Jakarta -
Briptu Arie Fitrie menjadi salah satu korban yang namanya disalahgunakan untuk penipuan. Nama anggota Polresta Surakarta ini banyak muncul di akun Facebook, Bun.
Ternyata pengguna akun tersebut menipu korbannya dengan berpura-pura menjual sepeda motor. Salah satu korban percaya dan sempat mengirim uang yang diminta pelaku.
Korban tersebut melapor ke Polresta Solo dan bertemu langsung dengan Briptu Arie Fitri. Ternyata penipuan yang mengatasnamakan dirinya bukan kali ini saja melakukan hal itu.
"Jadi banyak sekali akun palsu mengatasnamakan nama saya dan akun itu mengambil foto dari Instagram lama saya, di-
screenshot, dan menyalahgunakan foto saya untuk jual beli sepeda motor," kata Briptu Arie Fitri di channel YouTube
Peristiwa Kota Solo.
Menurut Briptu Arie, penipuan bukan cuma jual beli sepeda motor. Ada juga yang menipu jual beli ponsel.
"Sudah berkali-kali. Modusnya jual beli sepeda motor, handphone itu juga ada," ujarnya.
Diakui wanita berjilbab ini, sudah banyak korban yang melaporkan penipuan, Bun. Bahkan pelaku sudah dicari sejak tahun 2018 lalu.
"Tak terhitung banyak sekali (korban melaporkan)," tutur Briptu Arie.
"Sejak tahun 2018 mulai dicari-cari (pelakunya)," sambungnya.
Briptu Arie Fitri/ Foto: YouTube Peristiwa Kota Solo |
Tak hanya itu, dari beberapa sumber diceritakan kalau Briptu Arie Fitri juga pernah kedatangan pria yang mengaku menjadi korban penipuan. Pria tersebut mengaku menjalin hubungan dengan wanita bernama Arie Fitri setelah kenal di Facebook.
Pria tersebut rela datang ke Solo dari Palembang untuk menemuinya. Menurut sang pria, dia telah menjalin hubungan dua tahun dengan wanita bernama Arie Fitri tersebut.
Kalau Bunda lihat di kolom pencarian Facebook, nama Arie Fitri memang banyak, Bun. Beberapa akun menggunakan foto Briptu Arie Fitri sebagai cover-nya.
Menggunakan media sosial memang harus hati-hati ya, Bun. Mengutip
Business News Daily, penelitian menemukan jika medsos bisa menjadi sumber penipuan. Ditemukan bahwa sekitar 53 persen dari semua login di situs web media sosial adalah penipuan dan 25 persen akun baru palsu.
"Kita berada di era dimana identitas, niat, bisnis, dan konten online, semuanya dapat dipalsukan," kata Kevin Gosschalk, CEO Arkose Labs.
"Ini dapat berdampak pada keamanan dan finansial yang serius untuk bisnis yang membutuhkan platform online," sambungnya.
Sedangkan, menurut wakil presiden pemasaran di Arkose Labs Vanita Pandey, penipu di medsos termotivasi oleh keuntungan finansial. Mereka akan terus menggunakan berbagai teknik jahat selama itu menghasilkan uang.
"Ekonomi berkembang dengan cepat menjadi tempat dan pusat penipuan karena mereka memiliki akses mudah ke alat-alat canggih, tenaga kerja manual murah, begitupun insentif ekonomi terkait dengan penipuan online," ujar Pandey.
Jadi, sebaiknya Bunda lebih waspada dan hati-hati terhadap penipuan di
medsos. Sebelum melakukan transaksi finansial, pastikan dulu kebenarannya ya.
Simak juga cara membuat anak mau tinggalkan gadget, di video berikut:
(ank/rdn)