Jakarta -
Pernahkah Bunda lihat kisah pasangan suami istri yang sudah lama menikah kemudian selingkuh. Gara-garanya ada teman lawan jenis yang sering curhat?
Terkait hal ini, psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi @ Brawijaya Clinic, Alfath Megawati, yang karib disapa Ega menjelaskan, selingkuh ada dua macamnya. Pertama secara emosional (emotional affair) dan seksual.
"Jadi, perselingkuhan enggak selalu harus ada kontak fisik atau seksual. Kedekatan intim pun bisa jadi perselingkuhan," ujar Ega saat ngobrol dengan
HaiBunda.
Mengutip perkataan psikolog Shirley P. Glass, Ega mengatakan, ada 3 komponen perselingkuhan, yaitu adanya kedekatan emosional yang intens, kerahasiaan (misalnya, hubungan disembunyikan dari pasangan, komunikasi atau pertemuan diam-diam), dan ketertarikan seksual (ketertarikan ini tidak selalu diikuti dengan aktivitas seksual ya).
 Ilustrasi selingkuh/ Foto: iStock |
"Kalau pertanyaannya apakah komunikasi bisa menjurus ke perselingkuhan. Bisa saja, jika komunikasi dilakukan secara intens. Apalagi salah satu pihak sudah bergantung secara emosional kepada satu lainnya," papar ibu dua anak ini.
Tapi, bukan tak mungkin dalam keseharian ada kasus di mana ada seorang wanita misalnya yang sudah bergantung pada suami orang lain. Kemudian, tampak agresif dalam menanggapi kecemburuan sang istri (ada kemarahan dalam tulisannya, bahkan terkesan kurang bisa berempati kepada sang istri).
"Di luar dari hal ini, menurut saya, ada baiknya masalah pernikahan tidak diceritakan di media sosial ya. Tapi segera diselesaikan secara langsung. Karena bisa saja, komunikasi virtual (yang indirect) membuat kesalahpahaman," terang Ega.
"Perlu ada klarifikasi dari pihak suami. Dan mulai mengkomunikasikan batasan hubungan (dengan lawan jenis) yang disepakati oleh suami-istri," pungkas Ega.
Bukan baby blues, ini yang dialami Marissa Nasution saat hamil anak kedua. Cek di video ini.
[Gambas:Video Haibunda]
(rdn/rdn)