Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kunci Sukses Buka Bisnis Sendiri, Paling Penting Atur Cash Flow dengan Tepat

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Kamis, 24 Feb 2022 11:31 WIB

Young cheerful businesswoman listening music in headphones at office.
ilustrasi/ Foto: iStock

Di era digital dan serba maju ini, semakin banyak perempuan yang mendirikan bisnis sendiri. Bisnisnya pun beragam, ada bisnis kebutuhan bahan pokok, fashion, jasa/produk kesehatan, kerajinan, hingga kecantikan. Bunda juga punya bisnis sendiri?

Nah, bicara soal bisnis, menurut perencana keuangan Prita Ghozie, Bunda harus tahu dulu, nih, Bunda berada di spektrum mana dalam mendirikan bisnis. Apakah sekadar hobi? Job-business? Atau bonafide business?

"Job to business spectrum itu ada tiga. Ada jobbie, ada job-business, dan ada bonafide business. Apa bedanya? Jobbie pada dasarnya adalah hobi yang menyamar sebagai bisnis. Basically, kita tuh suka melakukannya, and we do it from time to time. Kita merasa dengan bisnis, kita bisa ngatur waktu," kata Prita Ghozie di acara Stellar Power Accelerator via Zoom, Rabu (23/2/2022).

"Itu menurut aku, perempuan yang ngomong aku bisa jadi lebih atur waktu, mostly masih di jobbie. Kenapa bisa bilang begitu? Karena kalau sudah benar-benar mendirikan bonafide business, kita enggak bisa ngatur waktu, waktu yang ngatur kita. Kenapa? Porsi tanggungjawabnya semakin lama semakin besar."

Sementara, job-business adalah Bunda sebagai 'bisnisnya', memang mudah untuk memulai dan dapat memenuhi personal goals, tapi kekurangannya adalah risk-reward trade-off dan kelelahan. Jadi misalnya, Bunda sakit, maka bisa pengaruhi omzet bisnisnya.

Kalau bonafide business, kata Prita, kelebihannya adalah kesempatan menciptakan equity value & scalability dan mendapat kesempatan membantu banyak rumah tangga. Hanya, kekurangannya itu butuh modal besar dan kesulitan dalam eksekusi. Jadi, Bunda berada di spektrum yang mana?

Banner Makanan Harus Dihindari untuk Cegah OmicronBanner Makanan Harus Dihindari untuk Cegah Omicron/ Foto: HaiBunda/Novita Rizki

Lebih lanjut, dalam mendirikan bisnis, Prita menekankan pentingnya cash flow. Kebanyakan orang, cash flow seringkali menjadi hal paling sulit bagi para pelaku bisnis, terlebih jika baru-baru saja mendirikan sebuah usaha.

"Aspek finansial, you as an owner atau you as a founder itu harus paham tiga hal,Nomor satu adalah perkiraan kebutuhan modal. Karena kalau kita tidak memahami kebutuhan modal, kita tidak akan pernah tahu uangnya dari mana, apakah uang dari kita? Perlu enggak nambah investor? Apakah kita pinjam?" ujar Prita.

Yang kedua adalah sumbernya. Apakah memungkinkan pinjam dari bank, atau dari modal sendiri, pinjam sama saudara. Dan yang ketiga adalah kelangsungan operasional.

Prita menjelaskan, ranah kelangsungan operasional itu seperti cash flow, pembukuan, dan lain sebagainya. Itu lah yang membuat usaha kita bisa berjalan dengan baik atau tidak.

Masih bicarakan cash flow, Prita mengatakan, cash flow ibarat 'darah' dari bisnis kita. Kenapa? Baca kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

Simak juga cerita sukses pengusaha tanaman hias, raih omzet miliaran Rupiah berkat Instagram Live:

[Gambas:Video Haibunda]



CASH FLOW IBARAT 'DARAH' DARI BISNIS

Young cheerful businesswoman listening music in headphones at office.

ilustrasi/ Foto: iStock

Dalam menjalankan bisnis, cash flow adalah 'darah' dari bisnis kita. Kenapa demikian?

"Cash flow itu (ibarat) darah. Darah dari usaha kita, enggak ada darah, enggak ngalir. Mau ke mana saja, pemasaran segala macam, (tapi) cash flow-nya enggak ada ya percuma."

"Kita punya bisnis, followers-nya juga banyak banget, tapi kita tidak mendatangkan cash flow, mau bayar pakai apa? Nah, itu hal yang menjadi penting sekali pada saat kita mengatur keuangan kita," ujarnya.

Di samping itu, Prita Ghozie menggarisbawahi bahwa amat sangat penting memahami jumlah modal. Karena, permasalahan cash flow itu biasanya akarnya dari modal.

"Kita sudah harus tahu modal kita jumlahnya berapa. Jangan dibalik, bukan 'gue punya duiit segini, gue mau bikin apa'. Tapi, kita decide dulu asetnya mau apa saja, modal investasi dan lain-lain, and then kita cari (modal)," ujarnya.

Setelah berjalan, pastinya Bunda ingin tahu, usaha Bunda nasibnya seperti apa. Apakah ngelaba? Atau kah impas? Atau kah rugi? Kata Prita, ini sebenarnya gampang banget untuk dilihat. Bunda bisa melihat laporan laba rugi.

Baca kelanjutannya di halaman berikut.

ATUR CASH FLOW LEWAT LAPORAN LABA RUGI

ilustrasi ibu bekerja

ilustrasi/ Foto: Getty Images

Di laporan laba rugi, Bunda harus pisahkan biaya dan beban. Yang namanya biaya itu, menurut Prita, adalah cost yang kita perlu buat kita bisa jualan. Sedangkan, beban itu seperti 'beban hidup', yang membebani usaha kita.

"Sekarang, we need to separate, teman-teman ini potret anatomi laba ruginya itu gimana? Sebenarnya kalau itu laba, labanya karena apa? Karena cost-nya kecil atau bebannya efisien? Efisien berarti bebannya tidak besar. Ini sebenarnya teknik-teknik untuk ngatur cash flow kita."

"Kalau misalnya kita menghadapi situasi, di mana cash flow-nya kurang. Nah, teman-teman bisa aturnya dari beban dan biaya."

Lebih lanjut, Prita menjelaskan penyebab bisnis seperti UKM atau startup itu gagal. Yang biasanya gagal itu karena tidak punya manajemen cash yang baik.

"Dari neracanya sudah enggak kuat, terus profitability-nya sebenarnya enggak ada. Ya, tidak perlu menunggu waktu (untuk gagal)," ungkapnya.

Ini makanya, menurut Prita, menjalankan bisnis di masa krisis seperti ini mengatur cash flow amatlah penting.


(aci)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda