
moms-life
Tips Berbagi Kamar Mandi dengan Pasien COVID-19 yang Isoman di Rumah
HaiBunda
Kamis, 15 Jul 2021 11:50 WIB

Berbagai cara untuk menekan angka penyebaran virus COVID-19Â amat penting untuk diterapkan. Tak hanya saat di luar, ini juga berlaku ketika di rumah.
Apalagi, jika di rumah ada anggota keluarga yang positif dan harus melakukan isolasi mandiri. Terlebih lagi jika harus berbagi kamar mandi bersama-sama. Apa saja sih protokol kesehatan yang wajib dipatuhi?
Menyikapi situasi dan kondisi tersebut, sebetulnya ada tips atau langkah yang bisa diterapkan. Dengan begitu, risiko penularan pada anggota keluarga lainnya pun bisa lebih rendah.
Langkah-langkah ini telah dijelaskan oleh dr Faheem Younus. Ia merupakan seorang dokter spesialis penyakit menular dari Amerika Serikat.
Ia kerap membagikan edukasi terkait COVID-19 melalui akun Twitternya. Yang menarik, kepeduliannya terhadap masyarakat Indonesia juga amat kentara dengan upayanya menggunakan Bahasa Indonesia agar lebih mudah kita pahami.
"5 Langkah berbagi kamar mandi dgn penderita COVID," tulisnya melalui akun @FaheemYounus, dikutip pada Rabu (14/7/2021).
"1. Pakai masker, 2. Tingkatkan ventilasi udara, 3. Pakai handuk terpisah, 4. Buka jendela antara jeda pemakaian, 5. Bersihkan permukaan2 di kamar mandi/cuci tangan."
"Semakin lama kamar mandi kosong sebelum dipakai lagi, semakin baik," sambungnya.
Lebih lanjut, soal membersihkan kamar mandi ini juga perlu dibahas lebih dalam, Bunda. Karena meski terlihat sepele, ada beberapa hal penting yang perlu bagi Bunda dan keluarga perhatikan.
Selengkapnya, simak di halaman berikut ya, Bunda.
Tonton juga 3 perlengkapan isolasi mandiri untuk anak yang terpapar COVID-19 berikut:
CARA MEMBERSIHKAN KAMAR MANDI BERSAMA SAAT ANGGOTA KELUARGA POSITIF COVID-19
Ilustrasi bersihkan kamar mandi/Foto: Getty Images/filadendron
Selama masa pandemi dan ada anggota keluarga yang positif COVID-19, Bunda bersama keluarga perlu bersinergi untuk saling menjaga kesehatan. Salah satu upaya tersebut yakni dengan menjaga kebersihan kamar mandi yang digunakan bersama-sama.
Menjaga kebersihan ruangan ini pun tak sembarangan, Bunda. Sebagaimana yang HaiBunda rangkum dari plumbworld, berikut beberapa diantaranya:
1. Bersihkan permukaan kamar mandi secara teratur
Di kamar mandi, ada banyak area yang paling sering disentuh. Sehingga, tak heran spot-spot tersebut dihinggapi oleh banyak bakteri serta virus yang mengancam kesehatan.
Beberapa hal yang patut menjadi perhatian yakni gagang pintu, sakelar lampu, keran, dan area toilet. Ini amat penting dan tak boleh terlewatkan untuk rutin dibersihkan secara teratur dengan produk anti-bakteri ya, Bunda.
2. Gunakan pengharum kamar mandi
Menambahkan pengharum atau sesuatu yang dapat menjadi penyegar toilet juga bisa menjadi pilihan, Bunda. Tujuannya agar dapat mencegah bau tak sedap dan membuat kamar mandi menjadi lebih nyaman digunakan.
3. Bersihkan wastafel dan bath up
Wastafel serta bath up juga menjadi bagian yang perlu dibersihkan nih, Bunda. Setelah dibersihkan, pastikan untuk mengeringkan permukaannya karena genangan air dapat membuat kuman berkembang biak.
Permukaan yang lembap dapat menyebabkan kuman betah berlama-lama. Untuk itu, Bunda bisa menggunakan kain mikrofiber dan dapat digunakan kembali jika sudah didesinfeksi atau dicuci pada suhu 60 derajat setelah setiap kali digunakan.
Atau, Bunda bisa menggunakan kertas tissue yang lebih nyaman digunakan karena bisa langsung dibuang.
Tak hanya menjaga kebersihan kamar mandi yang dipakai bersama-sama, Bunda dan keluarga juga harus memahami panduan isoman jika ada keluarga yang positif COVID-19. Apa saja yang harus dilakukan?
Simak informasi selengkapnya di halaman berikut ya, Bunda.
5 PANDUAN ISOMAN DI RUMAH JIKA KELUARGA POSITIF COVID-19
Ilustrasi isoman/Foto: Getty Images/ArtistGNDphotography
Berikut beberapa panduan isolasi mandiri (isoman) yang dapat Bunda lakukan di rumah:
1. Memisahkan diri
Ketika Bunda menduga (suspek) terpapar COVID-19, segera lakukan swab antigen atau PCR. Lakukan di klinik, laboratorium, atau melalui panggilan ke rumah (home service) untuk menghindari rumah sakit. Ajak keluarga untuk melakukan hal yang sama.
Jika salah satu anggota keluarga terkonfirmasi positif, segera pisahkan pasien dari orang yang sehat. Kamar yang ideal digunakan sebagai tempat isolasi pasien sebaiknya berada di lantai dua dan memiliki akses ventilasi seperti jendela atau balkon.
"Sebaiknya pakai kamar tidur yang ada kamar mandinya sendiri. Idealnya di lantai dua agar dia dapat ventilasi dan bisa berjemur. Tapi jika benar-benar terpaksa, setidaknya beri jarak minimal 2 meter di dalam kamar dan jangan nyalakan AC ketika tidur bersama pasien," tutur dr. Fauziah Fitri dari RS Islam A. Yani Surabaya kepada HaiBunda.
Jangan lupa untuk selalu gunakan masker. Anggota keluarga yang sehat juga tetap harus kembali melakukan swab test pada hari ke-5 meski dinyatakan negatif pada hasil pemeriksaan pertama.
"Hari ke-5 harus antigen ulang. Kalau baru hari pertama biasanya belum ketahuan. Kalau antigen hari ke-5 benar negatif berarti mereka aman," ujarnya.
2. Kenali gejala
Gejala pada COVID-19 terbagi menjadi empat, yakni tanpa gejala, gejala ringan, sedang, hingga berat. Pada kasus pasien tanpa gejala, ritme pernapasan pasien biasanya masih berada di rentang 12-20 kali per menit dan saturasi oksigen di atas angka 95.
"Pada kasus ringan biasanya ritme pernapasan dan saturasi oksigennya juga masih di atas nilai tersebut. Tetapi mereka mengalami demam, batuk ringan, pusing, dan yang paling khas adalah anosmia atau hilangnya indera perasa dan pembau," tutur dokter yang biasa disapa Fitri ini.
Pada kasus gejala sedang, ritme pernapasan biasanya berjalan lebih cepat yaitu 20-30 kali dan saturasi oksigen di bawah 95. Sedangkan pasien bergejala berat memiliki saturasi di bawah 90, Bunda.
"Biasanya mereka juga disertai keluhan lain seperti tensi naik dan suhu tinggi. Jika sudah gejala sedang dan mengalami sesak napas memang sebaiknya dibawa ke rumah sakit," ujarnya.
3. Pantau gejala
Jika pasien mengalami gejala ringan, jangan lupa untuk selalu memantau gejala di masa-masa isolasi. Termometer dan oximeter merupakan benda yang wajib ada di rumah untuk memantau suhu dan saturasi oksigen.
"Tetapi untuk pasien dengan komorbid seperti darah tinggi dan diabetes sebaiknya punya alat tensi dan pengukur gula darah. Jadi mereka bisa cek sendiri dan kontrol dokter lewat telemedicine tanpa perlu ke rumah sakit," imbuhnya.
4. Konsultasi dokter
Selama isolasi mandiri, Bunda tidak perlu pergi ke rumah sakit jika hanya mengalami gejala ringan. Bunda tetap dapat berkonsultasi dengan dokter lho.
"Kalau gejalanya ringan dengan kondisi rumah sakit overload sebaiknya konsultasi online. Beberapa rumah sakit menyediakan fasilitas Telemedicine atau konsultasi online. Bisa juga lewat aplikasi kesehatan online lainnya," kata Fitri.
Pasien harus rutin memantau suhu tubuh, saturasi oksigen, ritme pernapasan, kadar gula serta tekanan darah selama isolasi mandiri. Selain itu, Bunda juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan toraks atau dada.
"Itu untuk mengetahui kondisi paru-paru. Banyak laboratorium menyediakan jasa tersebut, jadi tidak perlu datang ke rumah sakit," ucapnya.
Dokter biasanya akan memberi petunjuk obat-obatan dan vitamin apa yang bisa dikonsumsi untuk membantu pemulihan. Jangan asal minum, patuhi aturan dokter ya. Obat juga dapat dibeli secara delivery sehingga tidak perlu pergi ke luar rumah.
5. Pisahkan perabotan rumah
Selama isolasi mandiri, orang sehat yang menjaga pasien tidak diperbolehkan berhadapan ketika membawakan makanan. Cukup letakkan makanan di depan pintu kamar pasien. Jangan lupa untuk mencucinya dengan baik.
"Alat makan tidak boleh dipakai bersama. Cuci menggunakan air hangat dan sabun. Lebih baik lagi jika pakai alat yang sekali pakai jadi bisa langsung dibuang dan selalu steril," kata Fitri.
Selain peralatan makan, pakaian pasien juga harus dicuci menggunakan air hangat dan sabun. Jangan lupa untuk pisahkan hewan peliharaan agar tidak membawa virus dari pasien ke orang yang sehat.
Sebelum menyelesaikan isolasi mandiri, jangan lupa lakukan kembali swab antigen atau PCR. Jika hasilnya negatif, maka pasien sudah bisa bergabung kembali dengan anggota keluarga yang sehat.
"Hindari pergi ke rumah sakit jika tidak perlu supaya mereka tidak terpapar pasien bergejala berat dan kasur yang mereka pakai di IGD bisa dipakai untuk yang lebih membutuhkan," sambungnya.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Ini Ukuran Kamar Mandi yang Ideal untuk Rumah di Indonesia Menurut Pakar

Mom's Life
Waspada, Ini Barang di Kamar Mandi Penyebab Kanker

Mom's Life
Berapa Lama Masa Isoman Pasien Omicron? Berikut Aturannya

Mom's Life
Begini 5 Warna Tinja Berdasarkan Kondisi Tubuh Bun

Mom's Life
Manfaat Mandi Air Dingin di Cuaca Hujan


7 Foto
Mom's Life
7 Ide Menata Kamar Mandi Rumah Minimalis Bernuansa Putih
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda