HaiBunda

MOM'S LIFE

Nikah Sekali Seumur Hidup, Kenapa Bikin Gugup?

Muhayati Faridatun   |   HaiBunda

Minggu, 29 Sep 2019 11:30 WIB
Ilustrasi pernikahan/ Foto: iStock
Jakarta - Hampir semua orang menginginkan pernikahan hanya sekali seumur hidupnya. Termasuk Ayah dan Bunda kan? Tapi, tak sedikit rasa gugup dan gelisah menghantui saat momen sakral itu tiba.

Ya, gelisah saat menghadapi pernikahan sangat wajar dialami. Masih ingatkah Bunda momen saat mengucap janji suci? Apakah Ayah dengan lantang melontarkan ijab dan tepat menyebut nama Bunda, serta mas kawin?

Pastinya, momen itu sangat menegangkan. Mungkin Ayah dan Bunda sudah merasakan kegelisahan sejak beberapa hari sebelum hari H pernikahan. Diyakini penasihat pernikahan Daniel Arseneault, pernikahan adalah sebuah tradisi yang sulit.


"Kemampuan untuk mencintai diri sendiri dan menghormati orang lain tak semudah yang dipikirkan, saat kita dihadapkan pada tekanan sehari-hari dan kewajiban yang dibebankan oleh masyarakat, budaya, keluarga, dan agama," tulis Arseneault dalam buku Habis Nikah Ngapain?.

Mungkin itulah yang seringkali menjadi beban calon suami istri dan para pengantin baru. Tentu tak sekadar pusing memikirkan biaya undangan atau pesta pernikahan. Dilansir Brides, pernikahan memang sangat emosional dan setiap orang yang terlibat pasti merasakan stres tingkat tinggi.

"Salah satu hal pertama yang harus dilakukan mempelai pria atau wanita, apakah mereka memiliki diagnosis atau kecemasan yang tidak terdiagnosis, disarankan punya waktu sejenak untuk menormalkan keadaan," kata Dr.Ben Michaelis, Ph.D, psikolog klinis dan penulis buku.

Ilustrasi pernikahan/ Foto: iStock
Pertempuran dua suku

Menurut penuturan Michaelis, bayangan tentang pernikahan sudah melambung tinggi dalam pikiran kita. Terutama bagi para wanita, di mana sejarah dan dongeng pernikahan seakan menyatu dalam kehidupannya.

"Secara historis, menikah adalah puncak kehidupan seorang wanita dan identitas dia ditetapkan oleh pasangannya," ungkap Michaelis.

Ia juga memastikan, saat merencanakan pernikahan, biasanya terjadi pertempuran dominasi antara dua suku. Bunda juga mengalaminya? Perdebatan dan tekanan finansial dari kedua belah pihak mungkin jadi penyebabnya.

"Alih-alih fokus pada detail yang diperlukan untuk hari pernikahan yang sempurna, gunakan energi itu untuk mempersiapkan diri menghadapi pernikahan fantastis sesungguhnya," tegas Michaelis.


Hmm, jadi ingat waktu Bubun nikah delapan tahun lalu. Bersyukur, kedua keluarga kami sepakat hanya menggelar akad nikah. Tanpa resepsi, tapi tak sedikit keluarga dan kerabat yang turut merasakan 'magisnya' momen pernikahan Bubun dan suami.

Intip juga romantisme Nadia Mulya dan suami sebagai kunci gaya parenting, dalam video berikut:

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Lamaran Brisia Jodie & Jonathan Alden, Kompak Pakai Kebaya dan Beskap Warna Hijau

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Cerita Perempuan 30 Th Alami Kanker Serviks Stadium Akhir, Ini Gejala yang Dialami

Kehamilan Amrikh Palupi

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Parenting Ajeng Pratiwi & Randu Gede

Berobat Pakai Asuransi Bayar 10% Ditunda, Ini Penjelasan OJK

Mom's Life Amira Salsabila

Arti Nama Axel dan 30 Rangkaiannya untuk Anak Laki-laki, Modern & Damai Maknanya

Nama Bayi Annisya Asri Diarta

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

5 Potret Lamaran Brisia Jodie & Jonathan Alden, Kompak Pakai Kebaya dan Beskap Warna Hijau

Cerita Perempuan 30 Th Alami Kanker Serviks Stadium Akhir, Ini Gejala yang Dialami

Berobat Pakai Asuransi Bayar 10% Ditunda, Ini Penjelasan OJK

Arti Nama Axel dan 30 Rangkaiannya untuk Anak Laki-laki, Modern & Damai Maknanya

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK