Jakarta -
Kemajuan teknologi memang tidak bisa kita hindari, Bun, termasuk kehadiran media sosial (medsos). Berbagai dampak positif pun tentu kita rasakan, terutama di kehidupan keluarga.
Namun, ada pula efek negatifnya terlebih bagi anak-anak. Salah satunya, anak mudah dijangkau
stranger atau orang asing yang tak dikenal, yang bisa membahayakan dirinya.
Psikolog Saskhya Aulia Prima, M.Psi, mengungkapkan jika kita mengajari anak soal stranger danger atau orang asing berbahaya, maka akan membuat mindset anak tentang semua orang asing itu bahaya. Padahal tidak semua stranger berbahaya. Yang terpenting adalah mengajari anak bagaimana membedakan situasi yang aman dan tidak aman.
"Ada orang-orang asing yang sebenarnya dia bisa minta tolong ketika dia minta bantuan, misalnya orang berseragam kayak polisi, satpam, petugas toko, jadi enggak semua
stranger berbahaya," jelas Saskhya, dalam acara Konsulteatime di Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Lepas dari konsep itu, kata Saskhya, stranger saat ini enggak cuma offline aja, Bun, tapi ada juga stranger online. Orang asing yang ditemui di dunia maya kadang bisa lebih berbahaya lho.
Psikolog Tiga Generasi ini kemudian menekankan, orang tua dan anak mesti tahu bagaimana menggunakan internet dengan aman. Itu artinya, saat orang tua berikan
gadget pada anak, harus sesuai usia anak dan kebutuhan. Perhatikan dan ikuti pula rekomendasi usia penggunaan media sosial serta
games.
 Foto: thinkstock |
Selain itu, dampingi anak selama berselancar online. Biasakan berdiskusi dengan anak selama dan setelah menggunakan internet. Catat dan simpan password anak, namun tetap minta izin terlebih dahulu.
"Soalnya ada ibu-ibu yang enggak izin, dia buka semuanya, besoknya anaknya marah. Tujuannya buat mantau, tapi anaknya jadi miss trust sama orang tuanya," papar Saskhya.
Saskhya kemudian membagikan beberapa poin penting tentang cara membekali anak untuk menghadapi
stranger di dunia maya, di antaranya,
1. Jelaskan kepada anak untuk tidak berteman dengan
random people, atau orang tidak jelas asal usulnya.
2. Ajari anak memproteksi reputasi digitalnya, seperti berpikir sebelum
posting, chat, upload, ataupun
download sesuatu.
3. Berikan anak informasi untuk tidak menggunakan webcam dengan
stranger.4. Jangan berikan
password pada orang tidak dikenal.
5. Matikan
location service pada aplikasi-aplikasi tertentu yang tidak diperlukan.
6. Hindari posting personal informasi seperti alamat, nomor telepon, foto dengan baju seragam.
7. Jangan melakukan kopi darat (kopdar) atau bertemu langsung dengan stranger tanpa didampingi orang tua.
8. Hindari membalas email,
message, post, atau
text yang berbentuk ancaman, harus laporkan langsung pada orang tua.
Simak pula video berikut, Bun.
[Gambas:Video Haibunda]
(yun/muf)