Jakarta -
Mungkin selama ini kita jarang mendengar informasi soal organ intim perempuan atau vagina karena masih dianggap tabu. Sedangkan di media sosial yang bertebaran kebanyakan mitos, belum terbukti kebenarannya. Soal ini, dr.Jen Gunter, dokter spesialis kebidanan-kandungan di AS dan Kanada selama 25 tahun mengungkap fakta menarik tentang vagina.
Baru-baru ini Gunter menepis mitos bahwa memasukkan telur giok ke dalam vagina mendukung keseimbangan hormon, pengaturan menstruasi, dan kontrol kandung kemih. Gunter menunjukkan bahwa itu mitos dan bukan bagian dari tradisi Tiongkok kuno atau pun mereka tidak memiliki dukungan ilmiah. Demikian dilansir
BBC.
Buku terbaru Gunter,
The Vagina Bible, adalah buku terlaris di beberapa negara. Buku tersebut penuh dengan saran praktis, dirancang untuk memberdayakan perempuan dan membantu mereka menjaga kesehatan khususnya reproduksi.
Nah, berikut adalah beberapa fakta yang menurut Gunter harus diketahui oleh semua wanita.
1. Sangat penting untuk mengetahui vagina dari vulva BundaVagina ada di dalam tubuh, vagina adalah kanal berotot yang menghubungkan rahim dengan bagian luar. Apa yang bisa Bunda lihat dari luar, bagian yang menyentuh pakaian, adalah vulva. Gunter bilang sangat penting untuk mengetahui terminologi yang benar, dan tidak menggunakan eufemisme (ungkapan halus pengganti).
"Ketika Anda tidak bisa mengatakan kata vagina atau vulva, ada implikasi bahwa ada sesuatu yang kotor atau memalukan tentang itu," kata Gunter.
Dia menunjukkan bahwa istilah medis "pudenda" yang menggambarkan bagian luar vulva, berasal dari bahasa Latin "pudet", yang berarti "itu memalukan".
Gunter berpikir menggunakan label semacam itu tidak hanya berbahaya bagi wanita pada tingkat emosional, tetapi dapat berdampak pada mereka secara medis juga, karena pasien mungkin tidak dapat menggambarkan dengan tepat apa yang terjadi dan mendapatkan perawatan yang tepat.
2. Vagina bisa bersih sendiriGunter telah melihat perubahan nyata pada sikap wanita selama 10 tahun terakhir, dengan banyak yang percaya mereka perlu menggunakan produk untuk mengubah bau vagina mereka. Di Amerika Utara, hingga 57% wanita membersihkan vagina selama setahun terakhir, dengan banyak yang melaporkan bahwa mereka didorong untuk melakukannya oleh pasangan seksual mereka.
Tapi Gunter mengatakan tidak perlu menggunakan apa pun untuk membersihkan bagian dalam vagina. "Ini oven pembersih sendiri," katanya.
Selain itu, dia memperingatkan untuk tidak menggunakan douche yang beraroma. "Itu vagina, bukan pina colada," katanya. "Douche seperti rokok untuk vaginamu."
Bahkan air bisa lho mengganggu ekosistem flora (bakteri baik) yang ada di vagina, meningkatkan risiko tertular infeksi menular seksual. Bagian luar, area vulva, dapat dibersihkan bila perlu, dengan air atau pembersih lembut.
Hati-hati jika Bunda menggunakan sabun. Hal ini karena sabun bisa 'mengupas' lapisan asam, yang bertindak seperti pelindung air untuk kulit. Jika perubahan hormon selama menopause membuat hal-hal kering dan tidak nyaman maka boleh saja menggunakan sesuatu seperti kelapa atau minyak zaitun.
Sel-sel vagina akan berganti setiap 96 jam, pergantian yang jauh lebih cepat daripada bagian kulit lainnya sehingga bisa sembuh dengan cepat.
ilustrasi organ intim wanita/ Foto: iStock |
3. Vagina Bunda seperti tamanVagina mengandung pasukan bakteri baik yang membantu menjaga kesehatan.
"Mikrobioma vagina seperti taman dari semua jenis bakteri yang berfungsi bersama untuk menjaga ekosistem vagina tetap sehat," kata Gunter.
Bakteri yang baik menghasilkan zat yang menciptakan lingkungan yang sedikit asam, yang menghentikan semua bakteri jahat, serta lendir yang membuat segala sesuatu dilumasi. Inilah sebabnya mengapa menyuci bagian dalam dengan antibakteri tidak baik.
Ini karena penting untuk menjaga keseimbangan bakteri. Demikian pula, Gunter menyarankan agar tidak menggunakan pengering rambut untuk mengeringkan vulva. Bagian area Miss V harus tetap lembap.
4. Rambut kemaluan punya fungsi baikGunter telah memperhatikan tren yang meningkat bagi wanita untuk menghilangkan semua rambut kemaluan mereka. Padahal ada risikonya.
"Ketika Anda wax atau bercukur, itu menyebabkan trauma mikroskopis pada kulit, luka, lecet, infeksi," kata Gunter.
Dia menyarankan untuk memastikan praktisi hair removal harus higienis supaya tidak menyebarkan bakteri di antara klien. Jika bercukur, gunakan pisau cukur yang bersih, persiapkan kulit dengan tepat dan lakukan arah pertumbuhan rambut, untuk menghindari meningkatnya risiko rambut tumbuh ke dalam, yang bisa terinfeksi.
Terlepas dari itu, Gunter ingin orang-orang membuat pilihan berdasarkan informasi. "Rambut kemaluan memiliki fungsi, mungkin merupakan penghalang mekanis dan perlindungan bagi kulit," katanya.
"Mungkin juga memiliki peran dalam fungsi seksual karena setiap rambut kemaluan melekat pada akhir saraf, itu sebabnya menyakitkan untuk menghilangkannya," kata Gunter.
5. Usia semakin tua dapat mempengaruhi vaginaSetelah bertahun-tahun mengalami menstruasi dan melahirkan anak-anak, ovarium berhenti menghasilkan telur. Jumlah hormon dalam tubuh yang membuat wanita subur turun secara dramatis. Kadar estrogen jadi rendah dan pengaruhi vagina dan vulva.
Jaringan-jaringan ini, yang dulunya disimpan lembap dengan lendir, dapat mengalami atrofi, dan kekeringan yang dihasilkan dapat menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seks karena kurangnya pelumasan.
Mungkin ini terdengar menyedihkan, tetapi Gunter mengatakan kebanyakan wanita bisa mendapatkan bantuan dari dokter mereka. Dan beberapa dikelola dengan baik dengan pelumas yang dijual bebas.
"Saya pikir sangat penting bagi wanita untuk mengetahui hal itu. Anda tidak harus menderita," ujarnya.
Ada mitos (hasil dari penelitian yang buruk) bahwa berhubungan seks akan membantu menjaga keadaan tetap baik. Namun, ternyata trauma mikro pada jaringan vagina justru dapat membuat mereka rentan terhadap infeksi.
Simak juga penyebab munculnya jerawat pada vagina melalui video berikut:
(aci/som)