Jakarta -
Bagi ibu bekerja, perasaan galau dan bersalah umumnya lebih tinggi dirasakan saat anak sudah mulai masuk usia sekolah. Pada masa itu, anak mulai butuh lebih banyak proses belajar dan juga aktivitas sosial.
Menurut penulis buku
Maternal Optimism: Forging Positive Paths through Work and Motherhood, Danna Greenberg, perubahan psikis pada ibu di periode ini sangat wajar terjadi. Bahkan, tekanan juga kerap dirasakan ibu bekerja karena sedikitnya waktu yang dimiliki untuk mendampingi anak.
"Diskusi yang ada tentang ibu bekerja kebanyakan hanya fokus pada cuti hamil, tapi setelahnya justru mengabaikan fakta bahwa anak-anak terus tumbuh besar dan membutuhkan perawatan yang lebih kompleks," ujar Greenberg, dikutip dari
Today.
Selain belajar, saat sudah sekolah anak juga mulai terlibat pada lebih banyak kegiatan sosial, sehingga peran orang tua untuk mendampingi kian besar. Jadi, saat tidak bisa hadir setiap waktu untuk anak, pastikan Bunda tetap memberikan
quality time setiap hari, ya.
Ilustrasi ibu bekerja. (Foto: iStock) |
Misalnya dengan selalu menanyakan kegiatan anak di sekolah, mencari tahu siapa saja teman dekat anak, serta amati perubahan sikap yang mungkin ditunjukkan oleh anak. Ini bisa menjadi pertanda bahwa mungkin anak sedang menghadapi masalah.
Selain itu, dampingi jika anak punya tugas sekolah atau akan menghadapi ujian. Meski terlihat sepele, perhatian seperti ini justru yang dibutuhkan anak, Bun. Saat anak libur sekolah, manfaatkan juga dengan menghabiskan waktu bersama, ya. Demikian dilansir
The Balance Careers.
Jadi, meski Bunda harus tetap
bekerja, kebutuhan emosi dan mental anak saat mulai sekolah pun tetap terpenuhi. Semangat, Bun!
Simak juga tips Nadia Mulya beri ASI eksklusif untuk anak saat mulai bekerja lagi dalam video berikut ini:
(rdn/rdn)