Jakarta -
Sudah dua tahun berlalu sejak sang suami, Ferry Wijaya, pergi meninggalkan Ririn Ekawati untuk selama-lamanya. Ferry meninggal pada 11 Juni 2017 karena kanker darah yang telah lama diidapnya.
Masih segar dalam ingatan perempuan berusia 37 tahun ini detik-detik saat sang suami menghembuskan napas terakhir. Ketika itu, Ririn sedang berada di Makkah untuk menjalankan ibadah umrah.
Awalnya Ririn dan Ferry berencana pergi umrah bersama. Namun karena kondisi Ferry yang tak memungkinkan, Ririn akhirnya berangkat bersama ibunda.
Ririn pun sempat ragu meninggalkan Ferry di Tanah Air. Apalagi selama sang suami sakit, ia tak pernah absen mendampinginya.
Ferry lah yang memaksanya untuk tetap berangkat umrah. Bahkan, ia pula yang mempersiapkan segala kebutuhan Ririn untuk umrah, seperti baju untuk tawaf, hijab, hingga kaus kaki.
"Empat hari sebelum berangkat, dia
packing-in satu koper," ujar Ririn dalam
channel YouTube Ussy Andhika Official.Ferry juga selalu menyampaikan kata-kata yang menguatkan Ririn untuk tetap berangkat umrah. Kata-kata ini selalu diingat Ririn.
"Kamu pergi semoga dosa-dosa aku selama hidup diampuni. Jadi kalau aku sampai ada apa-apa...Dia tuh dalam keadaan bersih. Jadi itu yang bikin aku terenyuh," ucap Ririn sambil berlinang air mata.
Momen Ririn Ekawati saat bersama sang suami, Ferry Wijaya. (Foto: Ririn Ekawati/Instagram) |
Saat berangkat umrah, Ririn tak punya firasat apapun tentang sang suami. Apalagi sejak awal tahu Ferry mengidap kanker, ia selalu berpikir positif bahwa sang suami akan sembuh. Selain itu, Ferry juga turut mengantar Ririn dan ibunya ke bandara.
Ferry kemudian menjalani kemoterapi. Setelah kemoterapi, kondisi Ferry sehat dan bahkan bisa ikut jalan-jalan bersama keluarga ke Puncak.
Namun, tiba-tiba kesehatannya menurun. Ferry langsung dibawa ke UGD karena mengalami demam. Ketika itu Ferry didampingi oleh asisten Ririn, Indra, dan adik Ririn, Rini.
"Indra kirim foto setiap detik," kata Ririn.
Lewat foto, Ririn melihat ada yang berbeda dari wajah Ferry. Ia meminta Indra untuk memanggil dokter dan segera memeriksa sang suami.
Kata dokter, demam yang dialami Ferry tak wajar. Saat diperiksa, oksigen dalam darahnya ternyata sudah rendah. Ferry hanya bisa bertahan jika dilakukan trakeostomi atau membuat saluran pernapasan lewat leher bagian depan untuk memasukkan oksigen.
Ririn langsung teringat bahwa sang suami pernah berpesan agar jangan sampai ia menjalani prosedur trakeostomi. Namun, saat harus mengambil keputusan, Ferry akhirnya menyerahkan sepenuhnya kepada sang istri. Ferry dan Ririn kemudian berbicara lewat
video call.
"Aku bilang,'Kamu masih kuat enggak?' Dia cuma kasih jempol. 'Terserah kamu,' katanya," ujar Ririn mengingat ekspresi tersenyum sang suami saat itu.
"Itu terakhir kali
video call. Setelah dimasukkan alat, berapa lama kemudian dia enggak ada. Itu terakhir lihat dia ketawa, lihat muka dia," kata Ririn.
Sebelum sang suami meninggal, Ririn juga bercerita bahwa ia mengalami pengalaman aneh saat di Makkah. Bunda bisa baca selengkapnya di halaman berikut dengan meng-
klik next.
[Gambas:Video 20detik]
(som/som)