HaiBunda

MOM'S LIFE

Efek Samping Diet Rendah Garam Ekstrem untuk Kesehatan

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 03 Jan 2020 14:33 WIB
Ilustrasi garam/ Foto: iStock
Jakarta - Sejumlah orang memilih mengurangi konsumsi garam agar badan lebih sehat. Misalnya agar terhindar dari hipertensi. Namun, diet rendah garam ini ternyata bisa memicu munculnya penyakit juga, Bun.

Dr.Shin Woo Seob, ahli vegetarian dari Korea menjelaskan garam terbaik adalah garam murni yang berasal dari laut. Biasanya garam tersebut disebut garam laut. Tapi, garam alami ini sulit diproduksi dalam jumlah besar. Alhasil, masyarakat mengonsumsi garam rafinasi yang tampilannya lebih bersih. Garam ini dibuat manusia yang berasal dari zat kimia natrium klorida.




"Konsumsi garam rafinasi yang berlebih bisa menimbulkan masalah bagi kesehatan, sehingga dunia kedokteran pun membuat kesimpulan bahwa konsumsi garam tidak baik untuk kesehatan," tulis Seob dalam bukunya Mau Sehat? Jauhi Rumah Sakit dan Obat.

Menurut Seob, dengan munculnya opini keharusan mengurangi konsumsi garam membuat masyarakat jadi kurang bertenaga. Sehingga, memilih mengonsumsi banyak karbohidrat untuk mengatasi kekurangan tenaga.

ilustrasi garam/ Foto: Amir Baihaqi
American Hypertention Journal yang dipublikasikan pada November 2011 menyebutkan hasil penelitian menunjukkan orang yang mengonsumsi makanan rendah garam bisa mengalami kenaikan jumlah kolesterol jahat dan trigliserida.

"Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa mengurangi konsumsi garam secara sembarangan memang bisa sedikit menurunkan tekanan darah, tapi di samping itu juga tidak efektif untuk menyembuhkan penyakit pada tubuh," kata Seob.

Karena itu, Seob mengimbau untuk mengganti garam yang ada di rumah dengan garam alami. Kemudian makan dan buatlah makanan yang dibumbui garam alami dengan takaran yang cukup.

"Sebenarnya, stroke dan serangan jantung yang disebabkan diabetes dan hiperlipidemia, termasuk hipertensi dapat dikatakan terjadi akibat rendahnya konsumsi garam. Apabila kita mengonsumsi garam dalam jumlah yang cukup, maka penyakit-penyakit tidak akan menyerang tubuh kita," ujar Seob.

Mengenai garam ini, dalam Laporan Medical Research Council (MRC) disebutkan rata-rata orang dewasa di AS mengonsumsi garam 9,5 gram per hari. Sebanyak tiga perempat garam yang dikonsumsi itu berasal dari makanan olahan dan 10 persen lagi ditemukan dalam masakan di rumah.


Dr.Susan Jebb, Kepala Gizi dan Penelitian Kesehatan MRC di kantornya Cambridge seperti dikutip me, mengatakan konsumsi garam yang direkomendasikan untuk orang dewasa sebesar 6 gram. Dengan konsumsi garam 6 gram per hari, bisa mengurangi risiko stroke 13 persen dan risiko penyakit jantung 10 persen.

Menurut Jebb mengurangi asupan garam sama sekali tidak membahayakan tubuh. Meskipun idenya soal kebijakan publik untuk mengurangi garam mendapat tentangan keras karena khawatir penurunan konsumsi garam yang secara drastis akan berakibat fatal.

Simak resep lele sambal kecombrang di video ini:

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

7 Artis Perempuan Indonesia Berprestasi di Bidang Akademik, Sekolah hingga S3

Mom's Life Annisa Karnesyia

Putri Isnari Tak Alami Ngidam di Kehamilan Pertama tapi Jadi Sensitif & Mood Swing

Kehamilan Annisa Karnesyia

8 Obrolan Ringan yang Sering Dipakai Orang dengan Kecerdasan Emosional Tinggi

Mom's Life Aisyah Khoirunnisa

Menkes Berencana Ubah Rujukan BPJS dari Faskes Bisa Langsung ke RS Tipe A

Mom's Life Annisa Karnesyia

Benarkah Minuman Isotonik Bisa Memicu Kontraksi Jelang Persalinan?

Kehamilan Ajeng Pratiwi & Sutan Muhammad Aqil

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

Unggahan Tasya Farasya Usai Resmi Cerai Ramai Dikomentari, Intip Potretnya

8 Obrolan Ringan yang Sering Dipakai Orang dengan Kecerdasan Emosional Tinggi

Putri Isnari Tak Alami Ngidam di Kehamilan Pertama tapi Jadi Sensitif & Mood Swing

Menkes Berencana Ubah Rujukan BPJS dari Faskes Bisa Langsung ke RS Tipe A

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK