Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Waspada Kehilangan Penciuman, Bisa Jadi Gejala COVID-19 Bun

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Kamis, 28 Jan 2021 12:19 WIB

Sick Woman Sneezing in to Tissue Paper
Kehilangan Penciuman Bisa Prediksi Seseorang Terkena COVID-19, Bun/ Foto: iStock

Bunda mungkin tahu kalau beberapa gejala yang ditimbulkan bila seseorang terkena COVID-19. Akan tetapi, dari gejala yang telah disebutkan di berbagai artikel, sebagian besar pasien COVID-19 mengalami kehilangan penciuman. Nah, ternyata kehilangan penciuman mungkin menjadi prediktor terbaik COVID-19 di antara pasien dengan gejala penyakit pernapasan. Hal ini merupakan temuan dari dua penelitian internasional yang baru diterbitkan, Bunda.

Temuan dua studi internasional baru yang diterbitkan dalam jurnal Chemical Senses menunjukkan bahwa sering terjadi hilangnya penciuman pada pasien COVID-19. Di studi itu bahkan mengatakan bahwa kejadian tersebut seringkali berlangsung dalam waktu lama.

Lebih dari 4.500 pasien COVID-19 dari total 23 negara menanggapi kuesioner para peneliti. Studi tersebut menemukan bahwa hilangnya indra penciuman rata-rata adalah 79,7 pada skala 0-100, yang menunjukkan hilangnya sensorik penciuman besar hingga total.

"Ini menekankan betapa pentingnya mewaspadai gejala ini, karena mungkin ini satu-satunya gejala penyakit ini," kata Alexander Wieck Fjaeldstad dari Aarhus University di Denmark.

Penelitian tersebut menemukan bahwa hanya sekitar setengah dari pasien dengan kehilangan penciuman yang mendapatkan kembali indra penciuman mereka setelah 40 hari, Bunda.

"Ini berbeda dengan gambaran yang kami lihat pada infeksi virus lain dan menyebabkan ketidaknyamanan jangka panjang bagi pasien, baik terkait makanan dan kontak sosial, sekaligus membuat mereka khawatir," kata Fjaeldstad, dikutip dari NDTV.

Bagaimana dengan indera perasa, apakah juga bisa menjadi prediktor pasien COVID-19? Baca kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

Simak juga pengalaman traumatis Fanny Fabriana saat terkonfirmasi positif COVID-19 melalui video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

Banner nama anak Asmirandah



Indera perasa juga berkurang secara signifikan

Sick Woman Sneezing in to Tissue Paper

Kehilangan Penciuman Bisa Prediksi Seseorang Terkena COVID-19, Bun/ Foto: iStock

Para peneliti juga menemukan bahwa indera perasa juga berkurang secara signifikan, menjadi 69,0 pada skala 0-100, menambahkan sisa indera perasa di mulut juga berkurang menjadi 37,3 pada skala 0-100.

"Sementara hilangnya indra penciuman itu sendiri menghilangkan kemampuan untuk merasakan aroma makanan, hilangnya indra lain secara bersamaan membuat sulit untuk mencatat apa yang Anda makan," papar Fjaeldstad.

"Oleh karena itu, memasukkan makanan ke dalam mulut dapat menjadi pengalaman yang jelas tidak menyenangkan," ujarnya.

Menurut para peneliti, studi ini melihat pasien yang menderita kehilangan sensorik serta dokter dan peneliti yang bekerja dengan diagnostik dan menindaklanjuti COVID-19.

Fjaeldstad mengatakan hilangnya penciuman khusus untuk pasien COVID-19 berkaitan dengan bagaimana virus menginfeksi tubuh. Baca kelanjutannya di halaman berikutnya.

Hilangnya penciuman berkaitan erat dengan infeksi COVID-19

Sick Woman Sneezing in to Tissue Paper

Kehilangan Penciuman Bisa Prediksi Seseorang Terkena COVID-19, Bun/ Foto: iStock

Fjaeldstad mengatakan hilangnya penciuman khusus untuk pasien COVID-19 berkaitan dengan bagaimana virus menginfeksi tubuh.

"Ini menunjukkan bahwa hilangnya penciuman khusus untuk COVID-19, yang keduanya relevan dalam kaitannya dengan mengenali infeksi, dan karena itu menunjukkan bahwa indra penciuman terkait erat dengan bagaimana SARS-CoV-2 menginfeksi tubuh," Kata Fjaeldstad.

Sebelumnya, para peneliti telah mendasarkan korelasi antara COVID-19 dan hilangnya indra kimiawi pada penelitian yang lebih kecil. Studi baru mengumpulkan sejumlah besar data dari negara-negara di seluruh dunia.

"Hasilnya sejalan dengan studi nasional kami sendiri dan membuka jalan untuk studi di masa depan tentang faktor risiko kehilangan sensorik permanen, bersama dengan pemahaman yang lebih baik tentang konsekuensi dari kehilangan sensorik ini bagi pasien," kata Fjaeldstad.


(aci/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda