Jakarta -
Tak cuma berpengaruh bagi kesehatan fisik, olahraga juga membuat kehidupan seks lebih baik. Menurut Dr.Lauren Streicher, direktur medis dari Pusat Pengobatan Seksual Northwestern Medicine, ini karena pria dan wanita yang sehat cenderung memiliki fungsi seksual yang lebih baik. Selain itu, hampir semua penyakit medis dapat memengaruhi respons seksual normal.
Salah satu olahraga yang baik adalah latihan aerobik. Olahraga tersebut dinilai sangat bagus karena mendukung sistem kardiovaskular, yang merangsang aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk area genital.
"Apapun yang mendukung sistem kardiovaskular akan mendukung respons seksual pria atau wanita. Semakin sehat aliran darah Anda, semakin baik gairah Anda," kata terapis seks dan pendidik Laura Berman.
Pada wanita, aliran darah itu penting, kata Berman, karena itu komponen dasar yang menciptakan pelumasan. Jadi, aliran darah yang lebih baik membantu dengan pembengkakan, sensasi dan pelumasan pada wanita serta ereksi pada pria.
Seberapa banyak olahraga yang dibutuhkan untuk membuat Bunda dan Ayah tetap sehat? Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan setidaknya 150 menit melakukan olahraga intensitas sedang atau 75 menit aktivitas aerobik kuat setiap minggu.
Jalan cepat atau bersepeda ringan adalah dua contoh olahraga sedang. Sementara itu gerakan dengan intensitas cepat adalah jogging, bersepeda cepat atau berpartisipasi dalam pertandingan bola basket atau sepak bola.
Dibuktikan dalam temuan ilmiahSebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Sexual Medicine menunjukkan tingkat latihan aerobik yang lebih intens dapat lebih meningkatkan kinerja seksual, stamina dan gairah seksual.
"Yang menarik adalah kami menemukan hubungan kadar dalam olahraga yang lebih banyak, terutama pada wanita, menghasilkan lebih banyak manfaat," kata pemimpin penulis Dr. Benjamin Breyer, kepala urologi di Rumah Sakit Umum Zuckerberg San Francisco dan Trauma Center.
Dalam penelitian, peserta direkrut dari klub lari, renang, dan bersepeda. Jadi para sampel penelitian itu, mereka semua adalah atlet amatir yang sangat aktif, sangat tertarik pada olahraga.
"Ini adalah kelompok orang khusus jadi bukan orang biasa. Ini kelompok orang yang cukup sehat secara fisik. (Salah satu sampel) Pria sering berlari selama 4,5 jam per minggu menunjukkan kemungkinan 23 persen berkurangnya disfungsi ereksi," terang Breyer.
Tetapi hasilnya bahkan lebih mengejutkan bagi wanita, Bunda. Bagi yang senang berlari selama 4 jam dalam seminggu dikaitkan dengan 30 persen kemungkinan berkurangnya disfungsi seksual.
ilustrasi olahraga/ Foto: Thinkstock |
"Wanita yang paling fit melaporkan disfungsi seksual paling sedikit. Mereka memiliki risiko paling sedikit mengalami masalah dengan gairah, disfungsi orgasme ," kata Breyer.
Breyer menunjukkan bahwa penelitian ini hanya eksplorasi, karena dilakukan secara online dan mengandalkan tingkat latihan yang dilaporkan sendiri dan disfungsi seksual.
"Kami tidak terlalu yakin mengatakan bahwa yang satu menyebabkan yang lain. Terutama karena begitu banyak hal juga dapat memengaruhi kepuasan seksual, seperti rasa percaya diri, tidur yang baik, dan kualitas hubungan," kata Breyer dilansir
CNN.
Bagaimana dengan kita yang tak rutin olahraga?Menurut ahli jantung dari Raleigh, dr.Kevin Campbell, latihan memang telah terbukti meningkatkan gairah seksual serta pengaruhi psikologis pada wanita. Pada pria, dapat mengurangi risiko disfungsi ereksi.
"Dalam sebuah penelitian, pria paruh baya yang tidak bergerak yang ditugaskan untuk berpartisipasi dalam program olahraga selama sembilan bulan melaporkan aktivitas seksual yang lebih sering, peningkatan fungsi seksual, dan kepuasan yang lebih besar, " kata Campbell yang tak terlibat dalam penelitian.
Meski demikian, tidak berarti setiap orang diharuskan untuk olahraga dengan intensitas tinggi. Campbell menyarankan olahraga untuk mencapai kondisi tersebut (ingin capai orgasme, tak mengalami disfungsi ereksi) perlu diarahkan oleh dokter.
"Studi ini menunjukkan kepada kita bahwa ada keterkaitan, tetapi kita tidak tahu persis apakah 'lebih banyak (olahraga) lebih baik,'" kata Campbell.
Dr.Lauren Streicher yang sudah menjelaskan pemaparannya di atas, kembali menekankan bahwa jika seorang wanita melakukan hubungan seks itu cenderung menyakitkan atau tidak dapat mengalami orgasme maka itu tidak mungkin diperbaiki dengan lebih banyak olahraga.
"Jika Anda memiliki masalah seksual tertentu, solusinya adalah tidak berolahraga. Solusinya adalah menemui seseorang yang ahli dalam hal itu sehingga kamu bisa mendapatkan bantuan yang kamu butuhkan," kata Streicher.
Simak juga cara menanamkan pendidikan seks anak sejak dini melalui video berikut:
(aci/som)