Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Mengenal Tanaman Hias Keladi Tengkorak dan Cara Merawatnya

Erni Meilina   |   HaiBunda

Selasa, 22 Dec 2020 15:29 WIB

Close-up elephant ear plant/alocasia green leaf in nature background.
Tanaman hias keladi tengkorak/Foto: Getty Images/iStockphoto/Firn

Jakarta – Keladi tengkorak atau elephant ears belakangan makin hits ya, Bunda. Tanaman hias ini banyak digemari karena dedaunannya yang khas dan menarik.

Dilansir Gardens Online, keladi tengkorak berkembang biak melalui biji. Namun, pertumbuhannya membutuhkan waktu yang lama sampai bertahun-tahun, sebelum menjadi daun besar yang indah.

Dalam kondisi baik tanaman yang lebih tua akan menghasilkan polong. Nah, bibit keladi tengkorak hanya dapat bertahan dalam waktu yang singkat, jadi jika Bunda ingin menanamnya, panenlah polongnya dan gunakan secepatnya.

Kalau Bunda ingin mempunyai keladi tengkorak yang besar dan indah tanpa harus menunggu dari biji, tak sulit kok. Kini sudah banyak yang menjual tanaman hias ini, Bunda.

Keladi tengkorak cocok banget menjadi pilihan untuk ditanam di rumah. Tapi, ada baiknya Bunda kenalan dulu secara lebih dalam soal tanaman hias yang satu ini. Tak kenal kan maka tak sayang ya, Bunda.

Yuk, intip fakta-fakta menarik dari keladi tengkorak, dikutip dari Gardening Know How.

1. Bentuk Tanaman

Keladi tengkorak adalah anggota keluarga Aroid, yang meliputi tanaman hias dengan dedaunan cantik. Tanaman hias keladi tengkorak memang terkenal menarik dengan dedaunannya yang besar serta tampak lebat, seakan mengingatkan pada telinga gajah.

Daunnya tampak berurat tebal dan permukaannya mengilap. Tanaman hias ini makin lengkap ketika semakin mekar, menghasilkan kumpulan biji yang unik.

Tanaman hias keladi tengkorak cocok sekali ditanam di halaman rumah Bunda. Bentuk daunnya yang besar itu tentu menjadi penarik perhatian.

2. Tanah

Tanah adalah media tanam tepat untuk keladi tengkorak. Sebelum Bunda memutuskan untuk menanam keladi tengkorak di rumah, pastikan tanah yang ada sudah bersih dari berbagai penyebab penyakit, seperti bakteri.

Keladi tengkorak akan tumbuh dengan baik di tanah yang lembap, kaya nutrisi, serta memiliki drainase yang baik.

Tanaman hias ini juga dapat mentolerir cahaya redup. Namun yang terbaik untuk keladi tengkorak adalah terkena cahaya terang sinar matahari secara tidak langsung.

Untuk informasi selanjutnya soal keladi tengkorak, klik BACA HALAMAN BERIKUTNYA ya, Bunda.

Simak juga video tanaman hias tropis:

[Gambas:Video Haibunda]

Banner YouTube Sacha



Mengenal Tanaman Hias Keladi Tengkorak dan Cara Merawatnya

Close-up elephant ear plant/alocasia green leaf in nature background.

Keladi tengkorak/Foto: Getty Images/iStockphoto/Supersmario

3. Cara Merawat

Seperti tanaman hias pada umumnya, keladi tengkorak juga butuh perawatan, Bunda. Tetap sirami keladi tengkorak secukupnya untuk menjaga tanah tetap lembab.

Meskipun harus memberi dengan air secara rutin, pastikan Bunda tidak menyiramnya secara berlebihan ya. Jangan biarkan Keladi Tengkorak digenangi air karena akan menyebabkan tumbuhnya jamur dan bakteri.

Kalau ada daun yang gugur, segera dibuang ya, Bunda. Selain itu, beri pupuk cair jika keladi tengkorak dijadikan tanaman hias indoor. Lalu untuk tempat menanamnya, ganti pot Keladi Tengkorak setiap dua tahun sekali agar akar tanaman hias ini tetap bisa bernapas bebas, tanpa kesempitan.

4. Cara Menanam

Kalau mau coba menanam dari biji, bisa kok. Saat keladi tengkorak yang cukup tua sudah memiliki polong biji, keluarkan polong tersebut setelah mengering dan matang. Benih harus dikeluarkan dari polong dulu lalu dibilas.

Perkecambahan tanaman hias keladi tengkorak dapat berubah-ubah dan bervariasi. Gunakan media yang kaya humik dengan jumlah gambut yang banyak. Taburkan benih di permukaan tanah dan kemudian taburi sedikit dengan sedikit media tanam.

Semprot bagian atas tanah dengan botol yang berisi air dan jaga agar media tanam agak lembap tetapi tidak basah. Setelah bibit mulai tumbuh, yang mungkin memakan waktu hingga 90 hari setelah ditanam, pindahkan ke lokasi dengan cahaya terang dari sinar matahari tidak langsung.


(kuy/kuy)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda