
moms-life
Susu Beruang Langka di Indonesia, Dokter Asal AS Ini Buka Suara Bun
HaiBunda
Senin, 05 Jul 2021 17:05 WIB

Masa pandemi di Indonesia belum berakhir, Bunda. Karena semakin meningkatnya jumlah pasien positif COVID-19, banyak masyarakat yang mulai gencar mencari berbagai macam alat perlindungan diri.
Jika dilihat ke belakang, saat awal masa pandemi, banyak masyarakat yang menimbun masker dan hand sanitizer, Bunda. Hal ini biasanya disebut sebagai panic buying.
Sayangnya, panic buying tidak berhenti sampai sana. Beberapa waktu lalu bahkan ada kasus di mana masyarakat datang berbondong-bondong untuk menyerbu susu beruang Bear Brand.
Susu beruang merupakan susu steril yang dianggap bisa menyembuhkan penyakit serta memberikan ketahanan tubuh lebih. Oleh karena itu, masyarakat mulai memburu susu yang satu ini sehingga mulai langka di pasaran.
Tak hanya kelangkaan, kini harga susu beruang juga meningkat, Bunda. Salah satu e-commerce bahkan menjual susu yang pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1930-an ini sekitar Rp50 ribu. Padahal, awalnya susu beruang hanya dijual sekitar Rp10 ribu per kaleng.
Menyusul adanya fenomena panic buying susu beruang, seorang dokter asal Amerika Serikat, dr. Faheem Younus, MD, menjelaskan pada laman Twitternya bahwa susu ini tidak memiliki peran dalam pengobatan COVID-19, Bunda. Karena itu, masyarakat tidak perlu sampai memburu dan memperebutkan susu yang awalnya bernama Barenmarke ini.
"My Indonesian Friends. Susu ini, atau vitamin atau ivermectin tidak memiliki peran dalam pengobatan COVID," tweet-nya dalam akun @FaheemYounus pada Minggu (4/7/2021) lalu.
Tweet yang sudah disukai oleh lebih dari 67 ribu pengguna Twitter ini juga mendapatkan berbagai reaksi dari netizen, Bunda. Mulai dari mengucapkan terima kasih karena sudah peduli dengan keadaan Indonesia hingga menyatakan bahwa susu beruang memang dibutuhkan untuk menjaga sistem imunitas tubuh selama masa pandemi.
Klik baca halaman berikutnya, yuk!
Bunda, simak juga video panduan isolasi mandiri untuk anak yang terkena COVID-19 berikut ini:
REAKSI NETIZEN TERHADAP TWEET DR. FAHEEM
Ilustrasi susu/ Foto: Getty Images/iStockphoto/nongoa
Tweet yang ditulis oleh dr. Faheem telah menadapatkan lebih dari 67 ribu likes dan dibagikan oleh lebih dari 33 ribu pengguna, Bunda. Tak hanya itu, ternyata tweet ini juga mendapatkan berbagai reaksi dari netizen.
Beberapa orang menganggap bahwa pernyataan dr. Faheem benar, Bunda. Namun, tak banyak yang mengatakan bahwa susu memang dipercaya bisa meningkatkan imunitas sampai bisa meringankan rasa sakit setelah vaksinasi.
"Thank you doc for your concern, lets hope more people become more aware of this pandemic," tulis seorang netizen.
"But this milk (and so the others) got protein which can help imune system or inceeasing metabolism right?"Â ungkap yang lainnya.
"Bismillah, biasanya org sini kalo bule yg ngomong baru percaya," tutur netizen dengan akun @zlqd***
"So grateful to see Well known US Doctor care for us here at Indonesia Folded hands much appreciate it. Thank you," ungkap akun @oscar****
PENTINGNYA VITAMIN D
Ilustrasi susu/Foto: Getty Images/iStockphoto/pong-photo9
Vitamin D adalah salah satu nutrisi yang penting bagi tubuh, Bunda. Tak hanya itu, peran vitamin D ternyata juga bisa membantu pemulihan dan menjaga tubuh dari serangan virus COVID-19, lho.
Melansir dari laman The Guardian, para peneliti yang dipimpin oleh Dr Gareth Davies mengungkapkan bahwa tingkat vitamin D yang rendah dalam tubuh dapat menyebabkan risiko lebih besar terkena virus Corona, Bunda. Tak hanya itu, beberapa penelitian juga mengatakan bahwa efek infeksi yang terjadi mungkin lebih parah.
Masyarakat Kesehatan Inggris (PHE) serta Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial mengatakan bahwa selama 10 tahun terakhir makanan seperti susu, roti, dan jus jeruk, merupakan makanan yang digunakan untuk menghasilkan vitamin D di Finlandia, Swedia, Australia, AS, dan Kanada.
Dr Davies juga menjelaskan bahwa vitamin D yang terdapat dalam tubuh tidak hanya bisa melindungi diri dari paparan penyakit, Bunda. Nyatanya, vitamin D juga bisa melindungi diri terhadap infeksi.
"Menurut pendapat saya, jelas bahwa vitamin D tidak hanya dapat melindungi terhadap keparahan penyakit, tetapi juga dapat melindungi terhadap infeksi," katanya.
Tubuh memproduksi vitamin D sebagai respon terhadap sinar matahari yang kuat, Bunda. Jadi, tingkat vitamin D akan disesuaikan dengan jumlah sinar matahari.
Sebuah jurnal menjelaskan bahwa sebanyak 30 persen sampai 40 persen populasi di Inggris mengalami kekurangan vitamin D selama musim dingin. Kemudian menurun jadi 8 persen pada akhir musim panas.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Pasca Covid-19, Kini Masyarakat Diminta Lebih Waspada 'Disease X' yang Lebih Berbahaya

Mom's Life
Beredar Rumor Susu Beruang Bisa Bersihkan Paru-paru, Simak Faktanya Menurut Dokter

Mom's Life
Pandemi Covid-19 Disebut Mengubah Kepribadian Seseorang, Bunda Merasakan?

Mom's Life
Ahli Gizi Sebut Susu Beruang Bukan Obat: 'Mitos yang Dipercaya'

Mom's Life
Mulai Langka, Ini 5 Fakta Susu Beruang yang Diburu selama Pandemi COVID-19


7 Foto
Mom's Life
7 Foto BCL Isoman Usai Positif COVID-19, Hibur Diri Berjemur Bareng Teman
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda