Jakarta -
Sejumlah orang memilih mengurangi konsumsi garam agar badan lebih sehat. Misalnya agar terhindar dari hipertensi. Namun, diet rendah garam ini ternyata bisa memicu munculnya penyakit juga, Bun.
Dr.Shin Woo Seob, ahli vegetarian dari Korea menjelaskan garam terbaik adalah garam murni yang berasal dari laut. Biasanya garam tersebut disebut garam laut. Tapi, garam alami ini sulit diproduksi dalam jumlah besar. Alhasil, masyarakat mengonsumsi garam rafinasi yang tampilannya lebih bersih. Garam ini dibuat manusia yang berasal dari zat kimia natrium klorida.
"Konsumsi garam rafinasi yang berlebih bisa menimbulkan masalah bagi kesehatan, sehingga dunia kedokteran pun membuat kesimpulan bahwa konsumsi garam tidak baik untuk kesehatan," tulis Seob dalam bukunya
Mau Sehat? Jauhi Rumah Sakit dan Obat.Menurut Seob, dengan munculnya opini keharusan mengurangi konsumsi garam membuat masyarakat jadi kurang bertenaga. Sehingga, memilih mengonsumsi banyak karbohidrat untuk mengatasi kekurangan tenaga.
ilustrasi garam/ Foto: Amir Baihaqi |
American Hypertention Journal yang dipublikasikan pada November 2011 menyebutkan hasil penelitian menunjukkan orang yang mengonsumsi makanan rendah garam bisa mengalami kenaikan jumlah kolesterol jahat dan trigliserida.
"Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa mengurangi konsumsi garam secara sembarangan memang bisa sedikit menurunkan tekanan darah, tapi di samping itu juga tidak efektif untuk menyembuhkan penyakit pada tubuh," kata Seob.
Karena itu, Seob mengimbau untuk mengganti garam yang ada di rumah dengan garam alami. Kemudian makan dan buatlah makanan yang dibumbui garam alami dengan takaran yang cukup.
"Sebenarnya, stroke dan serangan jantung yang disebabkan diabetes dan hiperlipidemia, termasuk hipertensi dapat dikatakan terjadi akibat rendahnya konsumsi garam. Apabila kita mengonsumsi garam dalam jumlah yang cukup, maka penyakit-penyakit tidak akan menyerang tubuh kita," ujar Seob.
Mengenai garam ini, dalam Laporan Medical Research Council (MRC) disebutkan rata-rata orang dewasa di AS mengonsumsi garam 9,5 gram per hari. Sebanyak tiga perempat garam yang dikonsumsi itu berasal dari makanan olahan dan 10 persen lagi ditemukan dalam masakan di rumah.
Dr.Susan Jebb, Kepala Gizi dan Penelitian Kesehatan MRC di kantornya Cambridge seperti dikutip me, mengatakan konsumsi garam yang direkomendasikan untuk orang dewasa sebesar 6 gram. Dengan konsumsi garam 6 gram per hari, bisa mengurangi risiko stroke 13 persen dan risiko penyakit jantung 10 persen.
Menurut Jebb mengurangi asupan
garam sama sekali tidak membahayakan tubuh. Meskipun idenya soal kebijakan publik untuk mengurangi garam mendapat tentangan keras karena khawatir penurunan konsumsi garam yang secara drastis akan berakibat
fatal.
Simak resep lele sambal kecombrang di video ini:
(rdn/rdn)