Jakarta -
Bunda, beberapa hari belakangan nama Rohana Kudus ramai diperbincangkan. Perempuan kelahiran Koto Gadang, 20 Desember 1884 itu dianugerahi gelar pahlawan oleh Presiden Jokowi.
Rohana merupakan tokoh wartawati perempuan pertama di Indonesia. Sejak muda, Rohana aktif dalam berbagai kegiatan. Sejak saat masih muda dia sudah bisa membaca, menulis, dan juga fasih berbahasa Belanda.
Gelar pahlawan yang diberikan pada Rohana ini, diketahui pernah ditolak dua kali sebelumnya. Hingga akhirnya, Jokowi mengabulkan pengajuan gelar nasional pada Rohana.
"Satu tokoh perempuan journalism dan pendidikan, satu sultan dari provinsi yang belum ada
pahlawan, sebagai satu satunya penentang Belanda di kesultanan daerahnya yang karena politik adu domba oleh Belanda selalu berpihak ke Belanda kecuali dia, sehingga dipaksa turun takhta, tapi kemudian berhasil kembali jadi sultan," ungkap Wakil Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Negara, Jimly Asshiddiqie dilansir
detikcom.
Bunda ingin mengenal lebih jauh tentang pahlawan asal Sumatra Barat tersebut? Berikut
HaiBunda sajikan ulasannya dirangkum dari berbagai sumber.
1. Kakak Soetan SjahrirTerlahir dari orang tua bernama Mohamad Rasjad Mahardja Soetan dan Kiam, ternyata Rohana memiliki hubungan sebagai kakak tiri Soetan Sjahrir, Perdana Menteri Indonesia pertama. Selain itu, Rohana juga merupakan bibi dari penyair terkenal Chairil Anwar. Dia juga merupakan sepupu dari KH Agus Salim lho, Bun.
2. Pendiri Sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS)Rohana tercatat pernah mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang pada tahun 1911. Di sekolah tersebut, perempuan diajarkan berbagai jenis keterampilan, seperti tulis-baca, budi pekerti, mengelola keuangan, Bahasa Belanda, hingga pendidikan agama.
3. Berasal dari Keluarga JurnalisRohana terlahir dari ayah yang bernama Mohamad Rasjad Maharadja Soetan yang berprofesi sebagai jurnalis. Sedangkan sang ibu, Kiam mendukung karier ayahnya sebagai ibu rumah tangga yang tangguh.
Rohana belajar membaca dan menulis dari sang ayah yang selalu membawakannya buku buku. Tak mendapatkan pendidikan formal, Rohana mempertajam pengetahuannya dengan membaca majalah terbitan Belanda yang memuat tentang pendidikan, politik dan berbagai ulasan mengenai gaya hidup.
4. Mendirikan Surat Kabar PerempuanPada awalnya Rohana mulai menuangkan kebiasaan menulisnya dengan mengisi surat kabar perempuan, Poetri Hindia.
Dilandasi keinginan kuat untuk membagi cerita tentang perjuangan memajukan pendidikan kaum perempuan di daerahnya, akhirnya dia mendirikan surat kabar Sunting Melayu pada 10 Juli 1912.
Surat kabar ini mencatatkan sejarah sebagai salah satu surat kabar perempuan pertama di Indonesia. Menariknya Sunting Melayu juga surat kabar perempuan pertama di Indonesia yang pemimpin redaksi, redaktur, hingga penulis semuanya perempuan.
5. Gedung Rohana KudusPerjuangan Rohana Kudus sangat dihormati oleh warga Agam, Sumatra Barat. Masyarakat di sana melestarikan rumah Kerajinan Amai Setia Rohana Kudus.
Bangunan berbentuk rumah panggung kuno itu ditandai dengan tulisan Keradjinan Amai Setia 1915. Di dalamnya terdapat sulaman dan perhiasan perak khas Koto Gadang. Tempat ini berkembang menjadi institusi pendidikan dan tempat pemberdayaan perempuan pertama di sana.
Bunda, simak juga yuk perjuangan Reisa Broto Asmoro demi ikut ajang Puteri Indonesia!
[Gambas:Video Haibunda]
(rap/rap)