Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Pernah Nganggur 2 Tahun di Singapura, Saldo ATM Denada cuma Rp200 Ribu

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Minggu, 02 Jan 2022 22:00 WIB

Denada saat ditemui di kawasan Trans TV.
Denada/ Foto: Noel/detikHOT

Denada hingga kini terus mendampingi putri semata wayangnya di Singapura untuk menjalani pengobatan. Menjadi single parent dan mencari pendapatan untuk bisa bertahan hidup di 'Negeri Singa' bukanlah perkara mudah. Dampak pandemi pada ekonomi keluarga rupanya juga dialami penyanyi 43 tahun itu, Bunda.

Dalam sebuah kesempatan, Denada mengatakan bahwa saat ini ia mesti berjuang bolak-balik Singapura-Indonesia untuk bekerja. Sebelum harus bolak-balik ke Indonesia, Denada mengaku bahwa ternyata ia pernah menganggur selama dua tahun.

"Aku sudah aware, harus kerja. Sudah dua tahun enggak kerja, dua tahun enggak kerja berarti no income. Jadi aku sampai ke satu, aku mau coba cari kesempatan dan kerja," kata Denada kepada Maia Estianty, dilansir kanal YouTube Maia AlElDul TV.

Apalagi, Singapura dikenal dengan biaya hidup yang tinggi. Denada pun mengungkap bagaimana dirinya mengupayakan untuk tetap cukup membiayai hidupnya dan anaknya selama total empat tahun di sana. Termasuk masa pandemi dengan dua tahun tak bekerja.

Denada bercerita, bahwa ia sebelumnya telah diwanti-wanti oleh dokter di Indonesia, kalau untuk berobat di Singapura berarti keluarga sudah siap dengan biaya yang dua sampai tiga kali lipat lebih mahal daripada di Indonesia.

"Dua tahun itu berat banget. Sebelumnya sih gampang, karena dari sana ke sini, sini ke sana kan penerbangannya banyak. Jadi tuh aku sering, pulang ke sana subuh. Sampai sini aku kerja seharian, flight terakhir, aku pulang lagi ke Singapura," katanya.

Kebiasaan yang Rusak Tanaman HiasKebiasaan yang Rusak Tanaman Hias/ Foto: Mia Kurnia Sari

Tibalah masa pandemi, Denada merasa bingung karena tidak bisa bebas keluar-masuk Singapura. Apalagi ada periode ketika Singapura menutup perbatasan untuk wisatawan dari Indonesia.

Sampai akhirnya, satu-satunya cara untuk mencari pendapatan selama dua tahun itu adalah dengan menjual semua aset yang dimiliki di Indonesia, Bunda.

"Terpaksa harus jual semua yang ada. Rumah di Pejaten, masih on sale, rumah yang aku tempati sekarang di Bintaro. Mobil, (sekarang) aku pinjam mobil Mama. Apa pun yang bisa ku jual, tas branded kah, perhiasan, yang posisinya ada di Indonesia," kata Denada.

"Aku ngomong ini enggak ada kepahitan, alhamdulillah aku masih ada barang-barang itu, kalau enggak ada barang-barang itu aku enggak tahu gimana caranya bisa survived selama dua tahun ini," kisahnya.

Selain menjual barangnya, Denada juga menceritakan bahwa ia sempat memiliki saldo ATM yang minim jumlahnya, sekitar Rp200 ribu. Jelas, dengan jumlah uang sebesar itu, tak bisa menutupi biaya hidupnya di Singapura.

Simak juga cerita Denada dan mantan suami saling menguatkan demi anak:

[Gambas:Video Haibunda]



SALDO ATM DENADA PERNAH RP 200 RIBU

kesehatan anak Denada drop

Denada dan putrinya/ Foto: Instagram Denada

Ketika menjual aset yang ada selama dua tahun tak pulang ke Indonesia, Denada merasa hal tersebut tidak terlalu membantunya. Lantaran, menjual aset di masa pandemi sangat susah, Bunda.

Walau demikian, Denada merasa tidak berjuang sendiri, ia merasa selalu ditolong Tuhan selama dalam masa sulit. Ia masih ingat, satu masa sulit yang pernah ia lalui adalah saldo ATM yang jumlahnya minim.

