Kisah Wanita RI Kerja Kantoran Bidang IT di Korea, Ungkap Gaji & Sempat Stres

Jessica, Wanita RI Kerja di Korea Selatan/ Foto: Instagram @jessicaheesica

Jessica, wanita asal Indonesia ini tak menyangka bakal bekerja di Korea Selatan. Tak pernah pula terlintas di pikiran Sica, sapaan karibnya, untuk meninggalkan keluarga di Indonesia demi bekerja di luar negeri, Bunda.

Apalagi, Sica mengaku, belum pernah merantau atau pun melakukan pertukaran pelajar ke luar negeri. Ia juga mengaku saat itu tak punya bekal pengalaman studi apapun yang berhubungan dengan Korea selama kuliah.

Saat lulus kuliah, kala itu, pikirannya hanya mencari pekerjaan yang cocok dengan bidangnya yaitu informasi teknologi (IT), Bunda.

"Aku lulusan universitas swasta yang ada di Jakarta, jadi sebelumnya aku enggak pernah student exchange, enggak pernah kuliah di Korea. Enggak pernah S2, enggak pernah sekolah bahasa," kata Sica membuka vlog-nya, dilansir kanal YouTube-nya Sica Sicachu.

"Intinya aku enggak punya pengalaman studi di Korea sebelumnya. Jadi aku benar-benar lulusan universitas yang ada di Indonesia."

Kenapa bisa bekerja di Korea Selatan, setelah lulus kuliah, Sica melihat lowongan kerja di salah satu situs web pencari kerja, Bunda. Saat itu ada perusahaan Korea di Jakarta yang membuka lowongan bidang IT. Tanpa ragu, Sica pun langsung melamar karena cocok dengan kuliah yang ia ambil.

"Jadi aku coba apply di company itu, sama company-company lainnya, kalau kalian baru pasti kalian ada semacam training orang baru kan, kalian harus melakukan apa, ngerjain apa," tutur Sica.

"Kebetulan company aku ini orangnya sedikit enggak ada tim di Jakarta, aku enggak bisa melakukan training di Jakarta. Semua timnya di Korea, head office-nya itu ada di Seoul dan aku training selama setengah tahun."

Setelah setengah tahun melakukan training, Sica kembali lagi ke Jakarta dan melakukan pekerjaan seperti biasa secara remote. "Enggak ada tim di Indonesia, semua pekerjaan direct ke Korea," ungkapnya.

Setelah beberapa tahun kerja, tepatnya di 2017 Sica pun putuskan resign dari perusahaannya itu. Namun, perusahaannya ternyata menawarkan untuk pindah ke Korea Selatan.

"Dan suatu pagi, aku beri surat resign. Tapi mereka menelepon aku dan menawarkan aku untuk bagaimana kalau kamu kerja sama tim kita di head office, kamu keberatan atau enggak? Dua bulan setelahnya berangkat dan bekerja di Korea," tutur Sica.

Sica juga mengungkap gambaran gaji di Korea Selatan, berapa gaji di sana? Baca selengkapnya di halaman berikut.

Simak juga video soal boyband Korea BTS di UN General Assembly 2021:

[Gambas:Video Haibunda]

GAJI DI KOREA

Jessica, Wanita RI Kerja di Korea Selatan/ Foto: Instagram @jessicaheesica

Di kesempatan yang sama, melalui vlog-nya, Sica mengungkap gambaran gaji pekerja di Korea Selatan, Bunda. Ia mengungkap upah minimum regional (UMR) di sana.

"Salary minimum (UMR), 1 jam 8.720 won. Satu jam sekitar Rp113 ribu. Kalau kerja 8 jam, berarti Rp900 ribu per hari," ujar Sica.

"Karena itu minimum enggak mungkin kurang dari itu, kalau kurang dari itu company-nya menyalahi aturan pemerintah, tapi bisa juga lebih, karena tergantung tempat kerja dan pengalaman kerja."

Menurutnya, gajinya memang terdengar besar, tapi pengeluarannya juga besar, Bunda. "Kayak kalian makan, kalau kalian makan yang warteg-warteg gitu, satu kali makan Rp70 - 100 ribu. Sebenarnya salary segitu besar tapi berbanding dengan biaya yang dikeluarkan," kata Sica.

Kendala bahasa

Seperti para perantau di negara yang tidak berbahasa Inggris, Sica mengalami kendala bahasa. Ia pun mengaku agak stres di awal bekerja di sana.

"Kalau, bisa Bahasa Korea, bisa hidup nyaman, pertama-pertama agak stres di awal. Pertama kali tinggal di sini, aku enggak bisa Bahasa Korea, aku enggak ngerti mereka ngomong apa ketika mereka lagi meeting," kata Sica.

"Aku pikir enggak ada masalah sama sekali aku pakai Bahasa Inggris, ternyata beda banget. Aku datang sebagai employee baru, aku 2017 sebagai karyawan ikut meeting dalam Bahasa Korea, sebatas tahu, tapi enggak partisipasi."

Terkendala bahasa, rasanya membuat Sica sempat ingin pulang ke Indonesia di enam bulan pertama merantau di Negeri Ginseng. Namun, Sica enggak sendirian, setelah sharing dengan teman-temannya. Ternyata temannya yang bekerja di luar negeri juga merasakan hal yang sama.

"Ternyata enggak cuma aku, tapi semua orang banyak banget yang ngalamin seperti ini yang kerja di luar negeri," tuturnya.

Tak cuma kendala bahasa, Sica pun mengungkap suka duka kerja dan tinggal di Korea Selatan sebagai perantau. Baca cerita Sica di halaman berikutnya.

SUKA DUKA KERJA DI KOREA

Jessica, Wanita RI Kerja di Korea Selatan/ Foto: Instagram @jessicaheesica

Selain kendala bahasa, Sica pun mengungkap suka duka kerja dan tinggal di Korea Selatan sebagai perantau.

"Sukanya itu Korea banyak banget tempat bagus yang bisa dieksplorasi. Korea itu empat musim kan, musim panas, musim dingin, musim gugur. Setiap kali pergi ke suatu tempat, kayak beda gitu suasananya tiap musim," kata Sica.

Sica juga beruntung ia tidak mengalami rasisme di sana. Semua timnya benar-benar menghargainya. "Kebetulan tim member aku orangnya baik banget, mereka semua menghargai itu misalnya aku puasa, aku harus salat. Mereka menghargai banget," ujarnya.

"Dukanya, lagi di Korea, temannya enggak sebanyak tinggal di Indonesia, jauh dari keluarga, dan karena aku Muslim, kayaknya itu minoritas banget di Korea, jadi buat kayak dapat makanan halal, puasa, itu lumayan susah."

Meski ada dukanya, empat tahun tinggal di Korea Selatan, Sica lebih banyak menemukan sukacita di sana.