Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Pasangan Selingkuh? Ini Saran Psikolog untuk Bunda

Yudistira Perdana Imandiar   |   HaiBunda

Rabu, 29 Dec 2021 17:00 WIB

Upset woman crying, seeing her boyfriend with other girl in park
Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio
Jakarta -

Perselingkuhan serasa menghadirkan badai di dalam keluarga. Tentu tidak mudah menghadapi situasi demikian, tapi jika hal ini terjadi dalam rumah tangga Bunda, ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar Bunda kuat menghadapinya.

Psikolog Samantha Elsener menjelaskan setiap orang punya cara tersendiri dalam menghadapi situasi perselingkuhan dalam hubungan suami-istri. Misalnya, untuk orang yang bekerja dan yang tidak bekerja, perlu cara berbeda untuk menghadapi masa-masa kelabu.

"Kalau seorang Bunda bekerja mungkin punya pengalihan terhadap pekerjaan. Jadi untuk sementara fokus dulu sama pekerjaan. Kalau Bunda yang tidak bekerja, punya support system tidak? Kalau punya support system bikin deh support system yang oke. Asking for help. Itu penting banget," ungkap Samantha dalam diskusi virtual 'Menjadi Bunda Yang Tangguh Untuk Anak dan Keluarga' yang digelar HaiBunda.com bersama Le Minerale, Rabu (29/12/2021).

Samantha menekankan Bunda sebaiknya tidak memendam sendiri masalah perselingkuhan yang dihadapi. Sebab, hal ini akan menjadi bumerang bagi kesehatan mental. Meskipun tidak mudah, Samantha berpesan agar korban perselingkuhan mencari support system, baik dari kalangan keluarga, teman, atau dari profesional seperti psikolog.

"Intinya kasus perselingkuhan pasti ada rasa pengkhianatan yang menghancurkan rasa kepercayaan. Si rasa percaya yang hancur itu bikin kita otomatis jadi nggak percaya sama orang lain juga, karena orang yang nomor satu kita percaya tiba-tiba mengkhianati kita, gimana mau percaya lagi sama orang lain. Tapi kalau kita melakukan hal itu, kita melakukan yang namanya distorsi kognitif, kita menggeneralisasi semua orang sama kaya pasangan kita, nggak bisa dipercaya. Itu nggak boleh," urai Samantha.

Menurut Samantha, kejadian perselingkuhan kerap membuat korbannya juga mengalami krisis kepercayaan diri. Apalagi judgement dari orang-orang sekitar yang justru menyalahkan, bisa membuat korban perselingkuhan semakin tertekan. Oleh sebab itu, untuk menghindari keterpurukan, Bunda harus merawat diri sendiri dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan baik untuk kesehatan tubuh dan mental.

"Kita perlu bisa bounce back untuk menjadi tangguh dengan berbuat baik terhadap diri kita. Apa berbuat baiknya? Olahraga, karena ketika olahraga tubuh kita bergerak tuh akan menstabilkan seluruh hormon-hormon yang dibutuhkan pascaperselingkuhan yang terjadi. Kemudian makan makanan yang sehat karena makanan yang sehat akan memperbaiki gut brain kita di usus dan akan mengirim sinyal juga ke hormon-hormon kita di otak untuk kestabilan hormon," papar Samantha.

Di sisi lain, tak dapat dipungkiri tekanan berat dari masalah perselingkuhan membebani pikiran sehingga sulit untuk mendapatkan tidur berkualitas. Jika tak disiasati, kondisi ini bisa semakin memperburuk kondisi mental dan tubuh.

Untuk mendapatkan tidur berkualitas, kata Samantha, cobalah lakukan ritual relaksasi seperti mendengarkan lagu atau mandi air hangat. Intinya, lakukan kegiatan yang membuat hati dan pikiran nyaman.

"Lakukan ritual sebelum tidur supaya tidurnya punya kualitas. Jadi misalkan gini, malam hari jam 10 kita mau tidur biasanya overthinking, apa yang kita lakukan sebagai self care kita agar tetap punya tidur berkualitas? Apakah kita dengerin lagu-lagu nature sound berkualitas yang bisa membuat kita masuk ke deep sleep, atau mandi air hangat dulu, jurnalling dulu, kita gambar dulu atau apapun, pokoknya ritual yang bikin tidur kita nyaman," urai Samantha.

(prf/ziz)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda