Kisah Anindhita Asmarani, Perempuan Albino asal Bekasi yang Viral karena Kepercayaan Dirinya

Anindhita Asmarani Putri perempuan Albio asal Bekasi

Kisah Anindhita Asmarani, Perempuan Albino asal Bekasi yang Viral karena Kepercayaan Dirinya / Foto: YouTube TRANS TV Official

Nama Anindhita Asmarani Putri ramai dibicarakan di media sosial. Ia viral karena penampilannya yang seperti bule. Padahal, ia merupakan orang asli Indonesia.

Anindhita Asmarini merupakan perempuan asal Bekasi yang mengidap kelainan genetik albino, Bunda. Ia menjadi content creator inspiratif setelah berdamai dengan keadaan fisiknya.

Ketika menjadi content creator, Anindhita Asmarini membuat berbagai konten edukasi dan hiburan mengenai albino. Anindhita mengatakan, konten buatannya mendapatkan banyak reaksi positif.

"Mungkin suka karena unik kali ya. Mungkin enggak banyak orang yang tahu kalau di Indonesia juga ada orang albino," kata Anindhita, dikutip dari kanal YouTube TRANS TV Official.

Meski begitu, Anindhita tak memungkiri bahwa ia banyak mengalami cobaan sebagai perempuan albino. Fisiknya yang berbeda membuat Anindhita merasa tidak percaya diri dan sulit bergaul, Bunda.

"Pernah (tidak percaya diri), karena lihat teman-teman kan beda ya bentukannya gitu kan. Masuk ke pergaulan juga susah karena banyak yang belum kenal juga sudah ngomong apa gitu," cerita Anindhita.

Perempuan berusia 24 tahun itu tak pernah melupakan ucapan yang membuatnya sakit hati. Ia pernah disebut seperti mayat hidup.

Setiap kali naik ke jenjang pendidikan lebih tinggi, Anindhita mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Ia harus memulai semuanya dari nol.

"Kayak masuk SD, masuk SMP, masuk SMA. Orang-orangnya enggak kenal (masih baru)," kata Anindhita.

Selain tantangan dalam bersosialisasi, Anindhita juga mengalami sejumlah masalah kesehatan. Kondisi albino membuatnya harus lebih berhati-hati terhadap sinar matahari. Selain itu, ia juga mengalami masalah pada penglihatannya.

"Aku pernah kulitnya sampai melepuh, jadi kayak kebakar gitu. Jadi cuma bisa ke pantai kalau pakai sunscreen banget, sama pakai baju tertutup," ia bercerita.

"Pas lahir, dokter bilang penglihatanku cuma 70 persen. Dari situ jadi sering periksa mata. Tapi memang enggak ada solusi dan hasil yang bisa membantu aku, jadi akhirnya adaptasi aja sampai aku sebesar ini. Melihat jelas tapi tidak bisa detail secara jauh. Mataku juga lebih sensitif dengan sinar matahari. Terus lensaku enggak bisa diam, dia akan terus bergerak," lanjutnya.

Pilihan Redaksi

Kendati demikian, Anindhita sudah berdamai dengan keadaannya. Baca di halaman setelah ini.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

kilas balik cerita viralnya video Sinta Jojo 'Keong Racun' di bawah ini

TETAP BERJUANG PERCAYA DIRI

Anindhita Asmarani Putri perempuan Albio asal Bekasi / Foto: YouTube TRANS TV Official

Sebagai orang albino, Anindhita Asmarani Putri berusaha untuk bersikap jujur terhadap diri sendiri. Dengan begitu, ia bisa menerima dirinya apa adanya.

"Aku enggak pernah membohongi diri sendiri. Jadi kalau lagi ingin nangis di kamar ya nangis saja, tapi balik lagi kalau sudah ke luar kamar ya pede saja gitu. Enggak usah dipendam, marah ya marah, nangis juga nangis, tapi di kamar saja," tuturnya.

Tak hanya itu, Anindhita juga selalu memiliki orang-orang yang mendukungnya. Mereka tak pernah melihat kondisi Anindhita sebagai kekurangan.

Bahkan, Anindhita tidak pernah diperlakukan secara spesial oleh orang tuanya. Hal itu membuat Anindhita tumbuh menjadi perempuan yang kuat, Bunda.

"Keluargaku enggak pernah spesialin aku. Justru karena itu, masih kecil suka main keluar dibiarin saja. Walaupun harus banyak yang dijaga juga karena faktor sinar matahari atau apapun itu. Tapi karena dari situ mental bersosialisasi dan masuk ke masyarakat jadi lebih berani," ucap Anindhita.

"Orang tua benar-benar selalu ada di samping aku, menguatkan aku juga, bikin aku percaya diri. Terus ada adik aku juga yang enggak malu lah lihat kakaknya kayak gini. Lalu satu lagi adalah yang saat ini jadi kekasih aku," sambungnya.

Kondisi kesehatan orang albino

Dalam kesempatan yang sama, dr. Nicho Saputra yang hadir sebagai bintang tamu memaparkan tentang kondisi albino yang dialami oleh Anindhita.

"Albino itu merupakan suatu kelainan genetik, di mana dia tidak memiliki atau minim sekali pigmen yang bertujuan mewarnai kulit. Selain itu, pigmen juga berfungsi melindungi dari sinar matahari," kata dr. Nicho.

Nicho memaparkan, ada 6 level yang digunakan untuk mengukur kadar pigmen kulit manusia di dunia. Semakin banyak pigmen, maka semakin gelap kulit manusia.

"Bersyukurnya orang Indonesia itu di tengah-tengah levelnya. Jadi memang sudah ada pigmen yang bagus, tidak berlebihan atau kekurangan," ucapnya.

Sebagaimana yang diceritakan oleh Anindhita, ada sejumlah masalah kesehatan yang kerap dialami orang albino.

"Bagi orang albino, dia levelnya paling rendah. Jadi ketika terkena sinar matahari, risiko penyakit seperti kanker kulit atau penyakit kulit lainnya akan lebih besar. Jadi sebenarnya berbahaya (sinar matahari) untuk mereka. Harus proteksi diri dengan memakai tabir surya. Juga disarankan memakai baju panjang, payung, dan topi," terang dr. Nicho.

"Kelemahan lain pastinya (ada), namanya albino kan pigmennya tidak cuma di kulit. Kalau kita rambutnya hitam, orang albino akan lebih terang dan pucat. Lalu di mata juga warnanya akan lebih pucat. Biasanya ada kelemahan di daerah mata," imbuhnya.

Beberapa orang albino mengalami penurunan penglihatan karena pigmen di kornea mereka lebih rendah, "Warna di kornea matanya turun, jadi ketika kena cahaya akan lebih terasa silau atau photophobia. Lalu ada juga pengaruh di saraf mata.

Meski begitu, bukan berarti orang albino tidak bisa beraktivitas seperti orang lain, Bunda. Mereka tetap bisa melakukan hal yang sama seperti orang dengan pigmen kulit normal.