Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan Jatuh pada 13 April 2021, Simak Penjelasannya Bun

Annisa Afani   |   HaiBunda

Rabu, 10 Feb 2021 18:19 WIB

Senior Muslim woman preparing food
Ilustrasi puasa Ramadhan/ Foto: iStock

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menerbitkan Maklumat nomor 01/MLM/I.0/E/2021. Di dalamnya menjelaskan terkait hisab dan penetapan Ramadhan yang jatuh pada Selasa, 13 April 2021 mendatang.

"Ramadan jatuh pada 1442 Hijriyah atau pada Selasa, 13 April 2021 Masehi," demikian isi maklumat yang dikutip dari laman Muhammadiyah, Rabu (10/2/2021).

Lebih lanjut, penetapan tersebut didasarkan pada metode Hisab dan Kaitannya dengan Ilmu Falak. Yang mana, hal itu sudah menjadi pedoman untuk menentukan hari-hari penting.

Dalam bidang fikih, hisab digunakan dalam arti perhitungan waktu dan arah tempat guna kepentingan pelaksanaan ibadah. Seperti halnya untuk menentukan waktu salat, puasa, Idul Fitri, haji, gerhana, serta kiblat agar dapat melaksanakan salat dengan arah yang tepat ke Kakbah.

Selain itu, penetapan waktu dan arah tersebut dilakukan tak sembarangan. Ada perhitungan terhadap posisi-posisi geometris benda-benda langit, khususnya matahari, bulan, dan bumi yang digunakan untuk menentukan waktu serta arah di muka bumi.

Ilmu yang mengkaji posisi geometris benda langit untuk menentukan jadwal atau waktu di muka bumi ini menjadi bagian peradaban Islam, Bunda. Ini disebut sebagai ilmu haiah (astronomi) atau yang sering juga katakan sebagai ilmu falak.

Untuk diketahui, ilmu falak terkadang disebut pula dengan ilmu hisab. Dan sebetulnya, dalam khazanah ilmu pengetahuan Islam secara umum, khususnya di lingkungan para pengkaji sains Islam di masa lampau, ilmu hisab bukan ilmu falak. Yakni ilmu hitung (aritmetika), cabang pengetahuan yang mengkaji tentang bilangan melalui penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan seterusnya yang digunakan untuk berbagai keperluan dalam kehidupan sehari-hari.

Hisab yang digunakan Muhammadiyah sendiri merupakan hijab wujud al-hilal, yakni metode menetapkan awal bulan baru. Ini menegaskan bahwa bulan Qamariah baru dimulai.

Hal tersebut terjadi apabila telah terpenuhinya tiga parameter, yaitu telah terjadi konjungsi atau ijtimak. Ijtimak sendiri terjadi sebelum matahari terbenam, dan pada saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk.

Cara tersebut memang berbeda dengan metode yang digunakan pemerintah, Bunda. Seperti apa cara yang biasa pemerintah lakukan?

Klik BACA HALAMAN BERIKUTNYA ya, Bunda.

Banner Sacha Stevenson

Metode penetapan 1 Ramadhan oleh pemerintah

Teropong hilal. 
dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto

Ilustrasi/ Foto: dikhy sasra

Cara yang digunakan Muhammadiyah memang berbeda dengan metode yang dipakai pemerintah, Bunda. Biasanya, keputusan pemerintah diambil setelah peserta sidang menilik hasil dua metode penentuan awal bulan hijriyah, yakni metode hisab dan metode rukyat. Mengutip situs web Kementerian Agama, dua metode ini bukanlah dua metode yang diperhadapkan, atau dibenturkan. Keduanya saling melengkapi satu sama lain dan keduanya sama pentingnya.

Sementara itu dalam perhitungan Muhammadiyah, pada 12 April 2020 lalu, tinggi bulan ketika matahari terbenam di Yogyakarta, hilal (bulan sabit) sudah wujud. Lalu di seluruh bagian Indonesia lainnya, saat matahari terbenam, bulan sudah di atas ufuk. Berarti, esoknya ditetapkan sebagai bulan baru dalam kalender Islam.

Nah Bunda, menjelang kembali datangnya bulan suci Ramadhan, yuk siapkan diri dengan memperhatikan kesehatan tubuh. Terutama bagi pengidap penyakit jantung, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan selama berpuasa di masa pandemi.

Sebagaimana yang dikatakan oleh dr. David Dwi Ariwibowo, Sp. Jp, pola hidup sehat selama puasa memang wajib untuk diterapkan, khususnya oleh pasien penyakit jantung. Salah satu cara yang dapat dilakukan yakni dengan memperhatikan asupan makanan selama sahur dan berbuka.

Klik BACA HALAMAN BERIKUTNYA ya, Bunda.

Pesan dokter untuk pengidap sakit jantung yang berpuasa

top view muslim family enjoy the iftar meal dinner together in dining room

Ilustrasi Ramadhan/ Foto: iStock

Selanjutnya, dr. David juga menyarankan untuk menghindari beberapa jenis makanan tak sehat, yakni yang berlemak hingga memiliki tinggi kandungan akan garam.

"Menghindari makanan yang tidak sehat, tinggi lemak, apalagi lemak jenuh. (Juga) makanan yang mengandung tinggi garam," kata David, dalam Webminar Sehat Saat Puasa Di Masa Pandemi Bagi Penderita Jantung & Hipertensi.

Pola diet sehat yang selama ini dijalani harus tetap dilaksanakan. Malah harus lebih disiplin lagi. Selain itu, aktivitas fisik seperti olahraga juga perlu dikurangi.

"Ada pembatasan dan mungkin pada bulan puasa aktivitasnya lebih dibatasi lagi," ujarnya.

Pasien penyakit jantung idealnya kontrol rutin ke dokter. Tapi, adanya pandemi corona ini tidak memungkinkan pasien ke rumah sakit untuk menemui dokter. Lalu, apa yang harus dilakukan?

David memberi saran untuk berkonsultasi online dengan dokter jika memang memungkinkan. Kemudian, lakukan pengecekan tekanan darah sendiri secara rutin.

"Bisa catat, kemudian bisa dikonsultasikan secara online atau ketika pandemi selesai, bisa ke dokter dengan bawa catatan," ujarnya.


(AFN/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda