Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Belajar dari Layangan Putus, Komunikasi dengan Ayah adalah Hak Anak

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Kamis, 07 Nov 2019 21:00 WIB

Belajar dari kisah Layangan Putus, komunikasi dengan ayah adalah hak anak.
Belajar dari Layangan Putus, Komunikasi dengan Ayah adalah Hak Anak/ Foto: Istock
Jakarta - Kisah Layangan Putus bisa dibilang menjadi salah satu cerita yang viral setelah cerita KKN Desa Penari. Berawal dari akun Facebook Mommi Asf mengunggah tulisannya di grup kepenulisan. Tak disangka-sangka, cerita tersebut mengundang banyak perhatian dan kontroversi. Meski dalam pernyataan Mommi Asf menegaskan itu cerita fiksi, namun banyak netizen yang mengait-ngaitkan tokoh pada beberapa pihak.

Pada bagian satu cerbung Layangan Putus, diceritakan tokoh sang ibu berjuang membesarkan anaknya sendiri, tanpa bantuan finansial sang mantan suami. Komunikasinya dengan mantan suami terputus pula. Sang ibu tetap bersabar dan berusaha melakukan terbaik untuk anak-anaknya.

Belajar dari kisah Layangan Putus, dalam keadaan sudah bercerai dengan mantan suami, seharusnya komunikasi antara ayah dan anak tak boleh putus. Sekalipun ada pihak yang tersakiti. Menanggapi hal ini, menurut psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi @ Brawijaya Clinic, Alfath Hanifah Megawati, M.Psi., Psikolog, setelah bercerai, yang terpenting adalah komunikasi yang terkait dengan anak.

"Jika memang kita masih terasa sakit, batasi komunikasi kita dengan mantan suami. Tapi yang perlu diingat berkomunikasi dengan ayahnya adalah hak anak-anak kita. Sangat tidak adil bagi mereka jika hak mereka terenggut hanya karena sakit hati kita," ujarnya saat dihubungi HaiBunda.

Kata Ega, sapaan akrabnya, yang paling sulit justru bukan di bagian di komunikasi dengan mantan sebenarnya. Akan tapi menahan diri untuk tidak membuat anak-anak terpapar oleh sakit hati kita kepada mantan. Misalnya bercerita hal negatif tentang mantan, ya walaupun hal itu memang terjadi.

"Kembali lagi, apa yang kita tanamkan pada anak-anak kita tentang mantan suami kita, tidak akan mengubah pengalaman menyakitkan yang kita alami. Dari segi anak itu akan menjadi hambatan bagi diri mereka saat besar nanti," tutur Ega.

Sementara itu, terkait masalah biaya kehidupan anak usai bercerai dengan suami. Menurut Ega, permasalahan finansial, apalagi yang menyangkut anak adalah salah satu hal yang perlu disepakati bersama sebelum perpisahan dilakukan (perceraian), sedetail mungkin.

Hal ini karena jika sudah berpisah, komunikasi pasti sudah tidak seintens saat menikah ya. Dan masalah finansial menjadi sangat sensitif, sehingga bisa berdampak bagi kita dan anak-anak kita setelah perceraian, Bunda.

"Dalam kisah di cerbung (Layangan Putus), saya kurang paham apa yang terjadi sehingga suami lepas tanggung jawab dan langkah apa saja yang sudah dilakukan oleh sang istri," ujar Ega.

Simak juga video soal permintaan maaf Ricky Zainal yang dikaitkan dengan tokoh di Layangan Putus:

[Gambas:Video Insertlive]

(aci/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda