Jakarta -
Di media sosial,
Ananda Badudu kini jadi sorotan. Personel eks Banda Neira itu ditangkap polda karena mentransfer sejumlah dana pada mahasiswa. Berani dan merasa tak bersalah, Ananda mengabarkan penangkapannya ini melalui Instagram dan Twitter.
"Saya dijemput Polda karena mentransfer sejumlah dana pada mahasiswa. Stay safe dan jaga teman," tulisnya.
Ananda Badudu memang menggalang dana, ini karena semata-mata ia ingin mendukung aksi mahasiswa. Ananda memiliki tujuan yang sama dengan para mahasiswa. Ia juga melindungi para mahasiswa dengan mengumpulkan informasi kekerasan pada massa akibat represi dari aparat.
Ia juga mengkritik, "Menerima dan mendengar mahasiswa juga warga umum jauh lebih mudah dan murah daripada mengerahkan aparat secara masif dan represif di sekujur Indonesia. Kenapa sulit sekali itu dilakukan? yang tidak ingin Indonesia damai sebenarnya siapa?""
 J.S Badudu / Foto: Ananda Badudu |
Ternyata kepandaian mengkritik Ananda ini menurun dari keberanian sang kakek, J.S. Badudu. Ia adalah pakar Bahasa Indonesia zaman Soeharto. J.S. Badudu juga guru besar Linguistika di Universitas Padjajaran, Bandung. Dilansir
CNN Indonesia, pada periode 1974-1979 dia pernah membawakan acara Pembinaan Bahasa Indonesia di TVRI.
J.S. Badudu begitu dikenal karena integritasnya dalam menyampaikan kebenaran berdasarkan ilmu. Ia juga pernah menjadi pengkritik Bahasa Indonesia di program televisi. Ia mengoreksi kata berakhiran '-keun' yang seharusnya '-kan' dalam Bahasa Indonesia yang benar.
Hal ini karena saat itu banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan akhiran '-keun' itu. Selain itu J.S. Badudu mengajar dan menulis berbagai artikel dan sejumlah buku yang berkaitan dengan bahasa Indonesia.
J.S. Badudu juga menyusun setidaknya empat kamus, yaitu: Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia terbitan 1975, Kamus Umum Bahasa Indonesia tahun 2001, dan Kamus Kata-Kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia. Dia juga dikenal sebagai penganjur penggunaan tata bahasa yang baik dan benar.
Soal kecerdasan yang menurun ke anak
cucu, menurut neurolog dr Adre Mayza, SpS (K), dasar pembentukan intelegensia seseorang dipengaruhi oleh tiga hal yaitu nutrisi, stimulasi dan genetik atau keturunan. Meski tidak mempengaruhi seutuhnya, namun banyak juga anak yang terlahir cerdas dari orang tua yang cerdas. Demikian dikutip dari
detikcom.
Simak juga video tentang pemeriksaan Ananda Badudu oleh polisi terkait demo mahasiswa:
[Gambas:Video 20detik]
(aci/som)