
moms-life
Duh! Studi Ungkap Infeksi COVID-19 Berisiko Picu Disfungsi Ereksi Bun
HaiBunda
Senin, 05 Jul 2021 21:45 WIB

Penelitian tentang COVID-19 dan efeknya bagi kesehatan masih terus dilakukan sampai saat ini. Teranyar, disebutkan bahwa ada risiko disfungsi ereksi alias impotensi akibat COVID-19. Kok bisa?
Dilansir Prevention, pada awal tahun 2021 sudah diterbitkan sebuah penelitian yang mencatat korelasi antara penyintas COVID-19 dan disfungsi ereksi. Namun kini hasil studinya kian terlihat lebih jelas lho, Bunda.
Selain itu, ditemukan pula bukti risiko masalah seksual dan reproduksi lainnya pada pria penyintas COVID-19, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
“Virus menyebabkan tubuh memiliki respons kekebalan yang sangat kuat. Ini berisiko dapat memengaruhi sistem kardiovaskular, sirkulasi, dan jantung," ujar Anthony Harris, MD., MBA., MPH.
Selain itu, Amin Herati, MD, dari Brady Urological Institute menyebutkan bahwa pemicu stres dapat mengganggu fungsi hormon normal, yang pada gilirannya dapat melenyapkan libido sepenuhnya.
Ya, COVID-19 mampu 'menyusup' ke begitu banyak bagian tubuh yang berbeda, dari kulit hingga otak. Tak heran jika pada akhirnya kehidupan seksual para penyintas pun terganggu. Para ahli juga tidak menyebut tidak menutup kemungkinan jika disfungsi ereksi bisa menjadi efek jangka panjangnya.
Penyebab hubungan disfungsi ereksi dan COVID-19
Dikutip Web MD, peneliti menduga bahwa ada tiga hal yang berpotensi menjadi penyebab kaitan antara disfungsi ereksi dan COVID-19, di antaranya:
Masalah kardiovaskular
Penelitian menunjukkan bahwa disfungsi ereksi dapat menjadi salah satu tanda awal penyakit jantung. Sementara itu, COVID-19 dapat memengaruhi kesehatan jantung, terutama dengan cara memicu peradangan di pembuluh darah dan vena di sekitarnya.
COVID-19 juga telah dikaitkan dengan disfungsi endotel, yakni ketika lapisan dalam atau dinding pembuluh darah tetap kaku. Padahal seharusnya ia mengembang dan berkontraksi untuk memungkinkan darah mengalir.
Kondisi ini dapat memengaruhi bagaimana darah dipompa dan dibawa ke seluruh tubuh, termasuk jaringan di penis. Suplai darah yang terganggu ke penis pun dapat membuatnya sulit untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi.
Masalah mental
Stres, kecemasan, dan depresi terkait COVID-19 juga dapat memengaruhi kesehatan seksual. Ujung-ujungnya terjadi peningkatan risiko disfungsi ereksi nih, Bunda.
Penurunan kondisi kesehatan secara keseluruhan
Para ahli mengatakan disfungsi ereksi biasanya merupakan gejala dari kondisi medis lain. Jika kondisi kesehatan sudah memburuk, pria cenderung lebih berisiko memiliki gejala COVID-19 seperti disfungsi ereksi.
Faktor usia atau penuaan juga dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi dan infeksi COVID-19 yang lebih parah.
Intip berbagai penelitian yang menemukan kaitan antara disfungsi ereksi dan COVID-19 di halaman selanjutnya.
RAGAM PENELITIAN TENTANG DISFUNGSI EREKSI DAN KAITANNYA DENGAN COVID-19
Foto: Getty Images/iStockphoto/mkitina4
Sebuah studi menemukan bahwa orang yang terinfeksi virus corona 5 kali lebih berisiko mengalami disfungsi ereksi.Â
Dalam penelitian lainnya, para peneliti mengambil sampel jaringan penis dari dua pria yang telah terinfeksi COVID-19. Satu pria memiliki gejala parah, sementara pria lainnya bergejala ringan.Â
Sampel diambil sebelum kedua pria tersebut menjalani operasi untuk gejala disfungsi ereksi yang parah. Para ilmuwan menemukan partikel virus COVID-19 dan disfungsi endotel tetap ada dalam jangka waktu lama setelah kedua pria itu pertama kali terinfeksi.
Studi lebih lanjut mengungkapkan adanya bukti kerusakan pembuluh darah pada penis pasien COVID-19, jika dibandingkan dengan pria impotensi yang tidak terinfeksi. Hasil studi ini telah dilaporkan oleh World Journal of Men's Health.
"Kami menemukan bahwa virus memengaruhi pembuluh darah yang memasok ke area penis, sehingga berisiko menyebabkan disfungsi ereksi," kata peneliti senior Dr Ranjith Ramasamy, direktur program urologi reproduksi University of Miami's Miller School of Medicine.
Dilanjutkan Ramasamy, pembuluh darah tersebut bisa jadi tidak berfungsi maksimal dan tidak mampu menyediakan cukup darah ke penis untuk bisa ereksi.
Ramasamy membandingkan kondisi ini dengan kerusakan organ di paru-paru, ginjal, dan otak yang ditemukan pada pasien COVID-19.
"Kami pikir penis juga bisa terpengaruh dengan cara yang sama. Kami tidak berpikir ini adalah efek sementara, tapi bisa jadi permanen," imbuh Ramasamy.Â
Mendukung hasil studi ini, Dr Ash Tewari, dari Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York City, menuturkan bahwa benar adanya virus corona mampu menyebabkan peradangan dan merusak pembuluh darah.
"Jangan dulu dikhawatirkan berlebihan, penelitian lebih lanjut akan terus dilakukan," pesannya.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
COVID-19 Varian Baru Menyerang Singapura, Indonesia Diminta Waspada

Mom's Life
Kasus COVID-19 di RI Juga Ikut Melonjak seperti Singapura, Ini Penyebabnya Bun

Mom's Life
Kasus COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Varian Arcturus Penyebabnya?

Mom's Life
Rahasia Orang Kebal Virus COVID-19 Sejak Awal Pandemi, Ini Kata Peneliti

Mom's Life
Waspada Bunda, Stres Akibat Pandemi COVID-19 Bisa Turunkan Gairah Seks


7 Foto
Mom's Life
7 Foto BCL Isoman Usai Positif COVID-19, Hibur Diri Berjemur Bareng Teman
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda