Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Hindari 5 Makanan Ini agar Tak Rentan Terkena Omicron

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Kamis, 24 Feb 2022 08:25 WIB

Bowl and spoon with pure sugar on wooden board
ilustrasi gula/ Foto: iStock

Kasus COVID-19 di Indonesia, akhir-akhir ini meningkat. Varian Omicron disebut mendominasi angka kasus positif. Walau demikian, orang-orang yang terinfeksi Omicron terbilang lebih cepat pulih karena hanya memiliki gejala yang ringan atau tidak bergejala.

Kebanyakan pasien Omicron hanya merasakan flu dan sakit tenggorokan. Tapi, ternyata ada pula gejala lain yang umum dirasakan oleh pasien Omicron.

Pihak National Health Service (NHS) mengungkapkan bahwa gejala lain yang mungkin dirasakan oleh pasien Omicron adalah hilangnya nafsu makan. Dengan begitu, asupan makanan yang diperlukan tubuh akan berkurang dan menghambat pemulihan pada pasien.

"Banyak orang mengalami kehilangan nafsu makan dan asupan makanan berkurang ketika tidak sehat akibat COVID-19. Jika itu terjadi, masa pemulihan dapat memakan banyak waktu," ujar NHS.

"Makan yang baik itu penting karena tubuh Anda membutuhkan energi, protein, vitamin, dan mineral untuk membantu Anda pulih," sambungnya.

Meskipun varian Omicron tidak memiliki gejala yang serius, Bunda dan keluarga tetap harus menjaga kesehatan dan imunitas tubuh. Bunda juga harus menjaga asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh.

Makanan yang harus dihindari agar tak terkena Omicron

Agar tak rentan terkena varian Omicron, Bunda harus menghindari makanan yang bisa menyebabkan peradangan. Berikut ini deretan makanannya yang Bubun bantu rangkumkan dari laman Healthline.

1. Gula dan sirup jagung

Gula dan sirup jagung adalah dua jenis gula tambahan utama yang biasanya ada di dalam makanan, Bunda. Gula mengandung 50 persen glukosa dan fruktosa, sedangkan sirup jagung mengandung fruktosa setinggi 45 persen dan glukosa 55 persen.

Salah satu alasan mengapa gula berbahaya dan bisa membuat Bunda rentan terkena Omicron adalah karena bisa meningkatkan peradangan. Tak hanya itu, sebuah penelitian bahkan mengungkapkan bahwa gula bisa meningkatkan pengembangan kanker payudara yang menyebar ke paru-paru.

Tak hanya itu, Bunda. Gula dan makanan lain yang mengandung fruktosa bisa meningkatkan risiko terkena obesitas, resistensi insulin, diabetes, hati berlemak, kanker, dan penyakit ginjal.

2. Lemak trans

Lemak trans adalah lemak buatan yang paling tidak sehat yang bisa Bunda temui di dalam makanan. Lemak ini dibuat dengan menambahkan hidrogen ke lemak tak jenuh untuk memberi mereka stabilitas lemak yang lebih padat.

Kebanyakan lemak trans terdapat di dalam margarin, Bunda. Lemak ini juga sering ditambahkan ke dalam makanan sehingga bisa memperpanjang umur penyimpanannya.

Lemak trans terbukti bisa menyebabkan peradangan dan meningkatkan risiko penyakit. Lemak ini bisa menurunkan kolesterol baik dan merusak fungsi sel endotel yang melapisi arteri.

Klik baca halaman berikutnya yuk, Bunda.

Bunda, lihat juga video panduan masa isoman Omicron berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]



MAKANAN LAINNYA YANG PERLU DIHINDARI

Three sausages in a cast iron skillet with seasoning

ilustrasi daging olahan/ Foto: iStock

3. Karbohidrat olahan

Tidak semua karbohidrat akan menyebabkan masalah dalam tubuh, Bunda. Namun, karbohidrat olahan sudah kehilangan sebagian besar serat yang sangat penting bagi tubuh.

Karbohidrat olahan bisa ditemukan dalam permen, roti, pasta, kue kering, beberapa sereal, minuman main, serta semua makanan yang mengandung tambahan gula dan tepung, Bunda. Karbohidrat ini diproses secara tidak sehat sehingga bisa meningkatkan kadar gula dara dan meningkatkan peradangan yang bisa menyebabkan berbagai macam penyakit.

4. Daging olahan

Mengonsumsi daging bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, kanker perut, dan kanker usus besar, Bunda. Jenis daging yang harus dihindari adalah daging olahan seperti sosis, bacon, ham, daging asap, dan sebagainya.

Daging olahan mengandung lebih banyak produk akhir glikasi (AGEs) daripada daging lainnya. AGEs dibentuk dengan memasak daging dan beberapa makanan lainnya dengan suhu tinggi, sehingga bisa menyebabkan peradangan.

5. Minyak nabati

Beberapa ilmuwan percaya bahwa minyak nabati tertentu seperti minyak kedelai, bisa meningkatkan peradangan karena mengandung asam lemak omega-6 yang sangat tinggi. Meski begitu, beberapa jenis diet menggunakan lemak omega-6.

Para profesional kesehatan merekomendasikan makanan dengan jumlah omega-3 yang lebih banyak seperti lemak ikan. Bukan tanpa alasan, omega-3 memiliki sifat sebagai anti-inflamasi atau anti-peradangan.


(aci/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda