Jakarta -
Emas menjadi produk investasi yang paling menarik untuk kaum Ibu. Menurut Perencana keuangan syariah Dr. Murniati Mukhlisin, M. Acc, perempuan menyukai emas karena bisa dipakai langsung dan bisa dijual saat dibutuhkan.
Tabung
emas ini dari sekarang yuk karena akan sangat berguna buat Bunda nantinya. Agar bisa memulai investasi ini, Bunda bisa mengutip tips yang disarankan oleh Amri Ngadiman sebagai CEO Indogold berikut:
1. BudgetAgar bisa membeli, maka tentu diperlukan modal (budget). Sesuaikan pembelian emas Bunda dengan budget yang ada lebih dulu. Dengan demikian, Bunda bisa mengukur emas jenis apa yang Bunda beli, emas batangan ataukah emas perhiasan?
Emas batangan/ Foto: Pradita Utama |
"Jika di emas batangan hanya ada satu kualitas, 99,99. Dengan perusahaan pembuat paling ternamanya adalah Antam, PUB, King Halim. Mereka punya sertifikasi yang bisa dipertanggungjawabkan.," kata Amri seperti dilansir
CNBC Indonesia.com.
"Sedangkan untuk perhiasan, banyak produsen-produsen di Indonesia. Karena Indonesia dikenal jago sebagai pengrajin dan eksportir emas ternama di dunia," tegasnya lagi.
2. Di mana membeli?Beberapa tahun lalu, pembelian emas hanya ada di toko emas. Tapi dengan perkembangan digital, Bunda bisa membeli emas di platform E-Commerce.
"Untuk E-Commerce, harus dilihat dulu katar belakang E-commerce itu. Apakah mereka punya izin untuk berjualan emas batangan?" saran Amri.
3. Perhatikan produkEmas batangan atau perhiasan? Murniati menyarankan lebih baik investasi emas dalam bentuk logam mulai dibandingkan perhiasan. Pertimbangan utamanya adalah biaya ongkos yang lebih stabil dan harga yang cenderung naik. Sedangkan emas perhiasan, harganya akan turun dibanding dengan harga pembelian.
"Perhiasan emas itu ada biaya ongkos pembuatan nggak bisa sama kayak harga beli nanti kalau dijual lagi. Nah kalau logam mulia yang batangan, dia tidak siap dipakai dan nggak ada ongkos pembuatan," ujar Murniati.
Dengan tips di atas, Bunda sudah bisa mulai menganggarkan biaya rumah tangga untuk investasi emas. Agar lebih jelasnya, simak penjelasan dari video dari CNBC Indonesia di bawah ini.
(ziz/ziz)