Jakarta -
Pandemi Corona mengubah kondisi keuangan kita di Ramadhan tahun ini. Meski tak ada mudik Lebaran, masalah lainnya yang mungkin dialami masyarakat adalah kurangnya pemasukan. Hal ini sejalan dengan pendapat Metta Anggriani, CFP, Founder Anggriani & Partners.
Menurut Metta, Ramadhan kali ini memang berbeda karena adanya pandemi COVID-19. Yang tadinya bulan Ramadhan dan Lebaran adalah untuk menyambung silaturahmi, sekarang justru kita harus melakukan
physical distancing.
"Artinya, Ramadhan kali ini adalah benar-benar perjalanan untuk kembali ke fitrah. Kembali pada sejatinya diri manusia untuk hidup apa adanya," ujarnya kepada
HaiBunda.
Dalam kondisi pandemi ini, Metta mengatakan bahwa kita 'dipaksa' untuk kembali pada kebutuhan pokok. "Back to basics, yaitu sandang, pangan, papan. Tidak ada yang lebih penting daripada kesehatan. Jaga kesehatan fisik dengan atur makan dan kebersihan, serta jaga kesehatan mental dengan berolahraga, tidur cukup dan banyak beribadah," sambungnya.
Di bulan Ramadhan kali ini, ada baiknya keinginan lainnya hendaknya ditahan dulu, Bunda. Ya, karena pandemi ini sangat berpengaruh pada ekonomi.
Metta menambahkan, sebenarnya kita sekarang dalam kondisi bertahan, survival mode. Bertahan untuk bisa jaga pengeluaran agar tidak berlebihan, bertahan pada pekerjaan yang sekarang.
Kita pun berharap tidak kena imbas PHK atau dirumahkan karena perusahaan tempat bekerja merugi. Kemudian, usahakan tetap menabung, siapkan dana darurat dan pastikan likuiditas kita tinggi.
"JadiÂ
tips mengatur pengeluaran di bulan puasa ini adalah belanja secukupnya. Karena kecil kemungkinan untuk buka bersama, mudik dan halal bi halal, maka pengeluaran Ramadhan bisa dipangkas secara signifikan," kata Metta.
"Saat ini pun kita tidak perlu khawatir untuk berbondong-bondong ke supermarket atau menyetok barang, karena ketahanan pangan kita masih cukup tinggi," lanjutnya.
 ilustrasi uang/ Foto: iStock |
Belanja lebih direncanakan, tahan godaan onlineSementara itu, dihubungi
HaiBunda secara terpisah, pengamat keuangan Tejasari Asad mengatakan karena ada social distancing jadi kita lebih perlu terencana dalam belanja. Artinya enggak bisa sering-sering datang ke supermarket.
"Kita bikin rencana seminggu sekali, sebulan kali boleh saja tapi kan jadinya banyak, takutnya juga ada yang kurang. Jadi mending seminggu sekali, kayak bikin jadwal," ujar Direktur Tatadana Consulting ini.
"Jadwal masaknya jadi terencana kan, Senin apa, Selasa apa, Rabu apa. Jadi mau beli apa-apa tuh
disiapin seminggu. Supaya apa? Supaya kita enggak bolak-balik ke supermarket lagi. Kita menghindari itu, kita mengurangi juga kemungkinan terpapar (virus) dan lebih hati-hati," sambungnya.
Kedua, isunya sekarang adalah penghasilan berkurang. Di keluarga kita mungkin ada yang gajinya terpotong. Nah, jadi inilah waktunya kita berhemat, Bunda. Kalau dulu mungkin kita sering jajan, makan di luar, ini waktunya lebih menahan diri.
Tejasari melanjutkan, artinya karena mumpung di rumah, masak sendiri. Kemudian makanan-makanan kalau kue bikin sendiri, bikin sendiri. Jadi itu membantu kita lebih berhemat.
Ia menyarankan, enggak usah lapar mata, Bunda. Semua orang menawarkan karena memang sih, semua orang jadi banyak jualan. Tapi kita juga harus menjaga kantong kita juga kan?
"Karena kan tawaran-tawaran online itu juga enggak murah gitu. Harganya lumayan, belum
ongkirnya. Kita bikin perencanaan, mau masak apa, mau bikin kue apa. Terus juga menjaga supaya enggak sering belanja atau sering order online," kata Tejasari.
Kesimpulannya, menurut Tejasari, yang pasti kita harus membuat budget, bagaimana caranya untuk bisa cukup memenuhi kebutuhan selamaÂ
Ramadhan ini.
Simak juga tips cara ajari anak menabung dalam video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(aci/som)