Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Tepatkah Menikah Hanya karena Alasan Keuntungan Finansial? Ini Kata Pakar

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Selasa, 15 Nov 2022 12:10 WIB

Ilustrasi pernikahan
Tepatkah Menikah Hanya karena Alasan Keuntungan Finansial? Ini Kata Pakar/ Foto: iStock
Jakarta -

Pernahkah Bunda berpikir tentang alasan menikah selain karena cinta? Misalnya, seseorang memutuskan menikah karena cinta dan demi mendapatkan keuntungan finansial.

Seperti kita tahu, pernikahan adalah momen yang sakral. Momen ini menjadi perayaan di mana dua orang mengucap janji suci untuk hidup bersama.

Faktanya, pasangan yang memutuskan menikah meningkat setiap tahunnya. Menurut data The Wedding Report, ada sekitar 2,5 juta pernikahan yang akan diselenggarakan pada tahun ini. Angka tersebut adalah jumlah tertinggi sejak 1984.

Alasan menikah untuk keuntungan finansial

Ada berbagai alasan yang mendorong seseorang untuk menikah. Selain karena cinta, faktor ekonomi menjadi pemicunya.

Ekonom Laurence Kotlikoff mengatakan bahwa menikah demi kondisi finansial yang lebih baik bukanlah hal yang buruk. Terlebih bila seseorang memutuskan untuk jatuh cinta demi kebaikannya.

"Tidak ada salahnya memutuskan untuk jatuh cinta pada seseorang yang dapat memberikan Anda standar hidup yang lebih tinggi," kata Kotlikoff, dikutip dari CNBC.

Penulis buku Money Magic: An Economist's Secrets to More Money, Less Risk, and a Better Life ini menjelaskan, ada keuntungan finansial jangka pendek dari pernikahan, misalnya seperti menggabungkan pendapatan secara implisit. Selain itu, ada juga keuntungan jangka panjangnya, Bunda.

Seseorang yang menikah bisa mendapatkan jaminan sosial yang penting. Menurut Kotlikoff, pernikahan pun bisa menguntungkan standar hidup dalam jangka waktu panjang, meski ada kemungkinan terburuk di masa depan seperti perceraian.

Berdasarkan data Law Firm Wilkinson & Finkbeiner di California, Amerika Serikat, sekitar 41 persen pernikahan pertama, 60 persen pernikahan kedua, dan 73 persen pernikahan ketiga berakhir dengan perceraian.

Banyak pernikahan berakhir dengan 'perang perceraian', yakni perceraian yang rumit dan mahal, seperti anak-anak dipaksa untuk memilih salah satu orang tuanya dan memutuskan hubungan ikatan keluarga untuk selamanya.

Lalu bagaimana untuk mencegah kemungkinan terburuk tersebut ya, Bunda? Apa yang harus dilakukan calon pasangan sebelum menikah?

TERUSKAN MEMBACA DI SINI.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga tips menikah muda ala influencer Natta Reza & Wardah Maulina, di video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda