Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Jangan Sembarangan Konsumsi Suplemen Kesehatan, Aturan Ini Bunda Perlu Tahu

Annisa Afani   |   HaiBunda

Rabu, 19 Aug 2020 14:17 WIB

Ilustrasi seorang wanita yang sedang mengonsumsi vitamin atau suplemen
Jangan Sembarangan Konsumsi Suplemen Kesehatan, Aturan Ini Bunda Perlu Tahu/Foto: Thinkstock
Jakarta -

Suplemen makanan menjadi produk yang sering digunakan oleh sebagian orang untuk menambah atau memenuhi nutrisi ke tubuh. Biasanya dalam bentuk vitamin, mineral individu, hingga campuran nutrisi dan herbal, dengan klaim yang bisa memberikan manfaat kesehatan tertentu.

Namun dengan regulasi yang terbatas, tidak jelas suplemen mana yang berkualitas tinggi, Bunda. Bahkan tidak jarang suplemen yang dibeli hanya untuk membuang-buang uang, serta berpotensi bahaya untuk dikonsumsi.

Oleh sebab itu, Bunda perlu memahami apa itu suplemen dan vitamin yang sebenarnya. Dikutip dari HealthLine, suplemen adalah produk yang diminum dan mengandung nutrisi seperti vitamin mineral, asam amino, enzim, probiotik, dan antioksidan.

Definisi penting lain yang perlu dipahami saat ingin mengonsumsi suplemen, yakni:

1. Vitamin

Vitamin adalah nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh agar berfungsi dengan baik dan tetap sehat. Banyak dari manfaatnya yang mengatur fungsi metabolisme vital, termasuk pertumbuhan, fungsi saraf, dan pencernaan.

2. Mineral

Mineral adalah elemen anorganik yang penting untuk fungsi tubuh tertentu, seperti untuk pertumbuhan, kesehatan tulang, dan keseimbangan cairan.

Bagi kebanyakan orang sehat, semua vitamin dan mineral yang dibutuhkan dapat dikonsumsi melalui makanan saja. Namun, jika dalam kondisi kesehatan tertentu, fase pengobatan, dan keadaan tertentu lain, suplemen mungkin akan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

Namun, poin penting saat bicara tentang suplemen makanan adalah bahwa suplemen itu dirancang untuk melengkapi, bukan menggantikan nutrisi atau senyawa lain dalam makanan ya, Bunda.

Artinya, meskipun sedang mengonsumsi suplemen, tetap penting untuk mengonsumsi makanan yang bervariasi dan bernutrisi seimbang jika memungkinkan.

Nutrisi dalam makanan vs suplemen

Mengonsumsi berbagai makanan adalah cara terbaik untuk memastikan vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh terpenuhi. Karena bagaimanapun, makanan yang beragam mengandung jumlah dan kombinasi nutrisi yang berbeda-beda, misalnya buah jeruk dikenal tinggi vitamin C, sedangkan sayuran berdaun hijau merupakan sumber vitamin K.

Selain vitamin dan mineral, makanan mengandung nutrisi penting lain seperti protein, lemak sehat, dan serat dibutuhkan juga untuk kesehatan secara keseluruhan dan fungsi tubuh yang optimal. Ditambah lagi, makanan nabati, khususnya yang kaya akan antioksidan dan fitokimia, dengan manfaat mengurangi peradangan dan perlindungan terhadap penyakit kronis.

Bagi beberapa orang yang kekurangan nutrisi atau berisiko tinggi terhadap asupan yang tidak memadai, seperti ibu hamil, dapat memperoleh mengonsumsi suplemen. Namun sebelumnya harus tetap berdasarkan saran dan rekomendasi dari dokter ya, Bunda.

Siapa yang butuh suplemen?

Secara umum, mengonsumsi suplemen tidak diperlukan bagi orang dewasa sehat dengan asupan nutrisi yang cukup. Jadi, selama Bunda mendapat cukup nutrisi dari makanan yang dikonsumsi, maka suplemen tidak perlu lagi menjadi tambahan.

Namun dalam kasus tertentu, mungkin suplemen jadi kebutuhan seseorang. Biasanya, yang dianjurkan untuk mendapat manfaat dari suplemen adalah:

1. Ibu hamil atau menyusui
2. Bayi yang disusui secara eksklusif atau sebagian
3. Orang dewasa atau anak-anak yang didiagnosis defisiensi nutrisi
4. Individu dengan kondisi yang menyebabkan malabsorbsi nutrisi
5. Pasien setelah menjalani operasi bariatrik, seperti bypass lambung
6. Orang dewasa atau anak-anak dengan akses terbatas ke makanan
7. Beberapa vegan dan vegetaria

Kombinasi Makanan Sehat Untuk TubuhKombinasi Makanan Sehat Untuk Tubuh/ Foto: iStock

Suplemen untuk anak-anak

Seperti orang dewasa, anak-anak yang sehat pada umumnya dapat memenuhi kebutuhan nutrisi melalui makanan yang bervariasi saja, Bunda. Namun, ada kelompok usia dan keadaan tertentu di mana suplemen bisa direkomendasikan.

Sebagai contoh, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan bayi yang mendapat ASI parsial dan eksklusif menerima sekitar 400 IU vitamin D setiap hari melalui suplemen, sampai bayi mulai mengonsumsi susu yang diperkaya vitamin D.

Selain itu, anak-anak atau remaja yang mengikuti pola makan nabati secara ketat dapat meningkatkan risiko kekurangan beberapa nutrisi penting, termasuk vitamin B12, kalsium, zat besi, seng, dan vitamin D.

Nah, karena anak-anak dan remaja memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda dengan orang dewasa, penting bagi orang tua untuk konsultasi ke dokter anak agar mendapatkan rekomendasi jenis suplemen serta dosis yang tepat dan aman.

Peraturan konsumsi suplemen

Food and Drug Administration (FDA) akan selalu mengevaluasi seberapa efektif, keamanan, atau kualitas suplemen makanan atau kandungan di dalamnya sebelum memasuki pasar. FDA mengharuskan produsen suplemen mematuhi Current Good Manufacturing Practices (CGMP) untuk memastikan kualitas dan keamanan produk.

Cara terbaik untuk memastikan kualitas suatu produk adalah dengan mencari produk yang telah disertifikasi oleh perusahaan pihak ketiga.

Pengujian pihak ketiga tidak diwajibkan oleh hukum. Tapi, beberapa produsen suplemen secara sukarela menjalani pengujian untuk menunjukkan komitmen mereka dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi.

Salah satu indikator kualitas produk adalah memiliki Certificate of Analysis (COA). Ini akan diberikan oleh perusahaan pihak ketiga yang independen, seperti NSF, USP, Banned Substances Control Group (BSCG), atau ConsumerLab.

Sebagian besar produk yang telah disertifikasi oleh salah satu perusahaan pihak ketiga ini telah diuji untuk satu atau beberapa hal berikut:

1. Suplemen mengandung apa yang tertera pada label dengan jumlah yang tertera
2. Produk distandarisasi dari batch ke batch.
3. Suplemen bebas dari kontaminan tingkat berbahaya atau kontaminan obat potensial lain.
4. Produk tidak mengandung bahan yang tidak disebutkan.
5. Selain itu, bagi seorang atlet, akan sangat membantu jika mencari produk yang bersertifikat NSF untuk olahraga. Sertifikasi ini memastikan, produk tersebut bebas dari lebih dari 270 zat yang dilarang atau dilarang oleh sebagian besar organisasi olahraga besar.

Potensi kekhawatiran mengonsumsi suplemen

Suplemen memang mengandung bahan-bahan yang ditemukan dalam makanan. Tapi, ada potensi masalah keamanan yang perlu dipertimbangkan sebelum mengambil sejumlah dosis dari bahan-bahan ini dalam bentuk suplemen. Beberapa kekhawatiran yakni:

1. Interaksi dalam tubuh

Selain konsultasi dengan dokter tentang jenis suplemen yang diminati, penting untuk menanyakan tentang potensi interaksinya dalam tubuh.

Bahan dalam suplemen, termasuk vitamin, mineral, herbal, dan tumbuhan lainnya, bisa memiliki konsekuensi negatif yang tidak diinginkan. Hal ini bisa terjadi jika dikombinasikan dengan beberapa obat, suplemen lain, makanan, dan alkohol.

Misalnya, suplemen vitamin E bisa meningkatkan risiko perdarahan pada mereka yang menggunakan obat pengencer darah. Sementara itu, suplemen kalsium bisa membatasi efektivitas antibiotik dan mengurangi penyerapan zat besi dari makanan dan suplemen.

Suplemen yang mengandung tumbuhan juga jadi perhatian khusus karena terbukti bisa berinteraksi dengan berbagai obat. Selain itu, banyak tumbuhan yang diteliti tidak memadai dan dikonfirmasi berpotensi adanya interaksi serta efek samping.

2. Bahan yang mungkin jadi racun

Kekhawatiran lain akibat mengonsumsi vitamin dan mineral melalui suplemen daripada dari makanan, yakni risiko peningkatan dosis yang tinggi atau dapat menjadi racun seiring waktu.

Selain jumlah yang disarankan, banyak vitamin dan mineral memiliki apa yang disebut Tolerable Upper Intake Level (UL). Ini adalah jumlah asupan nutrisi tertinggi yang kemungkinan tidak menyebabkan efek samping negatif pada populasi umum.

UL untuk vitamin dan mineral bervariasi berdasarkan usia dan jenis kelamin. Ada juga rekomendasi UL terpisah untuk ibu hamil atau menyusui.

Vitamin yang larut dalam lemak juga sangat memperhatikan risiko keracunan, Bunda. Karena jumlah yang berlebihan, mungkin bisa menumpuk dan disimpan di dalam tubuh.

Secara khusus, terlalu banyak mengonsumsi vitamin A, D, dan E bisa jadi racun dalam tubuh. Nantinya, ini bisa menyebabkan efek samping seperti detak jantung tidak teratur, kerusakan organ, perdarahan, stroke hemoragik, dan dalam kasus yang ekstrem, bahkan koma, hingga kematian.

Sedangkan vitamin yang larut dalam air tidak disimpan di dalam tubuh, sehingga cenderung tidak menyebabkan toksisitas akibat overdosis. Meski demikian, mengonsumsi vitamin yang larut dalam air dalam dosis sangat besar secara konsisten bisa menyebabkan gangguan pencernaan, kerusakan hati, dan bahkan kerusakan saraf yang berpotensi tidak dapat disembuhkan.

Selain di bawah pengawasan dokter, penting untuk tidak melebihi UL vitamin atau mineral ya, Bunda. Meskipun beberapa efek samping yang terjadi mungkin ringan, tapi efek lain bisa lebih serius.

3. Efek samping negatif

Suplemen makanan bisa menyebabkan efek samping negatif, bahkan saat dikonsumsi dengan dosis yang dianjurkan, Bunda. Efek samping yang dilaporkan seringkali ringan, seperti mual, diare, atau sakit kepala.

Namun, beberapa bahan dalam suplemen, terutama jamu, mungkin memiliki efek samping yang lebih serius. Sebagai contoh adalah reaksi alergi, peningkatan tekanan darah, dan detak jantung yang meningkat atau tidak teratur.

4. Mungkin tidak efektif

Karena suplemen makanan tunduk pada peraturan yang cukup terbatas, ada juga risiko bahwa produk tersebut mengandung lebih sedikit bahan daripada yang diklaim oleh produsen, Bunda. Selain tidak mendapatkan nilai uang alias boros, ini bisa berpotensi berbahaya bagi individu yang mengandalkan suplemen untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi esensial.

Penting juga untuk berhati-hati dengan klaim tertentu pada produk, Bunda. Karena peraturan FDA, produsen tidak bisa mengklaim bahwa produknya bisa menyembuhkan, mengobati, atau mengurangi risiko penyakit atau kondisi tertentu, kecuali sudah dibuktikan lewat penelitian.

Bunda, simak juga manfaat buah naga dengan vitaminnya yang tinggi bagi anak dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda