Jakarta -
Bantal juga punya batas usia, Bun. Semakin lama usia bantal, semakin banyakÂ
sumber penyakit yang ditumpuk.
Melansir dari
Daily Mail, diketahui bahwa jutaan sel kulit mati terakumulasi setiap hari di bantal. Jika bantal sudah berusia 2 tahun, 10 persen dari beratnya berasal dari tungau debu dan sel kulit mati yang menempel.
Dr.Lisa Ackerley dari The Hygiene Doctor mengatakan, tungau bisa menjadi sumber alergi pada sebagian orang. Penyebabnya belum tentu dari tungau debu, tapi berasal dari kotoran tungau itu sendiri.
"Tungau tidak membawa penyakit, tapi enzim dalam kotoran yang membuat beberapa orang alergi," ujar Ackerley.
Bila bantal tidak kunjung diganti, bisa memperburuk pengidap asma. Gejala sakit lain yang bisa timbul adalah hidung berair, mata gatal dan berair, serta batuk.
Ackerley menyarankan untuk mencuci bantal dan mengeringkannya di mesin. Panas mesin pengering dapat membunuh tungau debu.
"Bisa juga ditaruh dalam freezer untuk membunuh kuman," kata Ackerley.
 Tidur dengan bantal/ Foto: thinkstock |
Hal ini juga dibenarkan psikolog klinis dan penulis buku
Good Night, Michael Breus, Ph.D. Menurutnya bantal yang bagus belum tentu bersih.
Di bantal mungkin saja ada penumpukan minyak tubuh, sel kulit mati, dan tungau debu. Jadi baiknya rajin ganti bantal disesuaikan dengan bahannya.
"Jika bantal berbahan poliester yang tidak terlalu
mahal, harus menggantinya setiap 6 bulan. Tapi, jika bahan bantal adalah busa, bisa bertahan selama 18 hingga 36 bulan" kata Breus, dikutip dari
Greatist.
Simak juga tips menjaga kebersihan lidah di video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(ank/rdn)