Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

5 Langkah Berkomunikasi Secara Asertif agar Suami Lebih Peka Kemauan Bunda

Kinan   |   HaiBunda

Kamis, 06 Jan 2022 20:27 WIB

Husband and wife sitting on sofa with their arms crossed and looking at each other after a fight in living room
Ilustrasi suami istri/ Foto: Istock

Komunikasi menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga keharmonisan dan keutuhan rumah tangga. Salah satunya diyakini yakni dengan menerapkan pola komunikasi asertif. 

Menurut psikoterapis dan penulis 'The Self-Aware Parent', Fran Walfish, Psy.D, mengomunikasikan keinginan dan kebutuhan pada pasangan perlu dilakukan dengan tepat. Bahkan lebih baik lagi jika Bunda dapat bersikap asertif secara berkelanjutan, bukan hanya dengan suami. 

Untuk menguasai komunikasi, Bunda harus secara teratur introspeksi diri sendiri untuk memahami yang sedang dirasakan. Setelah itu, barulah Bunda dapat mengungkapkannya kepada suami. 

"Alih-alih berkata dengan nada tinggi, lebih baik lakukan pola asertif. Yakni dengan belajar untuk secara tegas menyatakan kebutuhan dan keinginan dengan jelas," imbuh Walfish, seperti dilansir Bride. 

Salah satu tips penting menerapkan komunikasi asertif yakni dengan bicara tegas, tanpa berkelit-kelit atau bahkan memberi 'kode' pada suami. 

"Sering kali seseorang berasumsi bahwa pasangannya tahu apa yang ia pikirkan rasakan, butuhkan, dan inginkan. Dan, pada kenyataannya, ini hanya ekspektasi ysng kemudian bisa memicu masalah jika tidak sama. Ingat, pasangan bukan pembaca pikiran," ungkap pakar relationship, Jordan Gray. 

Nah, bagaimana langkah memulai asertif pada suami agar lebih peka kemauan Bunda? 

1. Sampaikan secara tegas hal yang disukai atau tidak 

Saat ingin mengungkapkan sesuatu pada suami, lakukan dengan jelas. Tidak perlu berkelit atau bahkan memberi sinyal, yang berisiko tidak dapat dipahami sepenuhnya. 

Misalnya, suami terlambat datang tepat waktu. Daripada marah dan menuduhnya macam-macam, lebih baik katakan kalimat tegas seperti: 'Kita seharusnya bertemu pukul 11.30, sekarang sudah pukul 12.00." 

Kalimat tersebut sudah cukup jelas menggambarkan rasa kecewa Bunda karena suami datang terlambat. Ingat, hindari membuat asumsi sendiri, ya. 

2. Jangan menghakimi 

Bersikap asertif juga berarti tidak mendramatisasi atau menghakimi situasi yang terjadi bersama suami. Dengarkan pendapat suami dan sampaikan apa yang Bunda rasakan secara terbuka. 

Bahasa tubuh dan nada suara penting untuk diatur dalam komunikasi asertif. Saat bicara, tunjukkan rasa percaya diri dengan mempertahankan kontak matadan rileks. Gunakan nada yang tegas namun tetap sopan. 

Simak tips atasi gejolak rumah tangga dari Maya Septha:

[Gambas:Video Haibunda]




PILIH KATA YANG TEPAT DAN DENGARKAN PASANGAN

Ilustrasi suami istri/ Foto: Istock

3. Awali dengan kata 'aku', bukan 'kamu' 

Saat Bunda memulai pembicaraan langsung dengan kata 'kamu', suami kemungkinan akan merasa sedang diserang, lalu akan mulai bersikap defensif. 

Sebaliknya, jika Bunda memulai kalimat dengan 'aku', fokusnya lebih pada bagaimana perasaan Bunda dan bagaimana hal tersebut dipengaruhi oleh perilaku suami. 

Selain itu, ini juga membantu meminimalkan sikap defensif pada orang lain. Contoh kalimatnya, ganti 'kamu jangan begitu lagi!' dengan 'aku senang sekali kalau kamu bisa mengubah kebiasaan itu'. 

4. Dengarkan juga ungkapan pasangan 

Saat sudah menyampaikan apa yang Bunda rasakan atau inginkan pada suami, jangan lupa berikan kesempatan baginya untuk dapat pula mengungkapkan perasaannya. 

Sikap seperti ini akan membuat suami lebih peka, segan dan tak emosional. 

5. Jangan membuat ekspektasi 

Bicara asertif berarti lugas menyampaikan keinginan Bunda. Jika demikian, hindari membuat ekspektasi sendiri, yang dapat berujung pada rasa kecewa. 

Cobalah untuk berpikir win-win solution, temukan jalan keluar yang sama-sama menyenangkan semua pihak. 

Malu mengungkapkan atau hanya berharap suami dapat memahami 'kode' yang diberikan hanya akan membuatnya tidak kunjung memahami Bunda. 

Demikian ulasan tentang langkah-langkah memulai komunikasi asertif pada suami agar lebih peka. Yuk mulai coba diterapkan, agar rumah tangga makin harmonis.


(fia/fia)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda