Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Eks TKI Sukses Jualan Bakso di Korea, Modal Rp2 Jutaan Kini Punya Banyak Cabang

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Jumat, 15 Oct 2021 15:35 WIB

TKI Korea Sukses Buka Kuliner Bakso
TKI Korea H.Subandi/ Foto: YouTube

Orang Indonesia yang pernah ke Korea Selatan, pasti tahu Bakso Bejo. Restoran Indonesia yang menawarkan spesialisasi menu mereka yaitu bakso. Namun, tak disangka, di balik restoran bakso dengan banyak cabang ini, semuanya bermula dari sebuah gerobak yang dirakit sendiri oleh TKI.

TKI itu adalah Subandi. Ketika perekonomian di Korea sempat down, di situlah Subandi melihat peluang. Belum ada bakso khas Indonesia saat itu di Korea Selatan, Bunda.

"Adapun bakso dahulu kan kecil-kecil, bakso Thailand yang Rp5 ribu itu, lho. Saya berpikir, wah kalau ini coba yang besar-besar seperti di Indonesia mungkin agak sedikit tertarik ya," ungkapnya, dilansir channel YouTube Marchelia Fika, dikutip Rabu (12/10/2021).

Sebelum memutuskan untuk berjualan, Subandi sempat berpikir dua kali. Ia membandingkan harga dengan kurs daging, karena bakso Thailand yang lebih murah.

"Makanya waktu itu saya bismillahirrahmanirrahim dengan harga Rp25 ribu ketika launching karena dagingnya lebih dari Rp14 ribu juga ada rasanya. Nah, alhamdulillah bisa diterima," ujar pria yang bekerja menjadi TKI Korea selama 12 tahun ini.

Awalnya, Subandi tidak langsung ujug-ujug membuka restoran. Subandi menjadikan gerobak bakso sebagai ikon dagangannya. Dengan modal 200 ribu won alias Rp2 jutaan, ia mencoba bikin gerobak dari sisa kayu perabot rumah korea.

Setelah launching dengan bakso di Korea menggunakan gerobak, tak disangka-sangka jualan Subandi menjadi viral, Bunda. Sesuai dengan nama jualannya, Bakso Bejo, Subandi bernasib mujur dengan jualan bakso.

Keinginan Subandi membuka usaha rupanya juga dilatarbelakangi upah yang hanya cukup untuk dikirim ke keluarga, tapi tidak cukup untuk belanja sesuai keinginan.

"Waduh kasihan teman-teman ya kalau uangnya sudah dikirim terus mau belanja enggak mungkin. Saya berpikir seperti itu, ah bismillah sembari kita ibadah. Maksud saya ibadah yang untuk keyakinan saya, orang muslim ya mungkin bisa cari amal di situ. Menolong teman-teman yang enggak punya uang bisa belanja dan bayar habis gajian."

Meski sukses dan sempat viral, jika Subandi mengingat-ingat lagi, ia mendapat banyak rintangan di awal mula mendirikan usaha kuliner di 2014 itu. Simak kelanjutannya di halaman berikut.

Simak juga kisah bidan RI nikah dengan pria Maroko, kini usaha kuliner di London:

[Gambas:Video Haibunda]




SEMPAT NANGIS, PUTUS ASA SEBELUM JUAL BAKSO

TKI Korea Sukses Buka Kuliner Bakso

TKI Korea H.Subandi/Foto: YouTube

"Awalnya sulit banget, kalau di Indonesia orang enggak bisa bikin bakso, tinggal ke pasar beli daging ada tukang giling. Pertanyaannya di sini, mau giling bakso di mana kan, gitu. Mutar-mutar," tutur Subandi.

Tak kehabisan ide, Subandi mengakalinya dengan membuat gilingan dengan panci yang dilubangi, kemudian diberi modifikasi dengan dinamo. Percobaan awal sempat gagal, lantaran adonan bukan tergiling dengan sempurna, malah 'terbang' ke luar dari panci.

"Saya hampir putus asanya begini, saya beli blender yang harganya 100 ribu, 120 ribu won itu pakai sekali langsung hancur, karena enggak kuat. Daging kan berat," ucapnya.

Akhirnya, berbekal dari YouTube, Subandi merakit sendiri dan punya tempat penggilingan sendiri.

Terjun ke usaha kuliner, Subandi mengaku tak punya bekal apa-apa. Ia sulit mendapat kiat dan tips, atau bahkan resep dari para pengusaha kuliner yang lebih dahulu sukses. Alhasil, Subandi pun belajar bikin bakso selama 1 tahun dengan resepnya sendiri.

"Tapi saya selalu berusaha, ketika saya nanti bisa, saya akan mengajarkan. Teman-teman banyak yang saja ajari, kalau mereka yang mau pulang kerja di Korea mau belajar, saya kasih tahu semua resepnya. Tidak ada yang tertutup," ujarnya.

"Dahulu tuh enggak ada yang kasih tahu. Jadi memang ya sempat juga sampai saya nangis, nangisnya kenapa? Setiap daging yang saya bikin itu enggak jadi. Jadinya lembek."

Kesulitan lainnya yaitu mencari daging halal. Subandi mengaku daging sapi, ayam itu sangat murah dan mudah didapat, tapi label halal masih menjadi kendala.

Tak hanya itu, Subandi juga belajar bagaimana bisnisnya bisa berkembang, Bunda. Simak ceritanya di halaman berikut.

PUTAR OTAK DEMI BISNIS BERKEMBANG

TKI Korea Sukses Buka Kuliner Bakso

TKI Korea H.Subandi/ Foto: YouTube

Subandi mengatakan saat itu ia harus putar otak untuk mengembangkan bisnisnya. Ini lantaran melihat beberapa pelanggannya yang datang dari jauh-jauh, seperti di Busan atau Daegu, hanya untuk makan di Bakso Bejo.

Soal pemasaran usaha baksonya, Subandi pertama kali mengenalkan usahanya lewat fanspage di Facebook.

"Fanspage kita lebih lagi karena waktu itu saya juga bukan hanya untuk bakso seperti ini, jual mentah, terus juga kebutuhan sehari-hari, namanya bejokorea.com," kata TKI itu.

Misi Subandi dalam mengenalkan masakan Indonesia di Korea juga berhasil. Subandi menyebut, makanan Indonesia yang kaya rempah akhirnya bisa terkenal di sana. Subandi pun kini memiliki 8 lokasi di Korea, Seoul (Myeongdong), Songuri (pusat Bakso Bejo), Karebi, Ujeongbu, Ansan, Gimhae, Daegu, dan Busan.

Rencana Subandi dalam melebarkan bisnis kulinernya juga enggak main-main, Bunda. Ia berencana akan buka di Jepang, Taiwan, Hong Kong, dan apabila memungkinkan di Turki.

"Mungkin kalau ada kesempatan di Saudi, di Madinah. Yang saya harapkan di Madinah, atau pun di Mekkah," ungkap Subandi.


(aci/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda