Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Salut, Nenek Miskin Sukses Besarkan 45 Anak Adopsi Jadi Dokter & Pengacara

Annisa Afani   |   HaiBunda

Sabtu, 18 Jul 2020 23:00 WIB

ilustrasi nenek dan cucu
Ilustrasi nenek dan anak/Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta -

Kisah nenek China satu ini menjadi bukti masih ada orang baik yang patut kita teladani. Adalah Kong Zhenlan, seorang nenek berusia 71 tahun yang mendedikasikan lebih dari separuh hidupnya untuk mengadopsi anak terlantar.

Nenek yang berasal dari Provinsi Shanxi, China ini menjadi viral akan kebaikan hatinya, Bunda. Ia merawat 45 anak adopsi dengan baik, dan memastikan semuanya makan dengan layak.

Hebatnya lagi, Zhenlan memastikan jika semua anak angkatnya mendapat akses pendidikan yang baik. Ia mengorbankan semuanya, meski hampir tidak mampu membiayai dirinya sendiri dengan pendapatannya yang hanya sedikit.

Hatinya mulai tergugah untuk mulai mengadopsi mereka, ketika ia merasa tidak sanggup melihat anak-anak miskin di panti asuhan setiap akan berangkat kerja. Hingga pada akhirnya, ia mencoba untuk membawa salah satu anak dari tempat tersebut.

Setelah merawat anak adopsi tersebut, barulah ia menyadari bahwa tindakannya ternyata mampu membuat anak angkatnya mendapat kehidupan yang lebih baik.

Nenek Kong pun semakin yakin dan mulai mengadopsi anak-anak terlantar lainnya dan merawatnya seperti anaknya sendiri. Hingga 47 tahun terakhir atau tahun lalu, ia telah mengadopsi 45 anak.

Anak tertua yang diadopsi telah berusia 45 tahun, namun terkecil masih balita. Saat ini, anak-anaknya yang sudah dewasa membantunya secara finansial. Mereka datang dan menyumbangkan sebagian dari gaji bulanannya untuk membantu membesarkan adik-adik mereka.

Awalnya nenek Zhenlan mengganti uang yang diberikan oleh anak-anaknya tersebut, namun hal itu tidak lagi ia lakukan. Seluruh uang yang ia dapatkan pun pasti dihabiskan untuk memastikan anak-anak memiliki susu dan makanan untuk dimakan.

Kong ZhenlanKong Zhenlan dan anak-anaknya/ Foto: Oddity Central


Dikutip dari Oddity Central, nenek Zenglan mengatakan bahwa selama 40 tahun terakhir dirinya hanya tidur selama dua jam setiap malamnya. Dia akan mulai beristirahat sekitar tengah malam, setelah memastikan anak-anak tidur dan pekerjaanya selesai.

Lalu, ia akan bangun lagi sekitar pukul dua pagi dan kembali memeriksa apakah anak-anaknya masih ditutupi selimut dengan baik. Ternyata, hal ini diakui nenek Kong sebagai kebiasaan, Bunda.

Nenek Zhenlan juga mengatakan bahwa tidur singkat hanyalah harga kecil, yang harus ia bayar untuk memastikan anak-anak tumbuh sehat dan bahagia.

Ia selalu percaya bahwa pendidikan adalah penangkal terbaik untuk kemiskinan, jadi dia memastikan semua anak angkatnya mengutamakan pendidikan. Semua anak-anaknya telah bersekolah, dan beberapa bahkan melanjutkan ke perguruan tinggi hingga mampu membangun karier sebagai dokter dan pengacara.

"Sejak usia dini saya mendorong mereka untuk belajar keras dan memperhatikan di kelas. Saya memberitahu bahwa tugas mereka adalah belajar sehingga dapat membuat perubahan untuk dirinya sendiri," ungkap nenek Zhenlan.

Meskipun usianya sudah sepuh dan sering mengalami sakit-sakitan, nenek Zhenlan tidak menyerah dan terus mendedikasikan hidupnya untuk merawat anak-anaknya.

Kisahnya pun menjadi viral, tidak hanya di negaranya tapi ke banyak penjuru, Bunda. Sehingga banyak pengguna internet memanggilnya sebagai orang suci dan memuji tindakan tanpa pamrihnya.

Nah, untuk di Indonesia sendiri, untuk mengadopsi anak ada regulasinya, yakni Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak lho, Bunda. Dikutip dari indonesia.go.id, PP 54/2007 tersebut merupakan turunan dari UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Dan mekanisme untuk mengadopsi anak ini sendiri terdapat beberapa tahapan, di antaranya:

1. Orang tua yang hendak mengadopsi anak mengirimkan surat permohonan. Jika adopsi terjadi antara orang tua WNI-WNI dan WNI single parent maka surat permohonan adopsi anak disampaikan ke Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi. Dan jika adopsi terjadi antara orangtua WNI-WNA, maka permohonan pengangkatan anak disampaikan ke Kementerian Sosial (Kemensos).

2. Setelah surat permohonan pengangkatan anak diterima Dinsos atau Kemensos, maka akan dibentuk Tim Pertimbangan Perizinan Pengangkatan Anak (Tippa). Tim Tippa di Dinsos diketuai kepala dinas atau kepala bidang rehabilitasi sosial. Di Kemensos, tim Tippa diketuai Dirjen Rehabilitasi Sosial dengan anggota dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Kementerian Hukum dan HAM (kemenkumham), Kemenkes dan Polri.

3. Tim Tippa mengirim Tim Pekerja Sosial (Peksos) ke rumah calon orang tua angkat. Tim Peksos mengadakan dialog dengan calon orang tua angkat kelayakan secara psikologi, sosial, ekonomi dan melihat segala aspek kelayakan untuk bisa mendapatkan hak asuh. Tim Peksos juga akan mengunjungi calon orangtua angkat selama 2 kali dalam masa 6 bulan.

4. Tim Peksos menyampaikan hasil ke tim Tippa.

5. Berdasarkan rekomendasi tim Peksos, tim Tippa akan meminta kelengkapan administrasi orang tua angkat. Pertama, pasangan harus harus berstatus menikah dengan usia minimal 25 tahun dan maksimal 45 tahun; Kedua, melampirkan bukti pernikahan yang sah, minimal 5 tahun, jika kurang dari itu tidak akan diizinkan; Ketiga, surat keterangan sehat jasmani rohani dari rumah sakit; Keempat, surat keterangan tidak pernah melakukan pelanggaran hukum atau Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK); serta yang kelima surat keterangan penghasilan sehingga layak mengangkat anak.

6. Jika semua syarat tersebut dipenuhi, maka Mensos akan memberikan rekomendasi berdasarkan rekomendasi tim Tippa diizinkan mengangkat anak.

7. Surat rekomendasi pengangkatan anak terbit. Orangtua angkat mendapatkan hak pengasuhan sementara selama 6 bulan.

8. Setelah masa pengasuhan sementara selama 6 bulan hasilnya baik, maka pengangkatan anak akan ditetapkan oleh pengadilan.

Semoga kisah tersebut dapat menginspirasi ya, Bunda.

Bunda, simak juga tips menumbuhkan minat baca anak di fase new normal seperti dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda