam cairan vape yang mungkin tak berbahaya, kata Wehrli, ketika dipanaskan bahan tersebut berpotensi berubah menjadi racun. Setelah terhirup, racun-racun ini bisa meresap ke aliran darah dan berpotensi menyebabkan peradangan pembuluh darah atau stres oksidatif.



Michael Siegel, seorang ilmuwan kesehatan di Universitas Boston yang tidak ikut dalam penelitian ini, mengatakan kepada Live Science kalau penelitian ini mengonfirmasi vape bisa menyebabkan beberapa disfungsi pembuluh darah, meskipun efeknya sementara.

"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah vaping berisiko mencederai pembuluh darah yang tidak dapat dipulihkan," katanya.

Bunda, simak juga suhu aman untuk anak berendam air panas di video ini.

[Gambas:Video Haibunda]

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda