Jakarta -
Bunda, sudah pernah mendengar nama Zarifa Ghafari? Namanya mencuat pada 2019 lalu, setelah diangkat sebagai wali kota wanita pertama di Afghanistan.
Muslimah cantik ini ditetapkan sebagai wali kota termuda, setelah menjabat posisi tersebut di usia 26 tahun. Ghafari menjabat sebagai Wali Kota Madisan Shar, sebuah kota berpenduduk 35 ribu orang di Provinsi Wardak, Afghanistan.
Melansir dari
The New York Times, Ghafari memasang spanduknya dengan mengenakan hijab merah usai dilantik sebagai wali kota. Ia menggaungkan kampanye "Anti buang sampah sembarang: kota kita bersih."
Selain itu, yang paling menonjol dari gebrakan
Ghafari adalah upayanya berada di garis depan untuk memperjuangkan
hak-hak perempuan Afghanistan.
"Pekerjaan saya adalah membuat orang percaya pada hak-hak perempuan dan kekuatan perempuan," tulis Ghafari di Twitter miliknya.
Ghifari memang bukan wanita pertama yang mengambil alih pekerjaan pria dalam budaya patriarki Afghanistan. Namun, dia memiliki salah satu posisi paling sulit untuk dibayangkan.
Zarifa Ghafari, walikota termuda di Afhanistan/ Foto: Facebook Zarifa Ghafari |
Sebelum Ghafari menjadi wali kota, satu-satunya perempuan di kota itu yang memiliki pekerjaan di pemerintahan selain guru adalah kepala kementerian wanita Wardak. Sayangnya, orang tersebut tak berani tinggal di kota, melainkan di Kabul, ibu kota negara.
Sedangkan Ghafari juga bolak-balik dari Kabul ke Madisan Shar untuk alasan keamanan. Ghafari sendiri sebenarnya diangkat sebagai wali kota pada musim panas 2018 oleh Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani. Tetapi, jabatannya ditunda selama berbulan-bulan karena penolakan warganya yang terus mengancam keselamatan Ghafari.
Saat ia bekerja di hari pertama di bulan Juli, kantornya dikerumuni para lelaki yang marah. Mereka mengacungkan tongkat dan batu. Sampai akhirnya Ghafari harus dikawal oleh badan intelijen Afghanistan, Direktorat Nasional untuk Keamanan yang mengirimkan satu regu perwira paramiliter untuk menyelamatkannya.
"Itu adalah hari terburuk dalam hidupku," ungkap Ghafari.
"Jangan kembali," cemooh pengunjuk rasa yang menentang Ghafari.
Meski telah meninggalkan kota Madisan Shar, Ghafari masih terus merasa tidak tenang. Ia langsung menuju ke Istana Presiden di Kabul dan mengatakan kepada para pejabat di sana bahwa ia tidak akan menyerah dengan mudah.
"Aku menjerit sangat banyak sehingga aku kehilangan suaraku. Aku mengatakan kepada mereka bahwa akan mengklaim hakku untuk menjabat meski harus membakar diri di depan istana. Itu bukan ancaman kosong," jelas Ghafari dikutip pada Senin (4/5/2020).
Ghafari butuh waktu 9 bulan hingga akhirnya berhasil kembali menjabat wali kota. Tapi, bukan berarti masalahnya sudah berakhir setelah itu, Bunda. Kinerjanya baru diakui setelah warga melihat aksinya saat melakukan kunjungan ke Maidan Shar.
Ia memulai dengan mengadakan pertemuan 20 pejabat kota yang semuanya terdiri dari pria. Beberapa di antaranya datang terlambat, saat rapat pun ada yang menolak bicara dengannya dan memilih melihat ponsel.
Bahkan, beberapa lainnya berbicara dengan pejabat di sampingnya. Mereka benar-benar mengabaikan Ghafari yang memimpin rapat. Sampai akhirnya, Muslimah cantik ini meneriaki mereka.
"Ini adalah pertemuan formal. Jika seseorang memiliki kepentingan pribadi, dia bisa pergi," tegas Ghafari.
Rupanya hal itu manjur, membuat para pejabat mendengarkan sang wali kota, Bunda. Perjuangan Ghafari tak berhenti sampai di situ, ditertawakan dan dicemooh oleh warganya sendiri sudah menjadi hal biasa baginya.
Dilansir
ABC News, Ghafari masuk dalam daftar 12 wanita yang dihormati oleh pemerintahan Trump. Ia masuk dalam daftar penerima penghargaan International Women of Courage, sebuah acara tahunan yang dimulai oleh Sekretaris Negara Condoleezza Rice pada tahun 2007.
Ghafari menjadi satu-satunya penerima kehormatan yang berbicara selama acara berlangsung. Ia memanfaatkan sambutannya untuk membuat permohonan langsung kepada Sekretaris Negara Mike Pompeo, yang duduk hanya beberapa langkah darinya.
"Biarkan saya meminta dukungan Anda secara berkelanjutan untuk memastikan bahwa proses perdamaian Afghanistan tidak menghapus keuntungan yang telah diperoleh sejak masa-masa kelam rezim Taliban," ungkap Ghafari yang disambut dengan tepuk tangan meriah para hadirin.
Bunda, simak juga yuk cara mengenalkan Alquran pada anak-anak sejak dini seperti dalam video berikut:
(rap/rap)