Jakarta -
Kasus positif virus Corona atau COVID-19 di Indonesia terus bertambah setiap harinya. Belakangan, beredar video di grup WhatsApp tentang cara membunuh virus ini.
Video singkat itu berisi anjuran untuk membakar tembakau dan garam di depan rumah guna memusnahkan virus Corona, Bun. Rasmono, dokter ahli herbal di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur yang memberi anjuran tersebut angkat bicara.
"Ini adalah pembakaran tembakau dan garam untuk menghalau virus Corona," kata dr.Rasmono dalam video tersebut, sambil menunjukkan tungku kecil tempatnya membakar tembakau dan garam di luar Gedung Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) Kabupaten Bondowoso.
Rasmono menjelaskan bahwa cara membunuh Corona dengan membakar tembakau dan garam itu, berdasarkan temuan yang telah dilakukan ahli lain. Bahkan, sudah terbukti menghalau virus flu burung beberapa tahun silam. Tembakau memang digunakan untuk membunuh hama pertanian, baik virus maupun bakteri.
"Sebetulnya saya hanya meneruskan apa yang sudah dilakukan Dr.Greta Zahar dan Prof Sutiman Bambang Sumitro," kata Rasmono kepada
HaiBunda, Selasa (21/4/2020).
"Waktu ada wabah flu burung, kandang ternak ayam yang dibakar tembakau divine, yaitu tembakau olahan," sambungnya.
Untuk proses pembakaran dalam ruangan, tembakau yang digunakan memang harus jenis tembakau divine. Tembakau yang diolah ini memang digunakan untuk pengobatan.
"Untuk di tempat tertutup, harus menggunakan tembakau yang sudah diolah, tembakau divine. Itu sama dr.Greta memang dipakai untuk terapi manusia untuk menyembuhkan penyakit degeneratif seperti kanker, diabetes, dan juga termasuk autis. Jadi aman karena sudah diolah menjadi asap
nano yang bebas dari radikal bebas, bahkan untuk menetralisir udara yang mengandung radikal bebas akibat polusi dari pembakaran BBM," ujarnya.
"Memang tidak semuanya itu sepakat. Tetapi pada kenyataannya di Klinik Balur, Malang, memang dipakai untuk terapi penyakit kanker dan hasilnya bagus. Artinya, asap dari tembakau itu bermanfaat bukan berbahaya," lanjutnya.
Sedangkan untuk di luar ruangan, jenis tembakau biasa bisa digunakan. Tapi, Rasmono menekankan agar asapnya tidak dengan sengaja dihirup manusia. Asap tembakau itu mirip dengan asap dari daun-daun lain yang dibakar. Tidak ada bedanya dengan asap hasil pembakaran daun-daun lainnya.
 Membakar Tembakau dan Garam untuk Bunuh Corona/ Foto: Tangkapan layar video WhatsApp |
Untuk kandungan nikotin di tembakau, menurutnya juga tak berbahaya, justru menurut dr.Greta bisa membersihkan lingkungan dari pencemaran radikal bebas air raksa. Meski begitu, Rasmono tak menampik jika pendapatnya itu masih menjadi kontroversi.
"Menurut penelitian Dr. Greta Dkk, nikotin itu baik, bukan berbahaya. Nikotin selama ini berbahaya karena tercemar dengan logam berat air raksa pada saat masih berbentuk pohon tembakau. Nah logam berat , imbas dari pemanasan global pembakaran BBM oleh industri dan kendaraan bermotor. Tapi memang kontroversi," ungkapnya.
Mengambil sisi kearifan lokal, bukan ilmiah
Diakui Rasmono, pembakaran tembakau dan garam sebagai cara membunuh virus Corona memang belum dibuktikan secara ilmiah. Ia mengambilnya dari sisi kearifan lokal, melihat selama ini cara melindungi tubuh dan udara dari virus hanya menggunakan cairan klorin. Padahal, cairan ini tidak direkomendasikan karena berbahaya dan bersifat karsinogenik yang bisa menyebabkan kanker.
"Saya itu kan mengambil dari sisi kearifan lokal, bukan dari sisi ilmiahnya. Karena saya kan di bidang pengobatan tradisional. Kita masih ingat sebelum tahun 1990-an ketika terjadi wabah atau
pagebluk, kakek buyut kita menyarankan membakar garam secara masal, di depan setiap rumah menjelang Maghrib, dan itu berlangsung turun temurun," imbuh Rasmono.
"Mungkin Anda mengira ini berhubungan dengan hal
magic, membakar garam untuk mengusir makhluk halus. Itu hanyalah istilah karena zaman dulu belum tahu bahwa yang dimaksud makhluk halus yang menyebabkan
pagebluk atau wabah adalah virus."
Rasmono berpendapat, nasihat orang zaman dulu hebat dan patut untuk didengarkan. Apalagi menurutnya ada beberapa literatur yang menyebut bahwa garam memang digunakan untuk antiseptik, Bun. Misalnya untuk berkumur ketika radang tenggorokan, sariawan, dan sakit gigi.
 dr.Rasmono/ Foto: Tangkapan layar video WhatsApp |
Garam juga dapat digunakan untuk pengawet ikan, daging, dan membuat makanan atau sayur tak cepat basi. Garam dalam bentuk padat maupun uap ketika dibakar mempunyai khasiat yang sama yaitu sebagai antiseptik.
"Mengapa garam? Karena garam murah dan mudah didapatkan dan penggunaanya pun simpel," ujarnya.
"Kalau membakar garam adalah warisan leluhur kita, mengapa di masa wabah ini tidak kita lakukan. Jika ditambah tembakau secara masal dan bersamaan, maka udara ini akan dipenuhiÂ
antiseptik yang membuat virus corona secara masal juga musnah."
Menurutnya, penggunaan bahan alami bagus karena tidak bisa dilawan dan tidak ada resistensinya. Sedangkan pengobatan buatan seperti antivirus maupun vaksin tidak bisa diandalkan, karena virus mudah bermutasi.
Mengenai penularan virus Corona sendiri, Rasmono menyamakannya seperti virus flu biasa dan flu burung. Virus ada di udara, sehingga diharapkan dengan membakar tembakau dan garam, virus bisa mati.
"Katanya virus tidak menular di udara, tapi kenyataannya sekarang orang pada positif virus Corona bahkan tanpa kontak dengan pasien, itu seperti flu influenza. Kita tahu pas perubahan musim, itu kan kita bisa kena flu sendiri, berarti virus flu itu ada di udara. Virus flu burung, Corona, dan flu biasa, mekanisme kerjanya sama," ujarnya.
Lebih lanjut, Rasmono berharap temuannya ini bisa diteliti lagi oleh para ilmuwan. Ia ingin dengan kearifan lokal asli Indonesia bisa mengakhiri pandemiÂ
Corona ini, Bun.
"Kearifan lokal itu harus kita teliti supaya metodenya lebih bagus, lebih tepat, dan lebih aman. Indonesia kaya akan rempah-rempah dan kearifan lokal. Kalau saja ilmuwan ini mau meneliti, bukan menggunakan metode luar, Insyaallah kita bisa kok," kata Rasmono penuh harap.
"Asal kita mau open minded, jangan saling menyalahkan dulu, bisa ditanyakan ke ahlinya," pungkasnya.
Simak juga fakta dan data tentang Corona, di video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(ank/rap)