"Pernah dalam satu hari, satu hari itu di ATM aku itu cuma ada Rp200 ribu, enggak nyampe 20 dolar (Singapura). Sementara, 20 dolar di Singapura, mau buat apa sih? Di Singapura itu kan Aisyah harus treatment, kita juga tiap hari ada pengeluaran," katanya.

"Aku enggak mau cerita sama Mama karena dia kan kasihan yah, aku enggak mau beratkan dia. Itu enggak sekali dua kali kayak gitu, lah orang enggak ada penghasilan, tapi tinggalnya di sana."

Masa-masa itu sempat membuat Denada terpuruk. Tak ada teman ngobrol, tak ada orang yang bisa memberikannya bantuan. Yang bisa ia lakukan, menurut Denada, hanyalah pasrah pada Tuhan.

"Kalau kayak gitu, aku enggak tahu mau ngapain, enggak ada teman ngobrol, enggak ada minta tolong sama siapa, jadi minta tolong aja sama Allah. Nangis aja sama Allah," ujarnya.

Doa Denada terjawab, ia bercerita bahwa setelah tiap kali ia bersujud, ia selalu mendapat rezeki tak terduga.

"Ada saja, tiba-tiba besoknya, orang dari perusahaan sesuatu di Indonesia, kita mau ajakin Denada private zumba di company kita, lusa, minggu depan.
Atau enggak kadang-kadang, kayak cuma bisa enggak endorse? Ya, maksudnya aku pikir-pikir kan mana bisa terjadi dalam satu hari, dua hari setelah aku nangis-nangis sama Allah," kata Denada.

Di kesempatan yang sama, Denada pun menceritakan kabar terkini putrinya, Aisyah. Simak ceritanya di halaman berikut.

KABAR TERKINI ANAK DENADA

Denada

Denada dan putrinya/ Foto: Instagram @denadaindonesia

Di kesempatan yang sama, Denada pun menceritakan kabar terkini putrinya, Aisyah. Sejak Agustus 2021, ternyata sang putri sudah mulai bersekolah. Denada pun bersyukur karena setelah 4 tahun tak mengenal lingkungan luar selain rumah dan rumah sakit, Aisyah akhirnya mulai bersosialisasi.

"Kita kan dari 2018, berarti sudah tahun keempat kita di Singapura. Empat tahun hidup di Singapura itu, Aisyah hanya hidup di rumah, rumah sakit. Di rumah, rumah sakit. Kalau pun mau diajak ke supermarket, yang ada di rumah sakit," kata Denada.

"Dia tak pernah berada di luar lingkup itu, tidak pernah bersosialisasi dan berteman dengan anak-anak lain, di luar pasien-pasien lain yang ada di NUH. Tiba-tiba dia sekolah, bersosialisasi, berteman. Naik perosotan, main sama teman-teman yang lain."

Akan tetapi, tiga bulan pertama masuk sekolah, Denada bercerita bahwa putrinya itu perlu beradaptasi. Ternyata, putrinya itu tak bisa mengontrol dirinya di lingkungan baru, Bunda. Akibatnya, Aisyah sering kedapatan Denada memiliki benjolan dan memar karena terjatuh dan terbentur.

"Jadi di hari pertama, dia pulang sekolah, benjol. Karena dia tidak biasa, beraktivitas di lingkungan lain selain di rumah dan rumah sakit. Di environment baru, dia enggak tahu bagaimana menjaga dirinya dan menavigasi dirinya di tempat baru, dia tuh enggak bisa," ujarnya.

Setelah diskusi sama gurunya, akhirnya dengan bimbingan sang guru, Aisyah bisa menavigasi dirinya ketika bermain di sekolah, Bunda.

Untuk kondisi kesehatannya, saat ini Aisyah sudah menyelesaikan kemoterapi. Tapi, pihak rumah sakit terus mengontrol Aisyah untuk melihat reaksi tubuhnya dari hasil kemoterapi.

"Kita harus tetap jaga, tetap rajin, tetap aware. Jadi kita enggak bisa, hal-hal kecil kita anggap sepele gitu. Mungkin anak-anak lain demam kecil, sumeng itu di rumah saja. Nah, kalau Aisyah tuh beda, beda treatment. Kalau kayak gitu tuh harus lapor," ungkap Denada.


(aci/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda