Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Keluarga Terdampak COVID-19 Bisa Dapat Tambahan Penghasilan Lewat Income Generating

Annisa Afani   |   HaiBunda

Sabtu, 13 Nov 2021 14:27 WIB

Women offering new mortgage rates to the client
Ilustrasi/Foto: Getty Images/kate_sept2004

SOS Children's Villages Indonesia kembali membuktikan kepedulian dan komitmennya, Bunda. Di tahun 2021 SOS Children's Villages Indonesia kembali mengadakan Run To Care Annual Series sebagai perhelatan charity run.

Kegiatan ini juga menggandeng puluhan komunitas lari dari seluruh Nusantara. Selain itu, acara lari amal ini juga mengambil jarak sejauh 150 KM di mana para pelari tak hanya berlari tetapi juga berbagi kebaikan dengan melakukan penggalangan dana melalui halaman donasi atas nama masing-masing pelari.

Seluruh hasil penggalangan dana diperuntukkan menguatkan keluarga rentan yang terdampak COVID-19. Hal ini bertujuan untuk mencegah anak kehilangan pengasuhan orang tua dan pemenuhan kebutuhan hidup mereka.

Mengusung tema #KuatkanKeluargaKuatkanAnak, SOS Children's Villages mengajak masyarakat Indonesia mengambil bagian dalam program tersebut dan berkontribusi langsung untuk 7.200 anak yang berada di Banda Aceh, Meulaboh, Medan, Jakarta, Bogor, Lembang, Semarang, Yogyakarta, Bali, Flores, dan Palu.

Menurut data dari Kementerian Sosial Republik Indonesia per 7 September 2021, sebanyak 25.202 anak Indonesia kehilangan orang tua dan 2,7 juta keluarga Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan akibat COVID-19.

Seperti yang diketahui krisis saat pandemi ini menempatkan anak-anak pada golongan paling rentan. Maka dari itu, SOS Children's Villages Indonesia melalui program penguatan keluarga dan program unggulan 'Income Generating', atau yang akrab dikenal UMKM dan community empowerment, memastikan setiap keluarga rentan mempunyai penghasilan tambahan.

Upaya tersebut tentunya didukung dengan mengajarkan cara mengolah soft skills untuk menjadi mata pencaharian. Mulai dari assessment potensi keluarga, berbagai pelatihan, dan stimulus modal usaha, SOS Children's Villages membangun mata pencaharian yang layak untuk kepentingan terbaik anak-anak mereka.

Dalam proses yang berjalan, nantinya program ini akan menggandeng beberapa pihak untuk bekerjasama. Dengan begitu, kegiatan tersebut bisa memberi keuntungan pada pihak terkait, sekaligus memonitoring UMKM secara tidak langsung.

"Monitoring dilakukan oleh internal dan eksternal. Contohnya, kami bekerja sama dengan koperasi. Dana dititipkan ke koperasi, lalu koperasi mendistribusikan pada pelaku usaha," tutur Direktur Nasional SOS Children's Villages Gregor Hadi Nitihardjo, Kamis (11/11/2021).

Lebih lanjut, Hadi juga memaparkan bahwa nantinya, para pelaku usaha yang dipilih akan mengembalikan dana pada koperasi yang memberikan pinjaman, Bunda. Kemudian, dana yang terkumpul kembali ini bisa digulirkan lagi pada keluarga lainnya.

"Pelaku usaha nantinya membayar cicilan ke koperasi. Dengan demikian dana terkumpul kembali, sehingga bisa digulirkan lagi. Di sini tokoh masyarakat ikut memantau setiap pelaku usaha," ujarnya.

Tak setengah-setengah, SOS Children's Villages juga memastikan agar keluarga pelaku UMKM ini turut didampingi para ahli. "Untuk pendampingan, kami bekerja sama dengan eksternal stake holder, contohnya Dinas Pertanian."

"Nantinya (Dinas Pertanian) akan memberi 'sekolah lapangan' untuk mengajarkan dari pembibitan hingga panen yang akan diambil oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)," papar Hadi.

Program ini benar-benar berimbas pada banyak hal, Bunda. Bahkan, Hadi ungkap bahwa Dinas Pertanian mengakui adanya peningkatan produksi dari perkebunan (holtikultura) di daerah setempat.

"Dinas Pertanian juga senang karena produksi holtikultura setempat jadi meningkat," bebernya.

Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

Bunda, tonton juga tujuh tips parenting untuk anak generasi Alpha yang Bunda perlu tahu dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

ANAK-ANAK KEHILANGAN ORTU KARENA COVID-19 DAPAT SANTUNAN

SOS Children's Villages ID

Anak-anak SOS Children's Villages Indonesia/Foto: Instagram @desaanaksos

Sebelumnya, SOS Children's Villages juga berbicara soal anak-anak yang kena imbas COVID-19, Bunda. Melalui penelitian The Lancet 1, terhitung bahwa sebanyak 1,5 juta anak di seluruh dunia kehilangan orang tua karena virus tersebut. Tentunya, anak-anak yang menghadapi kondisi ini menjadi sangat rentan untuk tidak terpenuhi hak-haknya.

Mereka kehilangan kasih sayang, rasa aman, terancamnya tempat tinggal, risiko putus sekolah, terbatasnya akses kesehatan, hingga tidak terpenuhinya nutrisi serta gizi yang baik. Kementerian Sosial Republik Indonesia menyampaikan bahwa per 7 September 2021 lalu, ada sebanyak 25.202 anak di Indonesia yang kehilangan orang tua, baik yatim, piatu, dan yatim piatu akibat COVID-19.

Dengan kondisi tersebut, anak-anak yang kehilangan kedua orang tuanya ini harus berpindah pengasuhan ke pengasuhan alternatif, Bunda. Hal ini menunjukkan bahwa hak anak atas lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif yang berkualitas menjadi isu yang genting agar diperhatikan oleh pemerintah, masyarakat sipil, dan stakeholder lainnya.

Melihat permasalahan tersebut, SOS Children's Villages Indonesia, organisasi yang bergerak pada bidang pengasuhan alternatif berbasis keluarga (PABK) bergerak untuk memenuhi kebutuhan anak-anak tersebut, Bunda. Melalui press conference bertemakan #BersamaUntukAnak, organisasi ini memaparkan hasil dari inisiatif assessment secara cepat (rapid assessment) yang difokuskan pada anak yatim piatu.

Rapid Assesment ini dilakukan pada dua wilayah kerja SOS Children's Villages, yakni Kota Semarang dan Daerah Istimewa Yogyakarta). Dari asesmen itu ditemukan:

1. Mayoritas anak yang kehilangan orang tua karena COVID-19 masih diasuh oleh kerabatnya. Pengasuhan ini juga dikenal dengan Pengasuhan kinship care.

2. Situasi keluarga asuh juga sangat bervariasi ada yang dari keluarga menengah sampai ada yang untuk hidup sehari hari harus bergantung pada bantuan tetangga atau saudara.

"Kesiapan pengasuh menjadi bagian yang sangat penting, baik secara mental dan ekonomi," tutur Tri Dewi Saraswati selaku Advocacy Coordinator and Child Protection Specialist SOS Children's Villages Indonesia dalam webinar, Kamis (30/9/2021).

3. Kondisi anak yang merasa kehilangan mendalam berdampak pada perilaku dan sosial emosi mereka.

"Beberapa anak menunjukkan perubahan perilaku yang memerlukan dukungan psikososial. Situasi ini akan semakin parah apabila pengasuh juga merasakan kehilangan yang mendalam atau secara mental tidak siap untuk mengasuh," lanjut Tri Dewi.


(AFN/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda