Jakarta -
Kabar duka datang dari keluarga
Yadi Sembako, pelawak berusia 46 itu harus ikhlas setelah anak kelimanya meninggal dunia. Anak kelimanya itu berpulang beberapa jam setelah dilahirkan. Mendengar kabar ini, Yadi Sembako tak tega sampaikan pada istri.
Ya, diketahui anak keduanya itu lahir secara sesar. Tentu butuh waktu untuk pemulihannya. Anak kedua yang diberi nama Muhammad Fadhil Akbar itu lahir hari Kamis (26/9/2019) pukul 10.15.
Saat lahir, Yadi sempat merasa ada kejanggalan, ia pun langsung setuju dilakukan tindakan yang maksimal. Namun, takdir Allah berkata lain, Fadhil meninggal pada jam 4 sore di RS Muhammadiyah Taman Puring. Penyebab Fadhil meninggal karena saluran pernapasannya terganggu.
"Sempat dibantu oksigen, sudah dilakukan upaya yang maksimal," kata Yadi Sembako kepada
InsertLive.
Beruntung Fadhil sudah sempat diazankan dan diqamatkan oleh Yadi. Jenazah Fadhil langsung dibawa pulang dan disalatkan. Malamnya di hari yang sama, Fadhil dikebumikan.
Yadi mengingat kembali, istrinya saat hamil tak mengalami masalah apa-apa. Kepergian Fadhil begitu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga. Diceritakan Yadi, tangis keluarga pecah saat Fadhil meninggal.
"Setelah menunggu selama sembilan bulan, ternyata Allah berkehendak lain. (Bagian) yang paling menyedihkan cara menyampaikan pada istri," ujar
Yadi Sembako.
Fadhil digendong untuk terakhir kali ketika sudah wafat. Sesuai arti namanya, Fadhil Akbar artinya kemulian yang besar. Kelak Fadhil akan menjemput kedua orang tuanya di pintu surga. Selamat jalan Fadhil.
Jika seorang ibu kehilangan bayinya, ikatan mendalam yang sebelumnya dirasakan saat hamil bisa menimbulkan kesedihan mendalam. Meskipun belum mengenal anak, yang sang ibu pikirkan adalah harapan dan impian untuk anak yang sangat disayangi tersebut. Psikolog perkembangan, Deborah L Davis, Ph.D., seorang ibu tidak hanya mengalami kematian seorang anak, sang ibu telah kehilangan kesempatan untuk melihat bayi ini tumbuh, menjadi bagian penting dari keluarga, dan menyadari potensinya.
 Anak kelima Yadi Sembako// Foto: Instagram @katthansrj |
"Memang, setelah bayi Anda meninggal, Anda mungkin memiliki saat-saat ketika Anda ragu bahwa Anda dapat selamat dari cobaan ini. Kerinduan, amarah, kesedihan, dan keputusasaan Anda bisa begitu dalam sehingga Anda mungkin bertanya-tanya apakah Anda akan pernah muncul dari jurang maut," kata Davis dikutip dari
Psychology Today.Davis menyarankan jika belum bisa menerima dan terus bersedih, segera konsultasikan ke ahli atau ikut grup untuk mencurahkan isi hati. "Sisihkan waktu untuk kesedihan yang dirasakan, apakah Anda merasa lega dalam melepaskan emosi, gerakkan tubuh Anda, selesaikan masalah," kata Davis.
Sementara itu suami, dikutip dari buku
Vessels: A Love Story, pasangan adalah cermin sempurna kesedihan seseorang. Jadi rasa kehilangan istri sama beratnya dengan suami. Namun, suami tak akan banyak mengekspresikannya. Sedihnya, orang-orang malah kebanyakan bertanya perasaan istri saatÂ
anak meninggal ketimbang suami. Padahal keduanya sama-sama memiliki duka yang dalam.
(aci/som)