Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Perjuangan WNI Puasa di Alaska, Ajari Anak Puasa dan Motivasi Diri Sendiri

Annisa Afani   |   HaiBunda

Minggu, 09 May 2021 12:05 WIB

Muslim Woman pray and Beautiful background.
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Arthit_Longwilai

Ada banyak kisah menarik dari para (warga negara Indonesia) WNI yang tinggal di luar negeri, Bunda. Salah satunya yang diceritakan oleh Dewi Loges.

Ia merupakan seorang ibu dari tiga orang anak. Dewi Loges kini telah tinggal dan menetap di Alaska, Amerika Serikat (AS) selama 10 tahun.

Sebagai Muslim, Dewi turut berupaya untuk memberikan ilmu tentang agama pada anak-anaknya. Akan tetapi, sekolah di AS sendiri tak ada mata pelajaran tersebut.

Sebagai solusi, Dewi pun mendaftarkan anaknya untuk mengikuti Sekolah Minggu. Meski begitu, sekolah tersebut tetap mewajibkan orang tua anak untuk memotivasi dan pembelajaran secara langsung.

Banner Santriwati Dinikahi Miliuner Arab

"Alhamdulillah di sini ada Sekolah Minggu, tapi orang tua yang harus berikan motivasi, memberikan pelajaran," tutur Dewi, dikutip dalam akun Instagram @voaindonesia, Minggu (9/5/2021).

Lebih lanjut, Dwi juga menceritakan bahwa saat ini ia tengah mengajarkan anak sulungnya, Gerald, menjalani ibadah puasa, Bunda. Sebab saat ini, anaknya tersebut telah berusia delapan tahun dan cukup untuk dilatih sejak dini.

"Sekarang ini saya sedang mengajarkan yang 8 tahun untuk latihan puasa dengan memberikan pengertian."

"Pengertian apa arti puasa, mengapa harus puasa, dan kadang-kadang ikut sahur," ucapnya.

Selama berpuasa, Gerald sendiri tampaknya dapat bertahan dengan baik. Meski bocah tersebut mengeluh sering merasa lapar, namun tampak bahwa dirinya antusias

"Halo saya Gerald, ini pertama kalinya saya coba berpuasa," ujarnya.

"Iya susah, karena saya selalu lapar."

Gerald sendiri sudah paham makna puasa sesungguhnya, Bunda. Ia tahu bahwa ibadah ini dapat mengajarkan kita untuk dapat menahan diri seperti orang-orang yang kurang mampu.

"Karena ini perlindungan Allah. Puasa membantu kita tahu gimana rasanya menahan diri dari lapar seperti orang yang kurang mampu," jelasnya.

Simak informasi selengkapnya di halaman berikut ya.

Bunda, simak juga kisah kurir berhijab dari Indonesia yang kerja di AS, yang nyaris pingsan saat puasa, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]


WAKTU BERPUASA DI ALASKA

Downtown Anchorage all aglow at midnight with Fish Creek

Alaska/ Foto: Getty Images/iStockphoto/ChrisBoswell

Saat ini, Dewi dan keluarganya menjalankan ibadah puasa dengan mengikuti waktu masjid yang ada di sekitar sana, Bunda. Yang mana, waktu yang digunakan oleh masjid tersebut mengacu langsung pada Mekah, yakni sekitar 14 jam.

"Masjid setempat itu mengikuti waktu Mekah karena lebih mudah untuk diikuti katanya," tutur Dewi.

"Itu (mengikuti waktu Mekah) sudah ada persetujuan dari cendekiawan di sini," sambungnya.

Lebih lanjut, Dewi juga bercerita bahwa keluarganya sempat mengikuti waktu berpuasa di Alaska. Sayangnya, hal tersebut dinilai terlalu berat, karena mereka diharuskan menahan diri selama 17-20 jam.

"Dahulu waktu pertama kali datang ke sini belum mengenal ada masjid dan WNI di sini juga, jadi mengikuti waktu Alaska dan itu sangat susah sekali, ya," ungkapnya.


Simak informasi selengkapnya di halaman berikut ya, Bunda.

JADI MINORITAS DI ALASKA

Dewi Loges

Dewi Loges dan anak-anaknya/ Foto: Instagram @voaindonesia

Menjadi umat Muslim dan menjalankan ibadah puasa, Dewi mengakui bahwa dirinya merasakan menjadi minoritas. Bahkan, hal tersebut sempat membuatnya seperti tengah terisolasi.

"(Minoritas) Jadi merasa puasa sendiri. Jadi seperti terisolasi," akunya.

Meski begitu, Dewi sendiri menganggap hal tersebut bukanlah masalah yang besar. Justru, dirinya merasa lebih termotivasi dan jauh lebih baik dengan situasi serta kondisi tersebut.

"Di sini karena enggak ada suasana puasa jadi memotivasi diri sendiri untuk lebih baik. Dekat dengan Tuhan," tuturnya.

Hal yang paling kentara lainnya juga Dewi rasakan, Bunda. Salah satunya soal momen berbuka puasa yang ia bandingkan saat berada di Indonesia.

"Waktu di Indonesia pas puasa, makanan kayaknya sudah ada di meja, ya. Sedangkan di sini semuanya harus buat sendirian," tuturnya.


(AFN/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda